Yas'alūnaka
‘anil-anfāl(i), qulil-anfālu lillāhi war-rasūl(i), fattaqullāha wa
aṣliḥū żāta bainikum, wa aṭī‘ullāha wa rasūlahū in kuntum mu'minīn(a).
Mereka
bertanya kepadamu (Nabi Muhammad) tentang (pembagian) harta rampasan
perang. Katakanlah, “Harta rampasan perang itu milik Allah dan Rasul
(menurut ketentuan Allah dan Rasul-Nya). Maka, bertakwalah kepada Allah
dan perbaikilah hubungan di antara sesamamu dan taatlah kepada Allah dan
Rasul-Nya jika kamu orang-orang mukmin.”
Innamal-mu'minūnal-lażīna
iżā żukirallāhu wajilat qulūbuhum wa iżā tuliyat ‘alaihim āyātuhū
zādathum īmānaw wa ‘alā rabbihim yatawakkalūn(a).
Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah mereka yang jika disebut nama Allah,304)
gemetar hatinya dan jika dibacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka,
bertambah (kuat) imannya dan hanya kepada Tuhannya mereka bertawakal,
Catatan Kaki
304) Menyebut nama Allah Swt. di sini berarti menyebut sifat-sifat yang mengagungkan dan memuliakan-Nya.
(Peristiwa itu)305)
sebagaimana Tuhanmu menyuruhmu pergi dari rumahmu dengan (berdasar)
kebenaran meskipun sesungguhnya sebagian orang-orang yang beriman, itu
tidak menyukainya.
Catatan Kaki
305) Sebagian sahabat Nabi keberatan dengan ketentuan pembagian harta rampasan perang, sebagaimana mereka keberatan dengan perintah Allah Swt. untuk melaksanakan Perang Badar.
Mereka
membantahmu (Nabi Muhammad) tentang kebenaran (Perang Badar) setelah
nyata (bahwa mereka pasti menang) seakan-akan mereka dihalau pada
kematian dan melihat (sebab kematian itu).
Wa
iż ya‘idukumullāhu iḥdaṭ-ṭā'ifataini annahā lakum wa tawaddūna anna
gaira żātisy-syaukati takūnu lakum wa yurīdullāhu ay yuḥiqqal-ḥaqqa
bikalimātihī wa yaqṭa‘a dābiral-kāfirīn(a).
(Ingatlah) ketika Allah menjanjikan kepadamu bahwa salah satu dari dua golongan306)
(yang kamu hadapi) adalah milikmu, sedangkan kamu menginginkan bahwa
yang tidak mempunyai kekuatan senjatalah milikmu. Akan tetapi, Allah
hendak menetapkan yang benar (Islam) dengan ketentuan-Nya dan
memusnahkan orang-orang kafir sampai ke akar-akarnya
Catatan Kaki
306) Dua golongan tersebut adalah kafilah Abu Sufyan yang membawa dagangan dari Syam dan pasukan bersenjata yang datang dari Makkah di bawah pimpinan ‘Utbah bin Rabi‘ah dan Abu Jahal.
Iż tastagīṡūna rabbakum fastajāba lakum annī mumiddukum bi'alfim minal-malā'ikati murdifīn(a).
(Ingatlah)
ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu Dia
mengabulkan(-nya) bagimu (seraya berfirman), “Sesungguhnya Aku akan
mendatangkan bala bantuan kepadamu berupa seribu malaikat yang datang
berturut-turut.”
Wa mā ja‘alahullāhu illā busyrā wa litaṭma'inna bihī qulūbukum, wa man-naṡru illā min ‘indillāh(i), innallāha ‘azīzun ḥakīm(un).
Allah
tidak menjadikannya (bala bantuan itu), melainkan sebagai kabar gembira
dan agar hatimu menjadi tenteram karenanya. Kemenangan itu hanyalah
dari sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Iż
yugasysyīkumun-nu‘āsa amanatam minhu wa yunazzilu ‘alaikum minas-samā'i
mā'al liyuṭahhirakum bihī wa yużhiba ‘ankum rijzasy-syaiṭāni wa
liyarbiṭa ‘alā qulūbikum wa yuṡabbita bihil-aqdām(a).
(Ingatlah)
ketika Allah membuat kamu mengantuk sebagai penenteraman dari-Nya dan
menurunkan air (hujan) dari langit kepadamu untuk menyucikan kamu dengan
(hujan) itu, menghilangkan gangguan-gangguan setan dari dirimu, dan
menguatkan hatimu serta memperteguh telapak kakimu.
Iż
yūḥī rabbuka ilal-malā'ikati annī ma‘akum fa ṡabbitul-lażīna āmanū,
sa'ulqī fī qulūbil-lażīna kafarur-ru‘ba faḍribū fauqal-a‘nāqi waḍribū
minhum kulla banān(in).
(Ingatlah)
ketika Tuhanmu mewahyukan kepada para malaikat, “Sesungguhnya Aku
bersamamu. Maka, teguhkanlah (pendirian) orang-orang yang beriman. Kelak
Aku akan menimpakan rasa takut ke dalam hati orang-orang yang kufur.
Maka, tebaslah bagian atas leher mereka dan potonglah tiap-tiap ujung
jari mereka.307)
Catatan Kaki
307) Ini terjadi dalam peperangan. Sasaran yang mematikan adalah leher. Akan tetapi, apabila lawan memakai baju besi sehingga sulit dikalahkan, tangannyalah yang dilumpuhkan agar tidak dapat memegang senjata supaya mudah ditawan.
Żālika bi'annahum syāqqullāha wa rasūlah(ū), wa may yusyāqiqillāha wa rasūlahū fa innallāha syadīdul-‘iqāb(i).
(Ketentuan)
yang demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka menentang Allah dan
Rasul-Nya. Siapa yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sesungguhnya Allah
sangat keras hukuman-Nya.
Żālikum fa żūqūhu wa anna lil-kāfirīna ‘ażāban-nār(i).
Demikian
itu (hukuman dunia yang ditimpakan atasmu). Maka, rasakanlah hukuman
itu, dan (di hari Kiamat) sesungguhnya bagi orang-orang kafir ada azab
neraka.
Wa
may yuwallihim yauma'iżin duburahū illā mutaḥarrifal liqitālin au
mutaḥayyizan ilā fi'atin faqad bā'a bigaḍabim minallāhi wa ma'wāhu
jahannam(u), wa bi'sal-maṣīr(u).
Siapa
yang mundur pada waktu itu, kecuali berbelok untuk (siasat) perang atau
hendak menggabungkan diri dengan pasukan yang lain, dia pasti akan
kembali dengan membawa kemurkaan Allah. Tempatnya adalah (neraka)
Jahanam dan (itulah) seburuk-buruk tempat kembali.
Falam
taqtulūhum wa lākinnallāha qatalahum, wa mā ramaita iż ramaita wa
lākinallāha ramā, wa liyubliyal-mu'minīna minhu balā'an ḥasanā(n),
innallāha samī‘un ‘alīm(un).
Maka,
(sebenarnya) bukan kamu yang membunuh mereka, melainkan Allah yang
membunuh mereka dan bukan engkau yang melempar ketika engkau melempar,
melainkan Allah yang melempar. (Allah berbuat demikian untuk
membinasakan mereka) dan untuk memberi kemenangan kepada orang-orang
mukmin dengan kemenangan yang baik.308) Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Catatan Kaki
308) Peristiwa ini terkait Perang Badar sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Abbas. Dia bercerita bahwa ketika Perang Badar berkecamuk, Nabi Muhammad saw. berkata kepada Ali, “Ambilkan aku segenggam pasir!” Ali segera mengambil pasir tersebut dan menyerahkannya kepada beliau. Lalu, beliau melemparkan pasir itu ke muka para musuh sehingga tidak seorang pun yang matanya luput darinya. Oleh karena itu, hancurlah mereka.” (Riwayat aṭ-Ṭabrani).
In
tastaftiḥū faqad jā'akumul-fatḥ(u), wa in tantahū fa huwa khairul
lakum, wa in ta‘ūdū na‘ud, wa lan tugniya ‘ankum fi'atukum syai'aw wa
lau kaṡurat, wa anallāha ma‘al-mu'minīn(a).
Jika
kamu (kaum kafir) meminta putusan (tentang pihak mana yang benar),
sungguh putusan itu telah datang kepadamu (kemenangan kaum muslim pada
Perang Badar). Jika kamu berhenti (memusuhi Rasul), itulah yang lebih
baik bagimu. Jika kamu kembali (melakukan kezaliman serupa), niscaya
Kami akan kembali (mengalahkan kamu). Pasukanmu sedikit pun tidak akan
dapat menolak bahaya darimu biarpun (banyak jumlahnya). Sesungguhnya
Allah beserta orang-orang yang beriman.
Yā ayyuhal-lażīna āmanū aṭī‘ullāha wa rasūlahū wa lā tawallau ‘anhu wa antum tasma‘ūn(a).
Wahai
orang-orang yang beriman, taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan
janganlah kamu berpaling dari-Nya, padahal kamu mendengar (perintah dan
larangan-Nya).
Wa lā takūnū kal-lażīna qālū sami‘nā wa hum lā yasma‘ūn(a).
Janganlah
kamu menjadi seperti orang-orang (munafik dan musyrik) yang berkata,
“Kami mendengarkan.” Padahal, mereka tidak mendengarkan (tidak
mengamalkannya).
Sesungguhnya
seburuk-buruk makhluk yang bergerak di atas bumi dalam pandangan Allah
ialah mereka yang tuli dan bisu (tidak mau mendengar dan tidak mau
mengatakan kebenaran), yaitu orang-orang yang tidak mengerti.
Wa lau ‘alimallāhu fīhim khairal la'asma‘ahum, wa lau asma‘ahum latawallau wa hum mu‘riḍūn(a).
Seandainya Allah mengetahui ada kebaikan pada diri mereka, pasti Dia jadikan mereka dapat mendengar.309) Seandainya Allah menjadikan mereka dapat mendengar, niscaya mereka berpaling dan memang memalingkan diri.
Catatan Kaki
309) Pengandaian dalam ayat ini bukan berarti Allah Swt. tidak tahu. Ayat ini justru menegaskan kemahatahuan-Nya bahwa tidak ada kebaikan pada diri mereka.
Yā
ayyuhal-lażīna āmanustajībū lillāhi wa lir-rasūli iżā da‘ākum limā
yuḥyīkum, wa‘lamū annallāha yaḥūlu bainal-mar'i wa qalbihī wa annahū
ilaihi tuḥsyarūn(a).
Wahai
orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan Rasul (Nabi
Muhammad) apabila dia menyerumu pada sesuatu yang memberi kehidupan
kepadamu!310) Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dengan hatinya311) dan sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan.
Catatan Kaki
310) Seruan tersebut berupa panggilan untuk berperang demi meninggikan kalimat Allah Swt. serta menjaga keberlangsungan Islam dan kaum muslim. Dapat juga dipahami bahwa seruan itu berupa ajakan menuju iman, petunjuk, jihad, dan segala hal yang berkaitan dengan kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
311) Allah swt. menguasai hati manusia dan mengarahkannya sesuai kehendak-Nya. Maka, Allah Swt. menghalangi kecenderungan manusia untuk menuruti hawa nafsu, kemudian membimbingnya menuju jalan yang lurus.
Ważkurū
iż antum qalīlum mustaḍ‘afūna fil-arḍi takhāfūna ay
yatakhaṭṭafakumun-nāsu fa āwākum wa ayyadakum binaṣrihī wa razaqakum
minaṭ-ṭayyibāti la‘allakum tasykurūn(a).
Ingatlah
ketika kamu (umat Islam) masih (berjumlah) sedikit lagi tertindas di
bumi (Makkah). (Saat itu) kamu takut bahwa orang-orang akan menculikmu,
lalu Dia memberimu tempat menetap (Madinah), menjadikanmu kuat dengan
pertolongan-Nya, dan memberimu rezeki yang baik agar kamu bersyukur.
Yā ayyuhal-lażīna āmanū lā takhūnullāha war-rasūla wa takhūnū amānātikum wa antum ta‘lamūn(a).
Wahai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul
serta janganlah kamu mengkhianati amanat yang dipercayakan kepadamu,
sedangkan kamu mengetahui.
Yā
ayyuhal-lażīna āmanū in tattaqullāha yaj‘al lakum furqānaw wa yukaffir
‘ankum sayyi'ātikum wa yagfir lakum, wallāhu żul-faḍlil-‘aẓīm(i).
Wahai
orang-orang yang beriman, jika kamu bertakwa kepada Allah, niscaya Dia
akan memberikan furqan (kemampuan membedakan antara yang hak dan batil)
kepadamu, menghapus segala kesalahanmu, dan mengampuni (dosa-dosa)-mu.
Allah memiliki karunia yang besar.
Wa
iż yamkuru bikal-lażīna kafarū liyuṡbitūka au yaqtulūka au
yukhrijūk(a), wa yamkurūna wa yamkurullāh(u), wallāhu
khairul-mākirīn(a).
(Ingatlah)
ketika orang-orang yang kufur merencanakan tipu daya terhadapmu (Nabi
Muhammad) untuk menahan, membunuh, atau mengusirmu. Mereka membuat tipu
daya dan Allah membalas tipu daya itu. Allah adalah sebaik-baik pembalas
tipu daya.
Wa iżā tutlā ‘alaihim āyātunā qālū qad sami‘nā lau nasyā'u laqulnā miṡla hāżā, in hāżā illā asāṭīrul-awwalīn(a).
Apabila
ayat-ayat Kami dibacakan kepada mereka, mereka berkata, “Sungguh, kami
telah mendengar (yang seperti ini). Jika kami menghendaki, niscaya kami
dapat mengucapkan yang seperti ini juga. (Al-Qur’an) ini tidak lain
hanyalah dongeng orang-orang terdahulu.”
Wa iż qālullāhumma in kāna hāżā huwal-ḥaqqa min ‘indika fa amṭir ‘alainā ḥijāratam minas-samā'i awi'tinā bi‘ażābin alīm(in).
(Ingatlah)
ketika mereka (orang-orang musyrik) berkata, “Ya Allah, jika
(Al-Qur’an) ini adalah kebenaran dari sisi-Mu, hujanilah kami dengan
batu dari langit atau datangkanlah kepada kami azab yang sangat pedih.”
Wa mā kānallāhu liyu‘ażżibahum wa anta fīhim, wa mā kānallāhu mu‘ażżibahum wa hum yastagfirūn(a).
Allah
sekali-kali tidak akan mengazab mereka selama engkau (Nabi Muhammad)
berada di antara mereka dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka
selama mereka memohon ampunan.
Wa
mā lahum allā yu‘ażżibahumullāhu wa hum yaṣuddūna ‘anil-masjidil-ḥarāmi
wa mā kānū auliyā'ah(ū), in auliyā'uhū illal-muttaqūna wa lākinna
akṡarahum lā ya‘lamūn(a).
Mengapa
Allah tidak mengazab mereka, sedangkan mereka menghalang-halangi
(orang) untuk (beribadah di) Masjidilharam? Mereka bukanlah orang-orang
yang berhak menjadi pengurusnya. Orang yang berhak menjadi pengurusnya
hanyalah orang-orang yang bertakwa, tetapi kebanyakan mereka tidak
mengetahui.
Sesungguhnya
orang-orang yang kufur menginfakkan harta mereka untuk
menghalang-halangi (orang) dari jalan Allah. Mereka akan (terus)
menginfakkan harta itu, kemudian (hal itu) menjadi (sebab) penyesalan
yang besar bagi mereka. Akhirnya, mereka akan dikalahkan. Ke (neraka)
Jahanamlah orang-orang yang kufur itu akan dikumpulkan
Liyamīzallāhul-khabīṡa
minaṭ-ṭayyibi wa yaj‘alal-khabīṡa ba‘ḍahū ‘alā ba‘ḍin fa yarkumahū
jamī‘an fa yaj‘alahū fī jahannam(a), ulā'ika humul-khāsirūn(a).
agar
Allah memisahkan (golongan) yang buruk dari yang baik dan menjadikan
(golongan) yang buruk itu sebagiannya di atas yang lain, lalu Dia
menumpukkan semuanya. Kemudian, Dia menjadikannya ke dalam (neraka)
Jahanam. Mereka itulah orang-orang yang rugi.
Qul lil-lażīna kafarū in yantahū yugfar lahum mā qad salaf(a), wa iy ya‘ūdū faqad maḍat sunnatul-awwalīn(a).
Katakanlah
(Nabi Muhammad) kepada orang-orang yang kufur itu, “Jika mereka
berhenti (dari kekufurannya dan masuk Islam), niscaya akan diampuni
dosa-dosa mereka yang telah lalu. Jika mereka kembali lagi (memerangi
Nabi), sungguh berlaku (kepada mereka) sunah (aturan Allah untuk
menjatuhkan sanksi atas) orang-orang terdahulu.”
Wa qātilūhum ḥattā lā takūna fitnatuw wa yakunad-dīnu kulluhū lillāh(i),fa inintahau fa innallāha bimā ya‘malūna baṣīr(un).
Perangilah
mereka sampai tidak ada lagi fitnah (penganiayaan atau syirik) dan
agama seutuhnya hanya bagi Allah. Jika mereka berhenti (dari kekufuran),
sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan.
Wa‘lamū
annamā ganimtum min syai'in fa anna lillāhi khumusahū wa lir-rasūli wa
liżil-qurbā wal-yatāmā wal-masākīni wabnis-sabīli in kuntum āmantum
billāhi wa mā anzalnā ‘alā ‘abdinā yaumal-furqāni
yaumal-taqal-jam‘ān(i), wallāhu ‘alā kulli syai'in qadīr(un).
Ketahuilah, sesungguhnya apa pun yang kamu peroleh sebagai rampasan perang,312) maka seperlimanya untuk Allah, Rasul, kerabat (Rasul), anak-anak yatim, orang-orang miskin, dan ibnusabil,313)
jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang Kami turunkan kepada
hamba Kami (Nabi Muhammad) pada hari al-furqān (pembeda), yaitu pada
hari bertemunya dua pasukan.314) Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Catatan Kaki
312) Yang dimaksud dengan rampasan perang di sini adalah harta yang diperoleh dari orang-orang kafir melalui pertempuran. Adapun harta yang diperoleh tanpa melalui pertempuran disebut fai‘. Pembagian dalam ayat ini hanya berkaitan dengan ganimah saja.
313) Seperlima dari ganimah itu dibagi kepada: (1) Allah Swt. dan Rasul-Nya, (2) kerabat Rasul (Bani Hasyim dan Bani Muttalib), (3) anak yatim, (4) orang miskin, dan (5) ibnusabil, yaitu orang yang sedang dalam perjalanan. Adapun empat per lima dari ganimah itu dibagikan kepada mereka yang ikut bertempur.
314) Hari bertemunya dua pasukan pada Perang Badar (Jumat, 17 Ramadan 2 H). Sebagian mufasir berpendapat bahwa ayat ini mengisyaratkan permulaan turunnya Al-Qur’an pada malam 17 Ramadan.
Iż
antum bil-‘udwatid-dun-yā wa hum bil-‘udwatil-quṣwā war-rakbu asfala
minkum, wa lau tawā‘attum lakhtalaftum fil-mī‘ād(i), wa lākil
liyaqḍiyallāhu amran kāna maf‘ūlā(n), liyahlika man halaka ‘am
bayyinatiw wa yaḥyā may ḥayya ‘am bayyinah(tin), wa innallāha lasamī‘un
‘alīm(un).
(Yaitu,)
ketika kamu berada di pinggir lembah yang dekat (kota Madinah) dan
mereka berada di pinggir lembah yang jauh (dari kota Madinah), sedangkan
kafilah itu berada lebih rendah daripada kamu (menelusuri pantai).315)
Seandainya kamu mengadakan perjanjian (untuk menentukan hari
pertempuran), niscaya kamu berbeda pendapat dalam menentukan hari
pertempuran itu, tetapi (pertempuran itu terjadi) supaya Allah
melaksanakan suatu urusan yang harus terjadi, yaitu agar orang yang
binasa itu binasa dengan bukti yang nyata dan agar orang yang hidup itu
hidup dengan bukti yang nyata (pula). Sesungguhnya Allah Maha Mendengar
lagi Maha Mengetahui.
Catatan Kaki
315) Kaum muslim waktu itu berada di pinggir lembah yang dekat ke Madinah dan orang-orang kafir berada di pinggir lembah yang jauh dari Madinah. Adapun kafilah yang dipimpin oleh Abu Sufyan berada di tepi pantai yang berjarak kira-kira 5 mil dari Badar.
Iż
yurīkahumullāhu fī manāmika qalīlā(n), wa lau arākahum kaṡīral
lafasyiltum wa latanāza‘tum fil-amri wa lākinnallāha sallam(a), innahū
‘alīmum biżātiṣ-ṣudūr(i).
(Ingatlah)
ketika Allah memperlihatkan mereka kepadamu (Nabi Muhammad) di dalam
mimpimu (dalam jumlah) sedikit. Seandainya Allah memperlihatkan mereka
kepadamu (dalam jumlah) banyak, niscaya kamu gentar dan kamu akan
berbantah-bantahan dalam urusan itu, tetapi Allah telah menyelamatkan
(kamu). Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui apa yang ada dalam hati.
Wa
iż yurīkumūhum iżil-taqaitum fī a‘yunikum qalīlaw wa yuqallilukum fī
a‘yunihim liyaqḍiyallāhu amran kāna maf‘ūlā(n), wa ilallāhi
turja‘ul-umūr(u).
(Ingatlah)
ketika Dia memperlihatkan mereka kepada kamu (orang-orang beriman),
ketika kamu berjumpa dengan mereka (berjumlah) sedikit menurut
penglihatan matamu dan Dia memperlihatkan kamu (berjumlah) sedikit dalam
penglihatan mereka supaya Allah melaksanakan suatu urusan yang harus
terjadi. Hanya kepada Allah segala urusan dikembalikan.
Wahai
orang-orang yang beriman, apabila kamu bertemu dengan pasukan (musuh),
maka berteguh hatilah dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya agar
kamu beruntung.
Wa aṭī‘ullāha wa rasūlahū wa lā tanāza‘ū fa tafsyalū wa tażhaba rīḥukum waṣbirū, innallāha ma‘aṣ-ṣābirīn(a).
Taatilah
Allah dan Rasul-Nya, janganlah kamu berbantah-bantahan yang menyebabkan
kamu menjadi gentar dan kekuatanmu hilang, serta bersabarlah.
Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar.
Wa
lā takūnū kal-lażīna kharajū min diyārihim baṭaraw wa ri'ā'an-nāsi wa
yaṣuddūna ‘an sabīlillāh(i), wallāhu bimā ya‘malūna muḥīṭ(un).
Janganlah
kamu menjadi seperti orang-orang yang keluar dari kampung halamannya
dengan rasa angkuh dan ingin dipuji orang (riya) serta
menghalang-halangi (orang) dari jalan Allah. Allah Maha Meliputi apa
yang mereka kerjakan.
Wa
iż zayyana lahumusy-syaiṭānu a‘mālahum wa qāla lā gāliba lakumul-yauma
minan-nāsi wa innī jārul lakum, falammā tarā'atil-fi'atāni nakaṣa ‘alā
‘aqibaihi wa qāla innī barī'um minkum innī arā mā lā tarauna innī
akhāfullāh(a), wallāhu syadīdul-‘iqāb(i).
(Ingatlah)
ketika setan menjadikan terasa indah bagi mereka perbuatan-perbuatan
(dosa) mereka dan mengatakan, “Tidak ada (seorang pun) yang dapat
mengalahkan kamu pada hari ini dan sesungguhnya aku adalah penolongmu.”
Maka, ketika kedua pasukan itu telah saling melihat (berhadapan), ia
(setan) berbalik ke belakang seraya berkata, “Sesungguhnya aku berlepas
diri dari kamu, sesungguhnya aku melihat apa (para malaikat) yang tidak
kamu lihat. Sesungguhnya aku takut kepada Allah.” Allah sangat keras
hukuman-Nya.
Iż
yaqūlul-munāfiqūna wal-lażīna fī qulūbihim maraḍun garra hā'ulā'i
dīnuhum, wa may yatawakkal ‘alallāhi fa innallāha ‘azīzun ḥakīm(un).
(Ingatlah)
ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang ada penyakit dalam
hatinya berkata, “Mereka itu (orang-orang mukmin) ditipu oleh agamanya.”
(Allah berfirman,) “Siapa pun yang bertawakal kepada Allah,
sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
Wa lau tarā iż yatawaffal-lażīna kafarul-malā'ikatu yaḍribūna wujūhahum wa adbārahum, wa żūqū ‘ażābal-ḥarīq(i).
Seandainya
engkau melihat ketika para malaikat mencabut nyawa orang-orang yang
kafir sambil memukul wajah-wajah dan punggung-punggung mereka (dan
berkata), “Rasakanlah olehmu siksa yang membakar,” (niscaya engkau
saksikan sesuatu yang sangat dahsyat).
Kada'bi
āli fir‘aun(a), wal-lażīna min qablihim, kafarū bi'āyātillāhi fa
akhażahumullāhu biżunūbihim, innallāha qawiyyun syadīdul-‘iqāb(i).
(Keadaan
mereka) serupa dengan keadaan pengikut Fir‘aun dan orang-orang yang
sebelum mereka. Mereka mengingkari ayat-ayat Allah, maka Allah menyiksa
mereka disebabkan dosa-dosanya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi sangat
keras hukuman-Nya.
Yang
demikian itu karena sesungguhnya Allah tidak akan mengubah suatu nikmat
yang telah dianugerahkan-Nya kepada suatu kaum sehingga mereka mengubah
apa yang ada pada diri mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi
Maha Mengetahui.
Kada'bi
āli fir‘aun(a), wal-lażīna min qablihim, każżabū bi'āyāti rabbihim fa
ahlaknāhum biżunūbihim wa agraqnā āla fir‘aun(a), wa kullun kānū
ẓālimīn(a).
(Keadaan
mereka) serupa dengan keadaan pengikut Fir‘aun dan orang-orang yang
sebelum mereka. Mereka mendustakan ayat-ayat Tuhannya. Maka, Kami
membinasakan mereka disebabkan oleh dosa-dosanya dan Kami tenggelamkan
pengikut Fir‘aun (bersamanya). Semuanya adalah orang-orang zalim.
(Yaitu,)
orang-orang yang engkau telah mengikat perjanjian dengan mereka,
kemudian setiap kali berjanji mereka mengkhianati janjinya sedangkan
mereka tidak bertakwa.
Fa immā taṡqafannahum fil-ḥarbi fa syarrid bihim man khalfahum la‘allahum yażżakkarūn(a).
Maka,
jika engkau (Nabi Muhammad) benar-benar mendapati mereka dalam
peperangan, cerai-beraikanlah orang-orang yang di belakang mereka dengan
(menumpas) mereka agar mereka mengambil pelajaran.
Wa immā takhāfanna min qaumin khiyānatan fambiż ilaihim ‘alā sawā'(in), innallāha lā yuḥibbul-khā'inīn(a).
Jika
engkau (Nabi Muhammad) benar-benar khawatir (akan terjadi)
pengkhianatan dari suatu kaum, kembalikanlah (perjanjian itu) kepada
mereka dengan cara seimbang (adil dan jujur). Sesungguhnya Allah tidak
menyukai para pengkhianat.
Wa lā yaḥsabannal-lażīna kafarū sabaqū, innahum lā yu‘jizūn(a).
Janganlah
sekali-kali orang-orang kafir itu mengira (bahwa) mereka dapat lolos
(dari kekuasaan Allah). Sesungguhnya mereka tidak dapat melemahkan
(Allah).
Wa
a‘iddū lahum mastaṭa‘tum min quwwatiw wa mir ribāṭil-khaili turhibūna
bihī ‘aduwwallāhi wa ‘aduwwakum wa ākharīna min dūnihim, lā
ta‘lamūnahum, allāhu ya‘lamuhum, wa mā tunfiqū min syai'in fī
sabīlillāhi yuwaffa ilaikum wa antum lā tuẓlamūn(a).
Persiapkanlah
untuk (menghadapi) mereka apa yang kamu mampu, berupa kekuatan (yang
kamu miliki) dan pasukan berkuda. Dengannya (persiapan itu) kamu membuat
gentar musuh Allah, musuh kamu dan orang-orang selain mereka yang kamu
tidak mengetahuinya, (tetapi) Allah mengetahuinya. Apa pun yang kamu
infakkan di jalan Allah niscaya akan dibalas secara penuh kepadamu,
sedangkan kamu tidak akan dizalimi.
Wa in janaḥū lis-salmi fajnaḥ lahā wa tawakkal ‘alallāh(i), innahū huwas-samī‘ul-‘alīm(u).
(Akan
tetapi,) jika mereka condong pada perdamaian, condonglah engkau (Nabi
Muhammad) padanya dan bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya hanya
Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Wa iy yurīdū ay yakhda‘ūka fa inna ḥasbakallāh(u), huwal-lażī ayyadaka binaṣrihī wa bil-mu'minīn(a).
Jika
mereka hendak menipumu, sesungguhnya cukuplah Allah (menjadi Pelindung)
bagimu. Dialah yang memperkuat kamu dengan pertolongan-Nya dan dengan
(dukungan) orang-orang mukmin.
Wa
allafa baina qulūbihim, lau anfaqta mā fil-arḍi jamī‘am mā allafta
baina qulūbihim wa lākinnallāha allafa bainahum, innahū ‘azīzun
ḥakīm(un).
Dia
(Allah) mempersatukan hati mereka (orang yang beriman). Seandainya
engkau (Nabi Muhammad) menginfakkan semua (kekayaan) yang berada di
bumi, niscaya engkau tidak dapat mempersatukan hati mereka, tetapi Allah
telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha Perkasa lagi
Maha Bijaksana.
Wahai
Nabi (Muhammad), kobarkanlah semangat orang-orang mukmin untuk
berperang. Jika ada dua puluh orang yang sabar di antara kamu, niscaya
mereka dapat mengalahkan dua ratus (orang musuh); dan jika ada seratus
orang (yang sabar) di antara kamu, niscaya mereka dapat mengalahkan
seribu orang kafir karena mereka (orang-orang kafir itu) adalah kaum
yang tidak memahami.316)
Catatan Kaki
316) Mereka tidak mengerti bahwa berperang itu harus didasari semangat membela keyakinan dan menaati perintah Allah Swt. Mereka berperang semata-mata mempertahankan tradisi jahiliah dan maksud-maksud duniawi lainnya.
Al'āna
khaffafallāhu ‘ankum wa ‘alima anna fīkum ḍa‘fā(n), fa iy yakum minkum
mi'atun ṣābiratuy yaglibū mi'atain(i), wa iy yakum minkum alfuy yaglibū
alfaini bi'iżnillāh(i), wallāhu ma‘aṣ-ṣābirīn(a).
Sekarang
(saat turunnya ayat ini) Allah telah meringankan kamu karena Dia
mengetahui sesungguhnya ada kelemahan padamu. Jika di antara kamu ada
seratus orang yang sabar, niscaya mereka dapat mengalahkan dua ratus
(orang musuh) dan jika di antara kamu ada seribu orang (yang sabar),
niscaya mereka dapat mengalahkan dua ribu orang dengan seizin Allah.
Allah beserta orang-orang yang sabar.
Tidaklah
(sepatutnya) bagi seorang nabi mempunyai tawanan sebelum dia dapat
melumpuhkan musuhnya di bumi. Kamu menghendaki harta benda duniawi,
sedangkan Allah menghendaki (pahala) akhirat (untukmu). Allah Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Fa kulū mimmā ganimtum ḥalālan ṭayyibā(n), wattaqullāh(a), innallāha gafūrur raḥīm(un).
(Jika
demikian halnya ketetapan Allah,) makanlah (dan manfaatkanlah) sebagian
rampasan perang yang telah kamu peroleh itu sebagai makanan yang halal
lagi baik dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.
Wahai
Nabi (Muhammad), katakanlah kepada para tawanan perang yang ada di
tanganmu, “Jika Allah mengetahui ada kebaikan di dalam hatimu, niscaya
Dia akan menganugerahkan kepada kamu yang lebih baik daripada apa
(tebusan) yang telah diambil dari kamu dan Dia akan mengampuni kamu.”
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Wa iy yurīdū khiyānataka faqad khānullāha min qablu fa amkana minhum wallāhu ‘alīmun ḥakim(un).
Akan
tetapi, jika mereka (para tawanan itu) hendak mengkhianatimu (Nabi
Muhammad), sungguh sebelumnya mereka telah berkhianat kepada Allah.
Lalu, Dia menjadikanmu menguasai mereka (pada perang Badar). Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
Innal-lażīna
āmanū wa hājarū wa jāhadū bi'amwālihim wa anfusihim fī sabīlillāhi
wal-lażīna āwaw wa naṣarū ulā'ika ba‘ḍuhum auliyā'u ba‘ḍ(in), wal-lażīna
āmanū wa lam yuhājirū mā lakum miw walāyatihim min syai'in ḥattā
yuhājirū, wa inistanṣarūkum fid-dīni fa ‘alaikumun naṣru illā ‘alā
qaumim bainakum wa bainahum mīṡāq(un), wallāhu bimā ta‘malūna baṣīr(un).
Sesungguhnya
orang-orang yang beriman, berhijrah, dan berjihad dengan harta dan
jiwanya pada jalan Allah, serta orang-orang yang memberikan tempat
kediaman dan memberi pertolongan (kepada Muhajirin), mereka itu
sebagiannya merupakan pelindung318)
bagi sebagian yang lain. Orang-orang yang beriman tetapi belum
berhijrah, maka tidak ada kewajiban sedikit pun atas kamu untuk
melindungi mereka sehingga mereka berhijrah. (Akan tetapi,) jika mereka
meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama (Islam),
wajib atas kamu memberikan pertolongan, kecuali dalam menghadapi kaum
yang telah terikat perjanjian antara kamu dengan mereka. Allah Maha
Melihat apa yang kamu kerjakan.
Orang-orang
yang kufur, sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain.
Jika kamu tidak melaksanakan apa yang telah diperintahkan Allah (untuk
saling melindungi), niscaya akan terjadi kekacauan di bumi dan kerusakan
yang besar.
Wal-lażīna
āmanū wa hājarū wa jāhadū fī sabīlillāhi wal-lażīna āwaw wa naṣarū
ulā'ika humul-mu'minūna ḥaqqā(n), lahum magfirtuw wa rizqun karīm(un).
Orang-orang
yang beriman, berhijrah, dan berjihad di jalan Allah, serta orang-orang
yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada orang
Muhajirin), mereka itulah orang-orang mukmin yang sebenarnya. Bagi
mereka ampunan (yang besar) dan rezeki yang mulia.
Wal-lażīna
āmanū mim ba‘du wa hājarū wa jāhadū ma‘akum fa ulā'ika minkum, wa
ulul-arḥāmi ba‘ḍuhum aulā biba‘ḍin fī kitābillāh(i), innallāha bikulli
syai'in ‘alīm(un).
Orang-orang
yang beriman setelah itu, berhijrah, dan berjihad bersamamu, maka
mereka itu termasuk (golongan) kamu. Orang-orang yang mempunyai hubungan
kerabat itu sebagiannya lebih berhak bagi sebagian yang lain menurut
Kitab Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
Traktir creator minum kopi dengan cara memberi sedikit donasi. Silahkan Pilih Metode Pembayaran