Gāfiriż-żambi wa qābilit-taubi syadīdil-‘iqābi żiṭ-ṭaul(i), lā ilāha illā huw(a), ilaihil-maṣīr(u).
(Dia)
Pengampun dosa, Penerima tobat, Pemberi hukuman yang keras, (dan)
Pemilik karunia. Tidak ada tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nyalah (semua
makhluk) kembali.
Tidak
ada yang memperdebatkan ayat-ayat Allah, kecuali orang-orang yang
kufur. Oleh karena itu, janganlah engkau (Nabi Muhammad) tertipu oleh
bolak-balik perjalanan mereka di seluruh negeri.
Każżabat
qablahum qaumu nūḥiw wal-aḥzābu mim ba‘dihim, wa hammat kullu ummatim
birasūlihim liya'khużūhu wa jādalū bil-bāṭili liyudḥiḍū bihil-ḥaqqa
fa'akhażtuhum, fa kaifa kāna ‘iqāb(i).
Sebelum
mereka, kaum Nuh dan golongan-golongan yang bersekutu setelah mereka
mendustakan (rasul). Setiap umat telah merencanakan (tipu daya) terhadap
rasul mereka untuk membunuhnya. Mereka membantah dengan (alasan) yang
batil untuk melenyapkan kebenaran. Maka, Aku menyiksa mereka.
Bagaimanakah (pedihnya) azab-Ku?
Wa każālika ḥaqqat kalimatu rabbika ‘alal-lażīna kafarū annahum aṣḥābun-nār(i).
Demikianlah
(sebagaimana berlaku kepada umat terdahulu), ketetapan Tuhanmu itu
berlaku pula bagi orang-orang yang kufur bahwa mereka adalah para
penghuni neraka.
Allażīna
yaḥmilūnal-‘arsya wa man ḥaulahū yusabbiḥūna biḥamdi rabbihim wa
yu'minūna bihī wa yastagfirūna lil-lażīna āmanū, rabbanā wasi‘ta kulla
syai'ir raḥmataw wa ‘ilman fagfir lil-lażīna tābū wattaba‘ū sabīlaka wa
qihim ‘ażābal-jaḥīm(i).
(Para
malaikat) yang memikul ʻArasy dan yang berada di sekelilingnya selalu
bertasbih dengan memuji Tuhannya, beriman kepada-Nya, dan memohonkan
ampunan untuk orang-orang yang beriman. (Mereka berkata,) “Wahai Tuhan
kami, rahmat dan ilmu-Mu meliputi segala sesuatu. Maka, berikanlah
ampunan kepada orang-orang yang bertobat serta mengikuti jalan-Mu dan
lindungilah mereka dari azab (neraka) Jahim.
Rabbanā
wa adkhilhum jannāti ‘adninil-latī wa‘attahum wa man ṣalaḥa min
ābā'ihim wa azwājihim wa żurriyyātihim, innaka antal ‘azīzul-ḥakīm(u).
Wahai
Tuhan kami, masukkanlah mereka ke dalam surga ‘Adn yang telah Engkau
janjikan kepada mereka serta orang yang saleh di antara nenek moyang,
istri, dan keturunan mereka. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa
lagi Maha Bijaksana.
Wa qihimus-sayyi'āt(i), wa man taqis-sayyi'āti yauma'iżin faqad raḥimtah(ū), wa żālika huwal-fauzul-‘aẓīm(u).
Lindungilah
mereka dari keburukan. Siapa yang Engkau lindungi dari keburukan pada
hari itu, sungguh, Engkau telah menganugerahkan rahmat kepadanya. Itulah
kemenangan yang agung.”
Sesungguhnya
orang-orang yang kufur akan diseru (oleh malaikat pada hari Kiamat),
“Sungguh, kebencian Allah (kepadamu) jauh lebih besar daripada
kebencianmu kepada dirimu sendiri ketika kamu diseru untuk beriman, lalu
kamu mengingkarinya.”
Qālū rabbanā amattanaṡnataini wa aḥyaitanaṡnataini fa‘tarafnā biżunūbinā fa hal ilā khurūjim min sabīl(in).
Mereka
menjawab, “Wahai Tuhan kami, Engkau telah mematikan kami dua kali dan
telah menghidupkan kami dua kali (pula), lalu kami mengakui dosa-dosa
kami. Maka, adakah jalan (bagi kami) untuk keluar (dari neraka)?”
(Dikatakan
kepada mereka,) “Itu (terjadi) karena kamu benar-benar kufur apabila
diseru untuk menyembah Allah semata. (Namun,) jika Dia dipersekutukan,
kamu (langsung) percaya. Maka, keputusan (saat ini) ada pada Allah Yang
Maha Tinggi lagi Maha Besar.”
Huwal-lażī yurīkum āyātihī wa yunazzilu lakum minas-samā'i rizqā(n), wa mā yatażakkaru illā may yunīb(u).
Dialah
yang memperlihatkan tanda-tanda (kekuasaan)-Nya kepadamu dan menurunkan
rezeki dari langit untukmu. Yang mendapat pelajaran tidak lain, kecuali
orang-orang yang kembali (kepada Allah).
Rafī‘ud-darajāti żul-‘arsy(i), yulqir-rūḥa min amrihī ‘alā may yasyā'u min ‘ibādihī liyunżira yaumat-talāq(i).
(Dialah)
Yang Maha Tinggi derajat-Nya, yang memiliki ʻArasy, yang menurunkan
wahyu dengan perintah-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki di antara
hamba-hamba-Nya agar memperingatkan (manusia) tentang hari pertemuan
(hari Kiamat).
(Yaitu)
pada hari (ketika) mereka tampak dengan jelas (di hadapan Tuhan-Nya),
tidak (ada) satu (keadaan) pun dari mereka yang tersembunyi di sisi
Allah. (Allah berfirman,) “Milik siapakah kerajaan pada hari ini?”
(Lalu, dijawab,) “Milik Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan.”
Pada
hari ini setiap jiwa diberi balasan sesuai dengan apa yang telah
diusahakannya. Tidak ada yang terzalimi pada hari ini. Sesungguhnya
Allah sangat cepat perhitungan-Nya.
Wa anżirhum yaumal-āzifati iżil-qulūbu ladal-ḥanājiri kāẓimīn(a), mā liẓ-ẓālimīna min ḥamīmiw wa lā syafī‘iy yuṭā‘(u).
Berilah
mereka peringatan akan hari yang makin dekat (hari Kiamat, yaitu)
ketika hati (menyesak) sampai di kerongkongan karena menahan
(kesedihan). Tidak ada seorang pun teman setia bagi orang yang zalim dan
tidak ada baginya seorang penolong yang diterima (pertolongannya).
Dia mengetahui (pandangan) mata yang khianat665) dan apa yang tersembunyi di dalam dada.
Catatan Kaki
665) Maksud ungkapan pandangan yang khianat adalah pandangan pada hal-hal yang terlarang, seperti memandang lawan jenis yang bukan mahram tanpa alasan yang dibenarkan syariat.
Allah
memutuskan dengan hak (benar dan adil), sedangkan mereka yang disembah
selain-Nya tidak mampu memutuskan dengan suatu apa pun. Sesungguhnya
Allah, Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
Awalam
yasīrū fil-arḍi fayanẓurū kaifa kāna ‘āqibatul-lażīna kānū min
qablihim, kānū hum asyaddu minhum quwwataw wa āṡāran fil-arḍi
fa'akhażahumullāhu biżunūbihim, wa mā kāna lahum minallāhi miw wāq(in).
Apakah
mereka tidak berjalan di bumi, lalu memperhatikan bagaimana kesudahan
orang-orang yang sebelum mereka? Orang-orang itu lebih hebat kekuatannya
daripada mereka dan (lebih banyak) peninggalan (peradaban)-nya di bumi.
Akan tetapi, Allah mengazab mereka karena dosa-dosanya. Tidak ada suatu
pun yang melindungi mereka dari (azab) Allah.
Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya rasul-rasul telah datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata666) lalu mereka ingkar. Maka, Allah mengazab mereka. Sesungguhnya Dia Maha Kuat lagi Maha Keras hukuman-Nya.
Catatan Kaki
666) Maksud bukti-bukti yang nyata adalah mukjizat, hukum-hukum, dan ajaran yang dibawanya.
Falammā
jā'ahum bil-ḥaqqi min ‘indinā qāluqtulū abnā'al-lażīna āmanū ma‘ahū
wastaḥyū nisā'ahum, wa mā kaidul-kāfirīna illā fī ḍalāl(in).
Ketika
dia (Musa) datang kepada mereka membawa kebenaran dari Kami, mereka
berkata, “Bunuhlah anak laki-laki orang-orang yang beriman bersama dia
dan biarkan hidup perempuan-perempuan mereka.” Tidaklah tipu daya
orang-orang kafir itu kecuali sia-sia belaka.
Wa qāla fir‘aunu żarūnī aqtul mūsā walyad‘u rabbah(ū), innī akhāfu ay yubaddila dīnakum au ay yuẓhira fil-arḍil-fasād(a).
Fir‘aun
berkata (kepada pembesar-pembesarnya), “Biar aku yang membunuh Musa dan
suruh dia memohon kepada Tuhannya. Sesungguhnya aku khawatir (bahwa)
dia akan menukar agamamu atau menimbulkan kerusakan di bumi.”
Wa qāla mūsā innī ‘użtu birabbī wa rabbikum min kulli mutakabbiril lā yu'minu biyaumil-ḥisāb(i).
Musa
berkata, “Sesungguhnya aku berlindung kepada Tuhanku dan Tuhanmu dari
setiap orang yang menyombongkan diri yang tidak beriman kepada hari
Perhitungan.”
Wa
qāla rajulum mu'min(um), min āli fir‘auna yaktumu īmānahū ataqtulūna
rajulan ay yaqūla rabbiyallāhu wa qad jā'akum bil-bayyināti mir
rabbikum, wa iy yaku kāżiban fa ‘alaihi każibuh(ū), wa iy yaku ṣādiqay
yuṣibkum ba‘ḍul-lażī ya‘idukum, innallāha lā yahdī man huwa musrifun
każżāb(un).
Seorang
laki-laki mukmin dari keluarga Fir‘aun yang menyembunyikan imannya
berkata, “Apakah kamu akan membunuh seseorang karena dia berkata,
‘Tuhanku adalah Allah.’ Padahal, sungguh dia telah datang kepadamu
dengan membawa bukti-bukti yang nyata dari Tuhanmu. Jika dia seorang
pendusta, dialah yang akan menanggung (dosa) dustanya itu, dan jika dia
seorang yang benar, niscaya sebagian (bencana) yang diancamkan kepadamu
akan menimpamu. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang
yang melampaui batas lagi pendusta.
Wahai
kaumku, pada hari ini kerajaan ada padamu dengan berkuasa di bumi. Akan
tetapi, siapa yang akan menolong kita dari azab Allah jika (azab itu)
menimpa kita?” Fir‘aun berkata, “Aku hanya mengemukakan kepadamu apa
yang aku pandang baik dan aku hanya menunjukkan kepadamu jalan yang
benar.”
Wa qālal-lażī āmana yā qaumi innī akhāfu ‘alaikum miṡla yaumil-aḥzāb(i).
Orang
yang beriman itu berkata, “Wahai kaumku, sesungguhnya aku khawatir
(bahwa) kamu akan ditimpa (bencana) seperti hari (kehancuran) golongan
yang bersekutu.
Miṡla da'bi qaumi nūḥiw wa ‘ādiw wa ṡamūda wal-lażīna mim ba‘dihim, wa mallāhu yurīdu ẓulmal lil-‘ibād(i).
(Yakni)
seperti kebiasaan kaum Nuh, ‘Ad, Samud, dan orang-orang yang datang
setelah mereka (yang ditimpa bencana). Allah tidak menghendaki kezaliman
terhadap hamba-hamba-Nya.
Yauma tuwallūna mudbirīn(a), mā lakum minallāhi min ‘āṣim(in), wa may yuḍlilillāhu famā lahū min hād(in).
(Yaitu)
pada hari (ketika) kamu dipalingkan dengan berbalik ke belakang
(mencari perlindungan). Tidak ada seorang pun yang mampu menyelamatkanmu
dari (azab) Allah. Siapa yang disesatkan oleh Allah tidak ada baginya
(seorang) pemberi petunjuk pun.
Wa
laqad jā'akum yūsufu min qablu bil-bayyināti famā ziltum fī syakkim
mimmā jā'akum bih(ī), ḥattā iżā halaka qultum lay yab‘aṡallāhu mim
ba‘dihī rasūlā(n), każālika yuḍillullāhu man huwa musrifum murtāb(un).
Sungguh,
sebelum itu Yusuf benar-benar telah datang kepadamu dengan membawa
bukti-bukti yang nyata. Akan tetapi, kamu senantiasa dalam keraguan
terhadap apa yang dibawanya hingga ketika dia wafat, kamu berkata,
‘Allah sekali-kali tidak akan mengirim seorang rasul pun setelahnya.’
Demikianlah Allah membiarkan sesat orang yang melampaui batas dan
ragu-ragu.”
Orang-orang
yang memperdebatkan ayat-ayat Allah tanpa alasan yang sampai kepada
mereka, sangat besar kemurkaan (bagi mereka) di sisi Allah dan di sisi
orang-orang yang beriman. Demikianlah Allah mengunci hati setiap orang
yang sombong lagi sewenang-wenang.
Asbābas-samāwāti
fa aṭṭali‘a ilā ilāhi mūsā wa innī la'aẓunnuhū kāżibā(n), wa każālika
zuyyina lifir‘auna sū'u ‘amalihī wa ṣudda ‘anis-sabīl(i), wa mā kaidu
fir‘auna illā fī tabāb(in).
(yaitu)
pintu-pintu langit, agar aku dapat melihat Tuhannya Musa. Sesungguhnya
aku benar-benar meyakininya sebagai seorang pendusta.” Demikianlah
dijadikan terasa indah bagi Fir‘aun perbuatan buruknya itu, dan dia
tertutup dari jalan (yang benar). Tipu daya Fir‘aun itu tidak lain
kecuali membawa kerugian.
Man
‘amila sayyi'atan falā yujzā illā miṡlahā, wa man ‘amila ṣāliḥam min
żakarin au unṡā wa huwa mu'minun fa'ulā'ika yadkhulūnal-jannata
yurzaqūna fīhā bigairi ḥisāb(in).
Siapa
yang mengerjakan keburukan tidak dibalas, kecuali sebanding dengan
keburukan itu. Siapa yang mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun
perempuan sedangkan dia dalam keadaan beriman, akan masuk surga. Mereka
dianugerahi rezeki di dalamnya tanpa perhitungan.
Tad‘ūnanī li'akfura billāhi wa usyrika bihī mā laisa lī bihī ‘ilmuw wa ana ad‘ūkum ilal-‘azīzil-gaffār(i).
Kamu
menyeruku agar kufur kepada Allah dan mempersekutukan-Nya dengan
sesuatu yang tidak ada padaku pengetahuan tentangnya, padahal aku
menyerumu (beriman) kepada Yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.
Lā
jarama annamā tad‘ūnanī ilaihi laisa lahū da‘watun fid-dun-yā wa lā
fil-ākhirati wa anna maraddanā ilallāhi wa annal-musrifīna hum
aṣḥābun-nār(i).
Sudah
pasti bahwa apa yang kamu serukan kepadaku (agar menyembah)-nya
bukanlah seruan yang layak sama sekali di dunia dan di akhirat.
Sesungguhnya tempat kembali kita pasti kepada Allah dan sesungguhnya
orang-orang yang melampaui batas akan menjadi penghuni neraka.
Fa waqāhullāhu sayyi'āti mā makarū wa ḥāqa bi'āli fir‘auna sū'al-‘ażāb(i).
Maka,
Allah melindunginya (orang yang beriman) dari berbagai kejahatan tipu
daya mereka, sedangkan Fir‘aun beserta kaumnya dikepung oleh
seburuk-buruk azab.
An-nāru yu‘raḍūna ‘alaihā guduwwaw wa ‘asyiyyā(n), wa yauma taqūmus-sā‘ah(tu), adkhilū āla fir‘auna asyaddal-‘ażāb(i).
Neraka
diperlihatkan kepada mereka (di alam barzakh) pada pagi dan petang.
Pada hari terjadinya kiamat, (dikatakan,) “Masukkanlah Fir‘aun dan
kaumnya ke dalam sekeras-keras azab!”
Wa
iż yataḥājjūna fin-nāri fayaqūluḍ-ḍu‘afā'u lil-lażīnastakbarū innā
kunnā lakum taba‘an fahal antum mugnūna ‘annā naṣībam minan-nār(i).
(Ingatlah)
ketika mereka berbantah-bantahan di dalam neraka. Orang yang lemah
berkata kepada orang-orang yang menyombongkan diri, “Sesungguhnya kami
(dahulu) adalah pengikut-pengikutmu, maka dapatkah kamu melepaskan
sebagian (azab) api neraka yang menimpa kami?”
Qālal-lażīnastakbarū innā kullun fīhā innallāha qad ḥakama bainal-‘ibād(i).
Orang-orang
yang menyombongkan diri menjawab, “Sesungguhnya kita semua sama-sama di
dalamnya (neraka). Sesungguhnya Allah telah menetapkan keputusan di
antara hamba-hamba(-Nya).”
Wa qālal-lażīna fin-nāri likhazanati jahannamad‘ū rabbakum yukhaffif ‘annā yaumam minal-‘ażāb(i).
Orang-orang
yang berada di dalam neraka berkata kepada penjaga-penjaga (neraka)
Jahanam, “Mohonkanlah kepada Tuhanmu agar Dia meringankan azab atas kami
sehari saja.”
(Penjaga-penjaga
Jahanam) berkata, “Bukankah rasul-rasul telah datang kepadamu dengan
membawa bukti-bukti yang nyata?” Mereka menjawab, “Benar (telah
datang).” Mereka berkata, “Mohonlah (sendiri!)” (Akan tetapi,) doa
orang-orang kafir itu sia-sia belaka.
Innā lananṣuru rusulanā wal-lażīna āmanū fil-ḥayātid-dun-yā wa yauma yaqūmul-asyhād(u).
Sesungguhnya
Kami akan menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam
kehidupan dunia dan pada hari dihadirkannya para saksi (hari Kiamat),
Sesungguhnya
orang-orang yang membantah ayat-ayat Allah tanpa alasan (bukti) yang
sampai kepada mereka, tidaklah ada dalam dada mereka kecuali kesombongan
(untuk tujuan) yang tidak akan mereka capai, maka mintalah pelindungan
kepada Allah. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
Wa mā yastawil-a‘mā wal-baṣīr(u), wal-lażīna āmanū wa ‘amiluṣ-ṣāliḥāti wa lal-musī'(u), qalīlam mā tatażakkarūn(a).
Tidak
sama orang buta dengan orang melihat. Tidak (sama) pula orang-orang
yang beriman dan mengerjakan kebajikan dengan orang-orang yang berbuat
keburukan. Sedikit sekali kamu mengambil pelajaran.
Tuhanmu
berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu
(apa yang kamu harapkan). Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan
diri tidak mau beribadah kepada-Ku akan masuk (neraka) Jahanam dalam
keadaan hina dina.”
Allahlah
yang menjadikan malam untukmu agar kamu beristirahat padanya (dan
menjadikan) siang terang-benderang (agar kamu bekerja). Sesungguhnya
Allah benar-benar memiliki karunia (yang dilimpahkan) kepada manusia,
tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur.
Allāhul-lażī
ja‘ala lakumul-arḍa qarāraw was-samā'a binā'aw wa ṣawwarakum fa'aḥsana
ṣuwarakum wa razaqakum minaṭ-ṭayyibāt(i), żālikumullāhu rabbukum,
fatabārakallāhu rabbul-‘ālamīn(a).
Allahlah
yang menjadikan bumi untukmu sebagai tempat menetap dan langit sebagai
atap. (Dia pula yang) membentukmu, lalu memperindah bentukmu, serta
memberimu rezeki dari yang baik-baik. Demikianlah Allah Tuhanmu. Maha
Suci Allah, Tuhan semesta alam.
Dialah
yang hidup kekal, tidak ada tuhan selain Dia, maka berdoalah kepada-Nya
dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya. Segala puji bagi Allah, Tuhan
semesta alam.
Qul
innī nuhītu an a‘budal-lażīna tad‘ūna min dūnillāhi lammā
jā'aniyal-bayyinātu mir rabbī wa umirtu an uslima lirabbil-‘ālamīn(a).
Katakanlah
(Nabi Muhammad), “Sesungguhnya aku dilarang menyembah (sekutu-sekutu)
yang kamu seru selain Allah setelah datang kepadaku
keterangan-keterangan dari Tuhanku. Aku diperintahkan agar berserah diri
kepada Tuhan semesta alam.”
Huwal-lażī
khalaqakum min turābin ṡumma min nuṭfatin ṡumma min ‘alaqatin ṡumma
yukhrijukum ṭiflan ṡumma litablugū asyuddakum ṡumma litakūnū
syuyūkhā(n), wa minkum may yutawaffā min qablu wa litablugū ajalam
musammaw wa la‘allakum ta‘qilūn(a).
Dialah
yang menciptakanmu dari tanah, kemudian dari setetes mani, lalu dari
darah yang menggumpal, kemudian Dia lahirkan kamu sebagai seorang anak
kecil, kemudian (Dia membiarkan) kamu sampai dewasa, lalu menjadi tua.
(Akan tetapi,) di antara kamu ada yang dimatikan sebelum itu. (Dia pun
membiarkan) agar kamu sampai kepada kurun waktu yang ditentukan dan agar
kamu mengerti.
Huwal-lażī yuḥyī wa yumīt(u), fa'iżā qaḍā amran fa'innamā yaqūlu lahū kun fa yakūn(u).
Dialah
yang menghidupkan dan mematikan. Maka, apabila Dia hendak menetapkan
sesuatu urusan, Dia hanya berkata kepadanya, “Jadilah!” Maka jadilah
sesuatu itu.
Min dūnillāh(i), qālū ḍallū ‘annā bal lam nakun nad‘ū min qablu syai'ā(n), każālika yuḍillullāhul-kāfirīn(a).
selain
Allah?” Mereka menjawab, “Mereka telah lenyap dari (hadapan) kami.
Sebenarnya kami dahulu tidak pernah menyembah sesuatu pun.” Demikianlah
Allah membiarkan orang-orang kafir menjadi sesat.
(Dikatakan
kepada mereka,) “Masuklah ke pintu-pintu (neraka) Jahanam dan kamu
kekal di dalamnya. Itulah seburuk-buruk tempat bagi orang-orang yang
sombong.”
Bersabarlah
(Nabi Muhammad)! Sesungguhnya janji Allah itu benar. Jika Kami
benar-benar memperlihatkan kepadamu sebagian dari (siksa) yang Kami
janjikan kepada mereka (di dunia), ataupun jika Kami mewafatkanmu,
(bagaimanapun juga) kepada Kamilah mereka dikembalikan.
Wa
laqad arsalnā rusulam min qablika minhum man qaṣaṣnā ‘alaika wa minhum
mal lam naqṣuṣ ‘alaik(a), wa mā kāna lirasūlin ay ya'tiya bi'āyatin illā
bi'iżnillāh(i), fa'iżā jā'a amrullāhi quḍiya bil-ḥaqqi wa khasira
hunālikal-mubṭilūn(a).
Sungguh,
Kami benar-benar telah mengutus rasul-rasul sebelum engkau (Nabi
Muhammad). Di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan ada
(pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul pun
membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka, apabila telah datang
perintah Allah (hari Kiamat), diputuskanlah (segala perkara) dengan
adil. Ketika itu, rugilah para pelaku kebatilan.
Wa lakum fīhā manāfi‘u wa litablugū ‘alaihā ḥājatan fī ṣudūrikum wa ‘alaihā wa ‘alal-fulki tuḥmalūn(a).
Bagimu
(ada) manfaat-manfaat lain darinya (hewan ternak itu). Dengan
mengendarainya, kamu bisa memenuhi keperluan yang kamu inginkan. Di
atasnya (hewan-hewan ternak) dan di atas kapal-kapal kamu diangkut.
Afalam
yasīrū fil-arḍi fa yanẓurū kaifa kāna ‘āqibatul-lażīna min qablihim,
kānū akṡara minhum wa asyadda quwwataw wa āṡāran fil-arḍi famā agnā
‘anhum mā kānū yaksibūn(a).
Apakah
mereka tidak mengadakan perjalanan di bumi, lalu mereka memperhatikan
bagaimana kesudahan orang-orang yang sebelum mereka? Mereka itu lebih
banyak dan lebih hebat kekuatannya serta (lebih banyak) jejak-jejak
peradabannya di bumi.668) Apa yang mereka usahakan itu tidak dapat menolong mereka.
Catatan Kaki
668) Peninggalan peradaban tersebut berupa bangunan, benteng, istana, dan alat-alat perlengkapan.
Ketika
para rasul datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata,
mereka merasa senang dengan pengetahuan yang ada pada mereka. (Pada saat
itulah) mereka dikepung oleh (azab) yang dahulu mereka perolok-olokkan.
Ketika
mereka melihat azab Kami, mereka berkata, “Kami hanya beriman kepada
Allah saja dan kami ingkar kepada sesembahan yang telah kami
persekutukan dengan-Nya.”
Falam
yaku yanfa‘uhum īmānuhum lammā ra'au ba'sanā, sunnatallāhil latī qad
khalat fī ‘ibādih(ī), wa khasira hunālikal-kāfirūn(a).
Tidak
berguna lagi iman mereka setelah melihat azab Kami. (Yang demikian itu)
merupakan sunatullah yang telah berlaku terhadap hamba-hamba-Nya.
Ketika itu, rugilah orang-orang kafir.
Traktir creator minum kopi dengan cara memberi sedikit donasi. Silahkan Pilih Metode Pembayaran