Alā
lillāhid-dīnul-khāliṣ(u), wal-lażīnattakhażū min dūnihī auliyā'(a), mā
na‘buduhum illā liyuqarribūnā ilallāhi zulfā, innallāha yaḥkumu bainahum
fī mā hum fīhi yakhtalifūn(a), innallāha lā yahdī man huwa kāżibun
kaffār(un).
Ketahuilah,
hanya untuk Allah agama yang bersih (dari syirik). Orang-orang yang
mengambil pelindung selain Dia (berkata,) “Kami tidak menyembah mereka,
kecuali (berharap) agar mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan
sedekat-dekatnya.” Sesungguhnya Allah akan memberi putusan di antara
mereka tentang apa yang mereka perselisihkan. Sesungguhnya Allah tidak
memberi petunjuk kepada pendusta lagi sangat ingkar.
Wa lau arādallāhu ay yattakhiża waladal laṣṭafā mimmā yakhluqu mā yasyā'(u), subḥānah(ū), huwallāhul-wāḥidul-qahhār(u).
Seandainya
Allah hendak mengambil (makhluk-Nya sebagai) anak, pasti akan memilih
yang Dia kehendaki dari apa yang Dia ciptakan. Maha Suci Dia. Dialah
Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan.
Khalaqas-samāwāti
wal-arḍa bil-ḥaqq(i), yukawwirul-laila ‘alan-nahāri wa yukawwirun
nahāra ‘alal-laili wa sakhkharasy-syamsa wal-qamar(a), kulluy yajrī
li'ajalim musammā(n), alā huwal-‘azīzul-gaffār(u).
Dia
(Allah) menciptakan langit dan bumi dengan hak (yang benar). Dia
menutupkan malam atas siang, menutupkan siang atas malam, serta
menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar menurut waktu yang
ditentukan. Ketahuilah, Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.
Dia
menciptakanmu dari jiwa yang satu (Adam), kemudian darinya Dia
menjadikan pasangannya dan Dia menurunkan delapan pasang hewan ternak
untukmu. Dia menciptakanmu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian
dalam tiga kegelapan.659)
Yang (berbuat) demikian itu adalah Allah, Tuhanmu, Pemilik kerajaan.
Tidak ada tuhan selain Dia. Mengapa kamu dapat berpaling (dari
kebenaran)?
Catatan Kaki
659) Ungkapan tiga kegelapan pada ayat ini berarti kegelapan dalam perut, kegelapan dalam rahim, dan kegelapan dalam selaput yang menutup anak dalam rahim.
In
takfurū fa'innallāha ganiyyun ‘ankum, wa lā yarḍā li‘ibādihil-kufr(a),
wa in tasykurū yarḍahu lakum, wa lā taziru wāziratuw wizra ukhrā, ṡumma
ilā rabbikum marji‘ukum fa yunabbi'ukum bimā kuntum ta‘malūn(a), innahū
‘alīmum biżātiṣ-ṣudūr(i).
Jika
kamu kufur, sesungguhnya Allah tidak memerlukanmu. Dia pun tidak
meridai kekufuran hamba-hamba-Nya. Jika kamu bersyukur, Dia meridai
kesyukuranmu itu. Seseorang yang berdosa tidak memikul dosa orang lain.
Kemudian, kepada Tuhanmulah kembalimu, lalu Dia beritakan kepadamu apa
yang telah kamu kerjakan. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui apa yang
tersimpan di dalam dada.
Wa
iżā massal-insāna ḍurrun da‘ā rabbahū munīban ilaihi ṡumma iżā
khawwalahū ni‘matan minhu nasiya mā kāna yad‘ū ilaihi min qablu wa
ja‘ala lilllāhi andādal liyuḍilla ‘an sabīlih(ī), qul tamatta‘ bikufrika
qalīlā(n), innaka min aṣḥābin-nār(i).
Apabila
ditimpa bencana, manusia memohon (pertolongan) kepada Tuhannya dengan
kembali (taat) kepada-Nya. Akan tetapi, apabila Dia memberikan nikmat
kepadanya, dia lupa terhadap apa yang pernah dia mohonkan kepada Allah
sebelum itu dan dia menjadikan sekutu-sekutu bagi Allah untuk
menyesatkan (manusia) dari jalan-Nya. Katakanlah (Nabi Muhammad),
“Bersenang-senanglah dengan kekufuranmu untuk sementara waktu!
Sesungguhnya kamu termasuk penghuni neraka.”
Amman
huwa qānitun ānā'al-laili sājidaw wa qā'imay yaḥżarul-ākhirata wa yarjū
raḥmata rabbih(ī), qul hal yastawil-lażīna ya‘lamūna wal-lażīna lā
ya‘lamūn(a), innamā yatażakkaru ulul-albāb(i).
(Apakah
orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadah pada
waktu malam dalam keadaan bersujud, berdiri, takut pada (azab) akhirat,
dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah (Nabi Muhammad), “Apakah
sama orang-orang yang mengetahui (hak-hak Allah) dengan orang-orang yang
tidak mengetahui (hak-hak Allah)?” Sesungguhnya hanya ululalbab (orang
yang berakal sehat) yang dapat menerima pelajaran.
Katakanlah
(Nabi Muhammad), “Wahai hamba-hamba-Ku yang beriman, bertakwalah kepada
Tuhanmu.” Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini akan memperoleh
kebaikan. Bumi Allah itu luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang
bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpa perhitungan.
Fa‘budū
mā syi'tum min dūnih(ī), qul innal-khāsirīnal-lażīna khasirū anfusahum
wa ahlīhim yaumal-qiyāmah(ti), alā żālika huwal-khusrānul-mubīn(u).
Maka, sembahlah sesukamu selain Dia (wahai orang-orang musyrik!)660)
Katakanlah, “Sesungguhnya orang-orang yang rugi ialah orang-orang yang
merugikan diri sendiri dan keluarganya pada hari Kiamat.” Ingatlah, yang
demikian itu adalah kerugian yang nyata.
Catatan Kaki
660) Perintah ini bukanlah dalam arti yang sebenarnya, tetapi pernyataan kemurkaan Allah Swt. terhadap kaum musyrik yang selalu ingkar, meskipun berulang kali diajak bertauhid.
Lahum min fauqihim ẓulalum minan-nāri wa min taḥtihim ẓulal(un), żālika yukhawwifullāhu bihī ‘ibādah(ū), yā ‘ibādi fattaqūn(i).
Di
atas mereka ada lapisan-lapisan dari api dan di bawah mereka pun ada
lapisan-lapisan pula. Demikianlah Allah membuat takut hamba-hamba-Nya
dengan (azab) itu. “Wahai hamba-hamba-Ku, bertakwalah kepada-Ku!”
Wal-lażīnajtanabuṭ-ṭāgūta ay ya‘budūhā wa anābū ilallāhi lahumul-busyrā, fabasysyir ‘ibād(i).
Orang-orang
yang menjauhi tagut, (yaitu) tidak menyembahnya dan kembali (bertobat)
kepada Allah, bagi mereka berita gembira. Maka, sampaikanlah kabar
gembira itu kepada hamba-hamba-Ku.
Allażīna yastami‘ūnal-qaula fa yattabi‘ūna aḥsanah(ū), ulā'ikal-lażīna hadāhumullāhu wa ulā'ika hum ulul-albāb(i).
(Yaitu) mereka yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya.661)
Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah dan
mereka itulah ululalbab (orang-orang yang mempunyai akal sehat).
Catatan Kaki
661) Mereka mendengarkan ajaran-ajaran Al-Qur’an dan ajaran yang lain, lalu mengikuti ajaran-ajaran Al-Qur’an karena meyakininya sebagai yang terbaik.
Afaman ḥaqqa ‘alaihi kalimatul-‘ażāb(i), afa'anta tunqiżu man fin-nār(i).
Maka,
apakah (engkau, Nabi Muhammad, hendak mengubah nasib) orang-orang yang
telah dipastikan mendapat azab? Apakah engkau akan menyelamatkan orang
yang berada di dalam neraka?
Lākinil-lażīnattaqau
rabbahum lahum gurafum min fauqihā gurafum mabniyyah(tun), tajrī min
taḥtihal-anhār(u), wa‘dallāh(i), lā yukhlifullāhul-mī‘ād(a).
Akan
tetapi, orang-orang yang bertakwa kepada Tuhannya bagi mereka
kamar-kamar (di surga), di atasnya terdapat kamar-kamar yang dibangun
(bertingkat-tingkat), dan mengalir di bawahnya sungai-sungai. (Itulah)
janji Allah. Allah tidak akan mengingkari janji.
Alam
tara annallāha anzala minas-samā'i mā'an fasalakahū yanābī‘a fil-arḍi
ṡumma yaj‘aluhū ḥuṭāmā(n), ina fī żālika lażikrā li'ulil-albāb(i).
Tidakkah
engkau memperhatikan bahwa Allah menurunkan air (hujan) dari langit,
lalu Dia mengalirkannya menjadi sumber-sumber air di bumi. Kemudian,
dengan air itu Dia tumbuhkan tanam-tanaman yang bermacam-macam warnanya,
kemudian ia menjadi kering, engkau melihatnya kekuning-kuningan,
kemudian Dia menjadikannya hancur berderai. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi ululalbab.
Afaman
syaraḥallāhu ṣadrahū lil-islāmi fahuwa ‘alā nūrim mir rabbih(ī),
fawailul lil-qāsiyati qulūbuhum min żikrillāh(i), ulā'ika fī ḍalālim
mubīn(in).
Maka,
apakah orang yang Allah bukakan hatinya untuk (menerima) agama Islam,
lalu mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang hatinya
membatu)? Maka, celakalah mereka yang hatinya membatu dari mengingat
Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata.
Allāhu
nazzala aḥsanal-ḥadīṡi kitābam mutasyābiham maṡāniy(a), taqsya‘irru
minhu julūdul-lażīna yakhsyauna rabbahum, ṡumma talīnu julūduhum wa
qulūbuhum ilā żikrillāh(i), żālika hudallāhi yahdī bihī may yasyā'(u),
wa may yuḍlilillāhu famā lahū min hād(in).
Allah telah menurunkan perkataan yang terbaik, (yaitu) Kitab (Al-Qur’an) yang serupa (ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang.662)
Oleh karena itu, kulit orang yang takut kepada Tuhannya gemetar.
Kemudian, kulit dan hati mereka menjadi lunak ketika mengingat Allah.
Itulah petunjuk Allah yang dengannya Dia memberi petunjuk kepada siapa
yang Dia kehendaki. Siapa yang dibiarkan sesat oleh Allah tidak ada yang
dapat memberi petunjuk.
Catatan Kaki
662) Hukum-hukum, pelajaran, dan kisah-kisah itu diulang-ulang dalam Al-Qur’an agar lebih berpengaruh dan lebih meresap dalam hati. Menurut sebagian mufasir yang lain, maksud kalimat ini adalah bahwa ayat-ayat Al-Qur’an itu dibaca berulang-ulang.
Apakah
orang yang menghindari azab yang buruk dengan wajahnya pada hari Kiamat
(sama dengan orang mukmin yang tidak kena azab)? Dikatakan kepada
orang-orang yang zalim, “Rasakanlah balasan apa yang telah kamu
kerjakan.”
Ḍaraballāhu
maṡalar rajulan fīhi syurakā'u mutasyākisūna wa rajulan salamal
lirajulin hal yastawiyāni maṡalā(n), al-ḥamdu lillāh(i), bal akṡaruhum
lā ya‘lamūn(a).
Allah
membuat perumpamaan, (yaitu) seorang laki-laki (hamba sahaya) yang
dimiliki oleh beberapa orang yang berserikat, (tetapi) dalam
perselisihan dan seorang (hamba sahaya) yang menjadi milik penuh seorang
(saja). Apakah keduanya sama keadaannya? Segala puji bagi Allah, tetapi
kebanyakan mereka tidak mengetahui(-nya).
30
اِنَّكَ مَيِّتٌ وَّاِنَّهُمْ مَّيِّتُوْنَ ۖ
Innaka mayyituw wa innahum mayyitūn(a).
Sesungguhnya engkau (Nabi Muhammad akan) mati dan sesungguhnya mereka pun (akan) mati.
Faman aẓlamu mimman każaba ‘alallāhi wa każżaba biṣ-ṣidqi iż jā'ah(ū), alaisa fī jahannama maṡwal lil-kāfirīn(a).
Maka,
siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat kebohongan
terhadap Allah dan mendustakan kebenaran ketika datang kepadanya?
Bukankah di (neraka) Jahanam terdapat tempat tinggal bagi orang-orang
kafir?
Liyukaffirallāhu ‘anhum aswa'al-lażī ‘amilū wa yajziyahum ajrahum bi'aḥsanil-lażī kānū ya‘malūn(a).
(Demikian
itu) agar Allah menghapus (dosa) perbuatan mereka yang paling buruk
yang pernah mereka lakukan dan memberi pahala kepada mereka dengan yang
lebih baik daripada apa yang dahulu mereka kerjakan.
Alaisallāhu bikāfin ‘abdah(ū), wa yukhawwifūnaka bil-lażīna min dūnih(ī), wa may yuḍlilillāhu famā lahū min hād(in).
Bukankah
Allah yang mencukupi hamba-Nya? Mereka menakut-nakutimu dengan
(sesembahan) selain Dia. Siapa yang Allah biarkan sesat tidak ada satu
pun yang memberi petunjuk kepadanya.
Wa
la'in sa'altahum man khalaqas-samāwāti wal-arḍa layaqūlunnallāh(u), qul
afara'aitum mā tad‘ūna min dūnillāhi in arādaniyallāhu biḍurrin hal
hunna kāsyifātu ḍurrihī au arādanī biraḥmatin hal hunna mumsikātu
raḥmatih(ī), qul ḥasbiyallāh(u), ‘alaihi yatawakkalul-mutawakkilūn(a).
Sungguh,
jika engkau (Nabi Muhammad) bertanya kepada mereka (kaum musyrik
Makkah) siapa yang menciptakan langit dan bumi, niscaya mereka menjawab,
“Allah.” Katakanlah, “Kalau begitu, tahukah kamu tentang apa yang kamu
sembah selain Allah jika Allah hendak mendatangkan bencana kepadaku,
apakah mereka (sesembahan itu) mampu menghilangkan bencana itu atau jika
Allah hendak memberi rahmat kepadaku, apakah mereka dapat mencegah
rahmat-Nya?” Katakanlah, “Cukuplah Allah (sebagai pelindung) bagiku.
Hanya kepada-Nya orang-orang yang bertawakal berserah diri.”
Innā
anzalnā ‘alaikal-kitāba lin-nāsi bil-ḥaqq(i), fa manihtadā fa
linafsih(ī), wa man ḍalla fa innamā yaḍillu ‘alaihā, wa mā anta ‘alaihim
biwakīl(in).
Sesungguhnya
Kami telah menurunkan kepadamu (Nabi Muhammad) Kitab (Al-Qur’an) untuk
(seluruh) manusia dengan hak. Siapa yang mendapat petunjuk, (petunjuk
itu) untuk dirinya sendiri, dan siapa yang sesat, sesungguhnya kesesatan
itu untuk dirinya sendiri. Engkau bukanlah penanggung jawab mereka.
Allah
menggenggam nyawa (manusia) pada saat kematiannya dan yang belum mati
ketika dia tidur. Dia menahan nyawa yang telah Dia tetapkan kematiannya
dan Dia melepaskan nyawa yang lain sampai waktu yang ditentukan.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat bukti-bukti
(kekuasaan) Allah bagi kaum yang berpikir.
Amittakhażū min dūnillāhi syufa‘ā'(a), qul awalau kānū lā yamlikūna syai'aw wa lā ya‘qilūn(a).
Apakah
mereka juga menjadikan penolong selain Allah? Katakanlah, “Apakah (kamu
menjadikannya penolong juga) meskipun mereka tidak memiliki suatu apa
pun dan tidak mengerti?”
Katakanlah
(Nabi Muhammad), “Hanya milik Allah pertolongan itu semuanya. Milik-Nya
kerajaan langit dan bumi. Kemudian, hanya kepada-Nya kamu
dikembalikan.”
Wa
iżā żukirallāhu waḥdahusyma'azzat qulūbul-lażīna lā yu'minūna
bil-ākhirah(ti), wa iżā żukiral-lażīna min dūnihī iżā hum
yastabsyirūn(a).
Apabila
hanya (nama) Allah yang disebut, hati orang-orang yang tidak beriman
kepada akhirat kesal. Namun, apabila (nama-nama sembahan) selain Allah
disebut, tiba-tiba mereka bergembira.
Katakanlah,
“Ya Allah, Pencipta langit dan bumi, yang mengetahui segala yang gaib
dan nyata, Engkaulah yang memutuskan di antara hamba-hamba-Mu apa yang
selalu mereka perselisihkan.”
Wa
lau anna lil-lażīna ẓalamū mā fil-arḍi jamī‘aw wa miṡlahū ma‘ahū
laftadau bihī min sū'il-‘ażābi yaumal-qiyāmah(ti), wa badā lahum
minallāhi mā lam yakūnū yaḥtasibūn(a).
Sekiranya
orang-orang yang zalim mempunyai segala apa yang ada di bumi dan
ditambah lagi sebanyak itu, niscaya mereka akan menebus dirinya dengan
itu dari azab yang buruk pada hari Kiamat. Tampak jelaslah bagi mereka
(azab) dari Allah yang belum pernah mereka perkirakan.
Apabila
ditimpa bencana, manusia menyeru Kami. Kemudian, apabila Kami
memberikan nikmat sebagai anugerah Kami kepadanya, dia berkata,
“Sesungguhnya aku diberikan (nikmat) itu hanyalah karena kepintaranku.”
Sebenarnya, itu adalah ujian, tetapi kebanyakan mereka tidak
mengetahui(-nya).
Fa'aṣābahum sayyi'ātu mā kasabū, wal-lażīna ẓalamū min hā'ulā'i sayuṣībuhum sayyi'ātu mā kasabū, wa mā hum bimu‘jizīn(a).
Lalu,
mereka ditimpa (bencana akibat) keburukan-keburukan yang mereka
perbuat. Orang-orang yang zalim di antara mereka juga akan ditimpa
(bencana akibat) keburukan-keburukan yang mereka perbuat dan tidak dapat
melepaskan diri (darinya).
Tidakkah
mereka mengetahui bahwa Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia
kehendaki dan menyempitkannya (bagi siapa yang Dia kehendaki)?
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda
(kekuasaan Allah) bagi kaum yang beriman.
Katakanlah
(Nabi Muhammad), “Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas (dengan
menzalimi) dirinya sendiri, janganlah berputus asa dari rahmat Allah.
Sesungguhnya Allah mengampuni dosa semuanya.663) Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Catatan Kaki
663) Semua dosa bisa diampuni Allah Swt., kecuali dosa syirik (lihat surah an-Nisā’ [4]: 48).
Wattabi‘ū aḥsana mā unzila ilaikum mir rabbikum min qabli ay ya'tiyakumul ‘ażābu bagtataw wa antum lā tasy‘urūn(a).
Ikutilah
sebaik-baik apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu (Al-Qur’an)
sebelum azab datang kepadamu secara mendadak, sedangkan kamu tidak
menyadarinya.
An taqūla yā ḥasratā ‘alā mā farraṭṭu fī jambillāhi wa in kuntu laminas-sākhirīn(a).
(Maksudnya,)
supaya (tidak) ada orang yang berkata, “Alangkah besar penyesalanku
atas kelalaianku dalam (menunaikan kewajiban) terhadap Allah dan
sesungguhnya aku benar-benar termasuk orang-orang yang
memperolok-olokkan (agama Allah).”
Au taqūla ḥīna taral-‘ażāba lau anna lī karratan fa akūna minal-muḥsinīn(a).
Atau,
supaya (tidak) ada (pula) yang berkata ketika melihat azab, “Seandainya
aku dapat kembali (ke dunia), tentu aku termasuk orang-orang yang
muhsin.”
Pada
hari Kiamat, engkau akan melihat bahwa orang-orang yang berdusta kepada
Allah wajahnya menghitam. Bukankah (neraka) Jahanam itu tempat tinggal
bagi orang-orang yang takabur?
Wa laqad ūḥiya ilaika wa ilal-lażīna min qablik(a), la'in asyrakta layaḥbaṭanna ‘amaluka wa latakūnanna minal-khāsirīn(a).
Sungguh,
benar-benar telah diwahyukan kepadamu dan kepada orang-orang (para
nabi) sebelummu, “Sungguh, jika engkau mempersekutukan (Allah), niscaya
akan gugurlah amalmu dan tentulah engkau termasuk orang-orang yang rugi.
66
بَلِ اللّٰهَ فَاعْبُدْ وَكُنْ مِّنَ الشّٰكِرِيْنَ
Balillāha fa‘bud wa kum minasy-syākirīn(a).
Oleh karena itu, sembahlah Allah (saja) dan jadilah engkau termasuk orang-orang yang bersyukur.”
Wa
mā qadarullāha ḥaqqa qadrih(ī), wal-arḍu jamī‘an qabḍatuhū
yaumal-qiyāmati was-samāwātu maṭwiyyātum biyamīnih(ī), subḥānahū wa
ta‘ālā ‘ammā yusyrikūn(a).
Mereka
tidak mengagungkan Allah sebagaimana mestinya. Padahal, bumi seluruhnya
(ada dalam) genggaman-Nya pada hari Kiamat dan langit digulung dengan
tangan kanan-Nya.664) Maha Suci dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan.
Catatan Kaki
664) Ayat ini menggambarkan kebesaran dan kekuasaan Allah Swt. dan hanya Dia yang berkuasa pada hari Kiamat.
Wa
nufikha fiṣ-ṣūri faṣa‘iqa man fis-samāwāti wa man fil-arḍi illā man
syā'allāh(u), ṡumma nufikha fīhi ukhrā fa'iżā hum qiyāmuy yanẓurūn(a).
Sangkakala
pun ditiup sehingga matilah semua (makhluk) yang (ada) di langit dan di
bumi, kecuali mereka yang dikehendaki Allah. Kemudian, ia ditiup sekali
lagi. Seketika itu, mereka bangun (dari kuburnya dan) menunggu
(keputusan Allah).
Wa
asyraqatil-arḍu binūri rabbihā wa wuḍi‘al-kitābu wa jī'a bin-nabiyyīna
wasy-syuhadā'i wa quḍiya bainahum bil-ḥaqqi wa hum lā yuẓlamūn(a).
Bumi
(padang Mahsyar) menjadi terang benderang dengan cahaya Tuhannya, buku
(catatan amal) diberikan (kepada setiap orang), para nabi dan para saksi
pun dihadirkan, lalu diberikan keputusan di antara mereka secara adil
dan mereka tidak dizalimi.
Wasīqal-lażīna
kafarū ilā jahannama zumarā(n), ḥattā iżā jā'ūhā futiḥat abwābuhā wa
qāla lahum khazanatuhā alam ya'tikum rusulum minkum yatlūna ‘alaikum
āyāti rabbikum wa yunżirūnakum liqā'a yaumikum hāżā, qālū balā wa lākin
ḥaqqat kalimatul-‘ażābi ‘alal-kāfirīn(a).
Orang-orang
yang kufur digiring ke (neraka) Jahanam secara berombongan sehingga
apabila mereka telah sampai di sana, pintu-pintunya dibuka dan para
penjaganya berkata kepada mereka, “Apakah belum pernah datang kepadamu
rasul-rasul dari kalanganmu yang membacakan ayat-ayat Tuhanmu dan
memperingatkan kepadamu pertemuan (dengan) harimu ini?” Mereka menjawab,
“Benar, (telah datang para rasul).” Akan tetapi, ketetapan azab pasti
berlaku terhadap orang-orang kafir.
Qīladkhulū abwāba jahannama khālidīna fīhā, fa bi'sa maṡwal-mutakabūbirīn(a).
Dikatakan
(kepada mereka), “Masuklah pintu-pintu (neraka) Jahanam (untuk tinggal)
di dalamnya selama-lamanya!” Maka, (neraka Jahanam) itu seburuk-buruk
tempat tinggal bagi orang-orang yang takabur.
Wasīqal-lażīnattaqau
rabbahum ilal-jannati zumarā(n), ḥattā iżā jā'ūhā wa futiḥat abwābuhā
wa qāla lahum khazanatuhā salāmun ‘alaikum ṭibtum fadkhulūhā
khālidīn(a).
Orang-orang
yang bertakwa kepada Tuhannya diantar ke dalam surga secara berombongan
sehingga apabila mereka telah sampai di sana dan pintu-pintunya telah
dibuka, para penjaganya berkata kepada mereka, “Salāmun ‘alaikum (semoga
keselamatan tercurah kepadamu), berbahagialah kamu. Maka, masuklah ke
dalamnya (untuk tinggal) selama-lamanya!”
Wa
qālul-ḥamdu lillāhil-lażī ṣadaqanā wa‘dahū wa auraṡanal-arḍa
natabawwa'u minal-jannati ḥaiṡu nasyā'(u), fani‘ma ajrul-‘āmilīn(a).
Mereka
berkata, “Segala puji bagi Allah yang telah memenuhi janji-Nya dan
mewariskan bumi (di akhirat) ini kepada kami sehingga dapat menempati
surga sesuai dengan kehendak kami.” (Surga adalah) sebaik-baik balasan
bagi orang-orang yang beramal (saleh).
Wa
taral-malā'ikata ḥāffīna min ḥaulil-‘arsyi yusabbiḥūna biḥamdi
rabbihim, wa quḍiya bainahum bil-ḥaqqi wa qīlal-ḥamdu lillāhi
rabbil-‘ālamīn(a).
Engkau
(Nabi Muhammad) akan melihat malaikat melingkar di sekeliling ʻArasy.
Mereka bertasbih sambil memuji Tuhannya. (Urusan) di antara mereka
(seluruh makhluk) diputuskan dengan hak (adil). (Ketika itu) dikatakan,
“Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.”
Traktir creator minum kopi dengan cara memberi sedikit donasi. Silahkan Pilih Metode Pembayaran