Qad
sami‘allāhu qaulal-latī tujādiluka fī zaujihā wa tasytakī ilallāh(i),
wallāhu yasma‘u taḥāwurakumā, innallāha samī‘um baṣīr(un).
Sungguh,
Allah telah mendengar ucapan wanita yang mengajukan gugatan kepadamu
(Nabi Muhammad) tentang suaminya dan mengadukan kepada Allah, padahal
Allah mendengar percakapan kamu berdua. Sesungguhnya Allah Maha
Mendengar lagi Maha Melihat.711)
Catatan Kaki
711) Ayat ini turun berkenaan dengan Khaulah binti Sa‘labah yang dizihar oleh suaminya, Aus bin Samit, dengan mengatakan, “Kamu bagiku seperti punggung ibuku,” dengan maksud tidak akan lagi menggauli istrinya sebagaimana ia tidak akan menggauli ibunya. Dalam adat Jahiliah, kalimat zihar seperti itu sama dengan menalak istri. Khaulah mengadukan hal itu kepada Rasulullah saw. Rasulullah menjawab bahwa Allah belum menurunkan ketentuan hukum tentang zihar. Dalam riwayat lain beliau bersabda, “Engkau telah diharamkan bergaul dengan dia.” Khaulah lalu berkata, “Suamiku belum menyebut kata-kata talak.” Ia berulang kali mendesak Rasulullah agar menetapkan keputusan. Maka, turunlah ayat ini dan ayat-ayat berikutnya.
Allażīna
yuẓāhirūna minkum min nisā'ihim mā hunna ummahātihim, in ummahātuhum
illal-lā'ī waladnahum, wa innahum layaqūlūna munkaram minal-qauli wa
zūrā(n), wa innallāha la‘afuwwun gafūr(un).
Orang-orang
yang menzihar istrinya (menganggapnya sebagai ibu) di antara kamu,
istri mereka itu bukanlah ibunya. Ibu-ibu mereka tidak lain hanyalah
perempuan yang melahirkannya. Sesungguhnya mereka benar-benar telah
mengucapkan suatu perkataan yang mungkar dan dusta. Sesungguhnya Allah
benar-benar Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun.
Wal-lażīna
yuẓāhirūna min nisā'ihim ṡumma ya‘ūdūna limā qālū fa taḥrīru raqabatim
min qabli ay yatamāssā, żālikum tū‘aẓūna bih(ī), wallāhu bimā ta‘malūna
khabīr(un).
Orang-orang
yang menzihar istrinya kemudian menarik kembali apa yang telah mereka
ucapkan wajibmemerdekakan seorang budak sebelum kedua suami istri itu
berhubungan badan. Demikianlah yang diajarkan kepadamu. Allah Maha
Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.
Famal
lam yajid faṣiyāmu syahraini mutatābi‘aini min qabli ay yatamāssā,
famal lam yastaṭi‘ fa iṭ‘āmu sittīna miskīnā(n), żālika litu'minū
billāhi wa rasūlih(ī), wa tilka ḥudūdullāh(i), wa lil-kāfirīna ‘ażābun
alīm(un).
Siapa
yang tidak mendapatkan (hamba sahaya) wajib berpuasa dua bulan
berturut-turut sebelum keduanya berhubungan badan. Akan tetapi, siapa
yang tidak mampu, (wajib) memberi makan enam puluh orang miskin.
Demikianlah agar kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Itulah
ketentuan-ketentuan Allah. Orang-orang kafir mendapat azab yang pedih.
Innal-lażīna
yuḥāddūnallāha wa rasūlahū kubitū kamā kubital-lażīna min qablihim wa
qad anzalnā āyātim bayyināt(in), wa lil-kāfirīna ‘ażābum muhīn(un).
Sesungguhnya
orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya dihinakan sebagaimana
dihinakan orang-orang sebelum mereka. Sungguh, Kami telah menurunkan
bukti-bukti yang nyata. Orang-orang kafir mendapat azab yang
menghinakan.
Yauma yab‘aṡuhumullāhu jamī‘an fa yunabbi'uhum bimā ‘amilū, aḥṣāhullāhu wa nasūh(u), wallāhu ‘alā kulli syai'in syahīd(un).
Pada
hari itu Allah membangkitkan mereka semua, lalu Dia memberitakan kepada
mereka apa yang telah mereka kerjakan. Allah menghitungnya (semua amal)
meskipun mereka telah melupakannya. Allah Maha Menyaksikan segala
sesuatu.
Alam
tara annallāha ya‘lamu mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍ(i), mā yakūnu min
najwā ṡalāṡatin illā huwa rābi‘uhum wa lā khamsatin illā huwa sādisuhum
wa lā adnā min żālika wa lā akṡara illā huwa ma‘ahum aina mā kānū, ṡumma
yunabbi'uhum bimā ‘amilū yaumal-qiyāmah(ti), innallāha bikulli syai'in
‘alīm(un).
Apakah
engkau tidak memperhatikan bahwa Allah mengetahui apa yang ada di
langit dan apa yang ada di bumi? Tidak ada pembicaraan rahasia antara
tiga orang, kecuali Dialah yang keempatnya dan tidak ada lima orang,
kecuali Dialah yang keenamnya. Tidak kurang dari itu atau lebih banyak,
kecuali Dia bersama mereka di mana pun mereka berada. Kemudian, Dia
memberitakan apa yang telah mereka kerjakan kepada mereka pada hari
Kiamat. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
Alam
tara ilal-lażīna nuhū ‘anin-najwā ṡummā ya‘ūdūna limā nuhū ‘anhu wa
yatanājauna bil-iṡmi wal-‘udwāni wa ma‘ṣiyatir-rasūl(i), wa iżā jā'ūka
ḥayyauka bimā lam yuḥayyika bihillāh(u), wa yaqūlūna fī anfusihim lau lā
yu‘ażżibunallāhu bimā naqūl(u), ḥasbuhum jahannam(u), yaṣlaunahā, fa
bi'sal-maṣīr(u).
Apakah
engkau tidak memperhatikan orang-orang yang telah dilarang mengadakan
pembicaraan rahasia, kemudian mereka kembali (melakukan) apa yang telah
dilarang itu? Mereka saling mengadakan pembicaraan rahasia untuk berbuat
dosa, permusuhan, dan durhaka kepada Rasul. Apabila datang kepadamu
(Nabi Muhammad), mereka mengucapkan salam kepadamu dengan cara yang
bukan sebagaimana yang ditentukan Allah untukmu. Mereka mengatakan dalam
hati, “Mengapa Allah tidak menyiksa kita atas apa yang kita katakan?”
Cukuplah bagi mereka (neraka) Jahanam yang akan mereka masuki. Maka,
(neraka itu) seburuk-buruk tempat kembali.
Yā
ayyuhal-lażīna āmanū iżā tanājaitum falā tatanājau bil-iṡmi wal-‘udwāni
wa ma‘ṣiyatir-rasūli wa tanājau bil-birri wat-taqwā, wattaqullāhal-lażī
ilaihi tuḥsyarūn(a).
Wahai
orang-orang yang beriman, apabila kamu saling mengadakan pembicaraan
rahasia, janganlah berbicara tentang perbuatan dosa, permusuhan, dan
durhaka kepada Rasul. Akan tetapi, berbicaralah tentang perbuatan
kebajikan dan takwa. Bertakwalah kepada Allah yang hanya kepada-Nya kamu
akan dikumpulkan.
Innaman-najwā
minasy-syaiṭāni liyaḥzunal-lażīna āmanū wa laisa biḍārrihim syai'an
illā bi'iżnillāh(i), wa ‘alallāhi falyatawakkalil-mu'minūn(a).
Sesungguhnya
pembicaraan rahasia itu hanyalah dari setan, agar orang-orang yang
beriman itu bersedih hati, sedangkan (pembicaraan) itu tidaklah memberi
mudarat sedikit pun kepada mereka, kecuali dengan izin Allah. Hanya
kepada Allah hendaknya orang-orang mukmin bertawakal.
Wahai
orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu “Berilah
kelapangan di dalam majelis-majelis,” lapangkanlah, niscaya Allah akan
memberi kelapangan untukmu. Apabila dikatakan, “Berdirilah,” (kamu)
berdirilah. Allah niscaya akan mengangkat orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Allah Maha
Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.
Yā
ayyuhal-lażīna āmanū iżā nājaitumur-rasūla fa qaddimū baina yaday
najwākum ṣadaqah(tan), żālika khairul lakum wa aṭhar(u), fa'illam tajidū
fa innallāha gafūrur raḥīm(un).
Wahai
orang-orang yang beriman, apabila kamu (ingin) melakukan pembicaraan
rahasia dengan Rasul, hendaklah kamu mengeluarkan sedekah (kepada orang
miskin) sebelum (melakukan) pembicaraan itu. Hal itu lebih baik bagimu
dan lebih bersih. Akan tetapi, jika kamu tidak mendapatkan (apa yang
akan disedekahkan), sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.
A'asyfaqtum
an tuqaddimū baina yaday najwākum ṣadaqāt(in), fa iż lam taf‘alū wa
tāballāhu ‘alaikum fa'aqīmuṣ-ṣalāta wa ātuz-zakāta wa aṭī‘ullāha wa
rasūlah(ūwallāhu khabīrum bimā ta‘malūn(a).
Apakah
kamu takut (menjadi miskin) jika mengeluarkan sedekah sebelum
(melakukan) pembicaraan rahasia dengan Rasul? Jika kamu tidak
melakukannya dan Allah mengampunimu, tegakkanlah salat, tunaikanlah
zakat, serta taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya. Allah Maha Teliti
terhadap apa yang kamu kerjakan.
Alam
tara ilal-lażīna tawallau qauman gaḍiballāhu ‘alaihim, mā hum minkum wa
lā minhum, wa yaḥlifūna ‘alal-każibi wa hum ya‘lamūn(a).
Tidakkah
engkau memperhatikan orang-orang (munafik) yang menjadikan suatu kaum
yang dimurkai Allah sebagai sahabat? Orang-orang itu bukan dari
(kaum)-mu dan bukan dari (kaum) mereka. Mereka bersumpah secara dusta
(mengaku mukmin), padahal mereka mengetahuinya.
Lan tugniya ‘anhum amwāluhum wa lā aulāduhum minallāhi syai'ā(n), ulā'ika aṣḥābun-nār(i), hum fīhā khālidūn(a).
Harta
benda dan anak-anak mereka tidak berguna sedikit pun (untuk menolong
mereka) dari (azab) Allah. Mereka itulah penghuni neraka. Mereka kekal
di dalamnya.
Yauma
yab‘aṡuhumullāhu jamī‘an fa yaḥlifūna lahū kamā yaḥlifūna lakum wa
yaḥsabūna annahum ‘alā syai'(in), alā innahum humul-kāżibūn(a).
(Ingatlah)
pada hari (ketika) Allah membangkitkan mereka semuanya. Lalu, mereka
bersumpah kepada-Nya (bahwa mereka mukmin) sebagaimana mereka bersumpah
kepadamu. Mereka menyangka bahwa mereka akan memperoleh sesuatu (manfaat
dari dustanya). Ketahuilah, sesungguhnya mereka adalah para pendusta.
Setan
telah menguasai mereka, lalu menjadikannya lupa mengingat Allah. Mereka
itulah golongan setan. Ketahuilah sesungguhnya golongan setan itulah
orang-orang yang rugi.
Lā
tajidu qaumay yu'minūna billāhi wal-yaumil ākhiri yuwāddūna man
ḥāddallāha wa rasūlahū wa lau kānū ābā'ahum au abnā'ahum au ikhwānahum
au ‘asyīratahum, ulā'ika kataba fī qulūbihimul-īmāna wa ayyadahum
birūḥim minh(u), wa yudkhiluhum jannātin tajrī min taḥtihal-anhāru
khālidīna fīhā, raḍiyallāhu ‘anhum wa raḍū ‘anh(u), ulā'ika
ḥizbullāh(i), alā inna ḥizballāhi humul-mufliḥūn(a).
Engkau
(Nabi Muhammad) tidak akan mendapatkan suatu kaum yang beriman kepada
Allah dan hari Akhir saling berkasih sayang dengan orang yang menentang
Allah dan Rasul-Nya sekalipun mereka itu bapaknya, anaknya, saudaranya,
atau kerabatnya. Mereka itulah orang-orang yang telah Allah tetapkan
keimanan di dalam hatinya dan menguatkan mereka dengan pertolongan
dari-Nya. Dia akan memasukkan mereka ke dalam surga yang mengalir di
bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya. Allah rida kepada
mereka dan mereka pun rida kepada-Nya. Merekalah golongan Allah.
Ingatlah, sesungguhnya golongan Allah itulah orang-orang yang beruntung.
Traktir creator minum kopi dengan cara memberi sedikit donasi. Silahkan Pilih Metode Pembayaran