Min
qablu hudal lin-nāsi wa anzalal-furqān(a), innal-lażīna kafarū bi
āyātillāhi lahum ‘ażābun syadīd(un), wallāhu ‘azīzun żuntiqām(in).
sebelum
(turunnya Al-Qur’an) sebagai petunjuk bagi manusia, dan menurunkan
Al-Furqān (pembeda yang hak dan yang batil). Sesungguhnya orang-orang
yang kufur terhadap ayat-ayat Allah, bagi mereka azab yang sangat keras.
Allah Maha Perkasa lagi mempunyai balasan (siksa).
Huwal-lażī
anzala ‘alaikal-kitāba minhu āyātum muḥkamātun hunna ummul-kitābi wa
ukharu mutasyābihāt(un), fa'ammal-lażīna fī qulūbihim zaigun
fayattabi‘ūna mā tasyābaha minhubtigā'al-fitnati wabtigā'a ta'wīlih(ī),
wa mā ya‘lamu ta'wīlahū illallāh(u), war-rāsikhūna fil-‘ilmi yaqūlūna
āmannā bih(ī), kullum min ‘indi rabbinā, wa mā yażżakkaru illā
ulul-albāb(i).
Dialah (Allah) yang menurunkan Kitab (Al-Qur’an) kepadamu (Nabi Muhammad). Di antara ayat-ayatnya ada yang muhkamat,84) itulah pokok-pokok isi Kitab (Al-Qur’an) dan yang lain mutasyabihat.85)
Adapun orang-orang yang dalam hatinya ada kecenderungan pada kesesatan,
mereka mengikuti ayat-ayat yang mutasyabihat untuk menimbulkan fitnah
(kekacauan dan keraguan) dan untuk mencari-cari takwilnya. Padahal,
tidak ada yang mengetahui takwilnya, kecuali Allah. Orang-orang yang
ilmunya mendalam berkata, “Kami beriman kepadanya (Al-Qur’an), semuanya
dari Tuhan kami.” Tidak ada yang dapat mengambil pelajaran, kecuali
ululalbab.
Catatan Kaki
84) Ayat muhkamat adalah ayat yang maksudnya terang, tegas, dan dapat dipahami dengan mudah.
85) Ayat mutasyabihat adalah ayat yang mengandung beberapa pengertian, sulit dipahami, atau hanya Allah yang mengetahui.
Rabbanā lā tuzig qulūbanā ba‘da iż hadaitanā wa hab lanā mil ladunka raḥmah(tan), innaka antal-wahhāb(u).
(Mereka
berdoa,) “Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami
berpaling setelah Engkau berikan petunjuk kepada kami dan anugerahkanlah
kepada kami rahmat dari hadirat-Mu. Sesungguhnya Engkau Maha Pemberi.
Wahai
Tuhan kami, sesungguhnya Engkaulah yang mengumpulkan manusia pada hari
yang tidak ada keraguan padanya.” Sesungguhnya Allah tidak menyalahi
janji.
Innal-lażīna kafarū lan tugniya ‘anhum amwāluhum wa lā aulāduhum minallāhi syai'ā(n), wa ulā'ika hum waqūdun-nār(i).
Sesungguhnya
orang-orang yang kufur, tidak akan berguna bagi mereka sedikit pun
harta benda dan anak-anak mereka (untuk menyelamatkan diri) dari (azab)
Allah. Mereka itulah bahan bakar api neraka.
(Keadaan
mereka) seperti keadaan pengikut Fir‘aun dan orang-orang sebelum
mereka. Mereka mendustakan ayat-ayat Kami. Oleh sebab itu, Allah
menyiksa mereka karena dosa-dosanya. Allah sangat keras hukuman-Nya.
Qul lil-lażīna kafarū satuglabūna wa tuḥsyarūna ilā jahannam(a), wa bi'sal-mihād(u).
Katakanlah
(Nabi Muhammad) kepada orang-orang yang kufur, “Kamu (pasti) akan
dikalahkan dan digiring ke dalam (neraka) Jahanam. Itulah seburuk-buruk
tempat tinggal.”
Qad
kāna lakum āyatun fī fi'atainil taqatā, fi'atun tuqātilu fī sabīlillāhi
wa ukhrā kāfiratuy yaraunahum miṡlaihim ra'yal-‘ain(i), wallāhu
yu'ayyidu binaṣrihī may yasyā'(u), inna fī żālika la‘ibratal
li'ulil-abṣār(i).
Sungguh, telah ada tanda (bukti) bagimu pada dua golongan yang bertemu (dalam pertempuran.86)
Satu golongan berperang di jalan Allah dan (golongan) yang lain kafir
yang melihat dengan mata kepala bahwa mereka (golongan muslim) dua kali
lipat jumlahnya. Allah menguatkan siapa yang Dia kehendaki dengan
pertolongan-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai penglihatan (mata
hati).
Catatan Kaki
86) Pertempuran antara dua golongan yang dimaksudkan oleh ayat ini terjadi antara kaum muslim dan kaum musyrik pada Perang Badar tahun ke-2 Hijriah di barat daya Madinah.
Dijadikan
indah bagi manusia kecintaan pada aneka kesenangan yang berupa
perempuan, anak-anak, harta benda yang bertimbun tak terhingga berupa
emas, perak, kuda pilihan, binatang ternak, dan sawah ladang. Itulah
kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allahlah tempat kembali yang baik.
Qul
a'unabbi'ukum bikhairim min żālikum, lil-lażīnattaqau ‘inda rabbihim
jannātun tajrī min taḥtihal-anhāru khālidīna fīhā wa azwājum
muṭahharatuw wa riḍwānum minallāh(i), wallāhu baṣīrum bil-‘ibād(i).
Katakanlah,
“Maukah aku beri tahukan kepadamu sesuatu yang lebih baik daripada yang
demikian itu?” Untuk orang-orang yang bertakwa, di sisi Tuhan mereka
ada surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di
dalamnya dan (untuk mereka) pasangan yang disucikan serta rida Allah.
Allah Maha Melihat hamba-hamba-Nya.
(Yaitu)
orang-orang yang berdoa, “Wahai Tuhan kami, sesungguhnya kami
benar-benar telah beriman. Maka, ampunilah dosa-dosa kami dan
selamatkanlah kami dari azab neraka.”
Allah
menyatakan bahwa tidak ada tuhan selain Dia, (Allah) yang menegakkan
keadilan. (Demikian pula) para malaikat dan orang berilmu. Tidak ada
tuhan selain Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Innad-dīna
‘indallāhil-islām(u), wa makhtalafal-lażīna ūtul-kitāba illā mim ba‘di
mā jā'ahumul-‘ilmu bagyam bainahum, wa may yakfur bi'āyātillāhi fa
innallāha sarī‘ul-ḥisāb(i).
Sesungguhnya
agama (yang diridai) di sisi Allah ialah Islam. Orang-orang yang telah
diberi kitab tidak berselisih, kecuali setelah datang pengetahuan kepada
mereka karena kedengkian di antara mereka. Siapa yang kufur terhadap
ayat-ayat Allah, sesungguhnya Allah sangat cepat perhitungan(-Nya).
Fa'in
ḥājjūka fa qul aslamtu wajhiya lillāhi wa manittaba‘an(i), wa qul
lil-lażīna ūtul-kitāba wal-ummiyyīna a'aslamtum, fa'in aslamū
faqadihtadau, wa in tawallau fa'innamā ‘alaikal-balāg(u), wallāhu
baṣīrum bil-‘ibād(i).
Jika
mereka mendebat engkau (Nabi Muhammad) katakanlah, “Aku berserah diri
kepada Allah dan (demikian pula) orang-orang yang mengikutiku.”
Katakanlah kepada orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang telah diberi
Kitab (Taurat dan Injil) dan kepada orang-orang yang umi,87)
“Sudahkah kamu masuk Islam?” Jika mereka telah masuk Islam, sungguh
mereka telah mendapat petunjuk. Akan tetapi, jika mereka berpaling,
sesungguhnya kewajibanmu hanyalah menyampaikan. Allah Maha Melihat
hamba-hamba-Nya.
Catatan Kaki
87) Kata umi yang dimaksud dalam ayat ini adalah orang yang tidak mendapat kitab suci.
Innal-lażīna
yakfurūna bi'āyātillāhi wa yaqtulūnan nabiyyīna bigairi ḥaqq(in), wa
yaqtulūnal-lażīna ya'murūna bil-qisṭi minan-nās(i), fabasysyirhum
bi‘ażābin alīm(in).
Sesungguhnya
orang-orang yang kufur terhadap ayat-ayat Allah, membunuh para nabi
tanpa hak (alasan yang benar), dan membunuh manusia yang memerintahkan
keadilan, sampaikanlah kepada mereka kabar ‘gembira’ tentang azab yang
pedih.
Alam
tara ilal-lażīna ūtū naṣībam minal-kitābi yud‘auna ilā kitābillāhi
liyaḥkuma bainahum ṡumma yatawallā farīqum minhum wa hum mu‘riḍūn(a).
Tidakkah
engkau (Nabi Muhammad) memerhatikan orang-orang (Yahudi) yang telah
diberi bagian (pengetahuan) kitab (Taurat)? Mereka diajak (berpegang)
pada kitab Allah untuk memutuskan (perkara) di antara mereka, kemudian
segolongan dari mereka berpaling dan menolak (kebenaran).
Żālika bi'annahum qālū lan tamassanan nāru illā ayyāmam ma‘dūdāt(in), wa garrahum fī dīnihim mā kānū yaftarūn(a).
Demikian
itu disebabkan bahwa mereka berkata, “Api neraka tidak akan menyentuh
kami, kecuali beberapa hitungan hari saja.” Mereka teperdaya dalam
agamanya oleh apa yang selalu mereka ada-adakan.
Fakaifa iżā jama‘nāhum liyaumil lā raiba fīh(i), wa wuffiyat kullu nafsim mā kasabat wa hum lā yuẓlamūn(a).
Bagaimanakah
(nanti) jika mereka Kami kumpulkan pada hari (Kiamat) yang tidak ada
keraguan padanya dan setiap jiwa diberi balasan yang sempurna sesuai
dengan apa yang telah dikerjakannya tanpa dizalimi?
Qulillāhumma
mālikal-mulki tu'til-mulka man tasyā'u wa tanzi‘ul-mulka mim man
tasyā'(u), wa tu‘izzu man tasyā'u wa tużillu man tasyā'(u),
biyadikal-khair(u), innaka ‘alā kulli syai'in qadīr(un).
Katakanlah
(Nabi Muhammad), “Wahai Allah, Pemilik kekuasaan, Engkau berikan
kekuasaan kepada siapa pun yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut
kekuasaan dari siapa yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan siapa yang
Engkau kehendaki dan Engkau hinakan siapa yang Engkau kehendaki. Di
tangan-Mulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas
segala sesuatu.
Tūlijul-laila
fin-nahāri wa tūlijun-nahāra fil-laili wa tukhrijul-ḥayya minal-mayyiti
wa tukhrijul-mayyita minal-ḥayyi wa tarzuqu man tasyā'u bigairi
ḥisāb(in).
Engkau
masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam.
Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati dan Engkau keluarkan yang
mati dari yang hidup. Engkau berikan rezeki kepada siapa yang Engkau
kehendaki tanpa perhitungan.”
Lā
yattakhiżil-mu'minūnal-kāfirīna auliyā'a min dūnil-mu'minīn(a), wa may
yaf‘al żālika falaisa minallāhi fī syai'(in), illā an tattaqū minhum
tuqāh(tan), wa yuḥażżirukumullāhu nafsah(ū), wa ilallāhil-maṣīr(u).
Janganlah orang-orang mukmin menjadikan orang kafir sebagai para wali88)
dengan mengesampingkan orang-orang mukmin. Siapa yang melakukan itu,
hal itu sama sekali bukan dari (ajaran) Allah, kecuali untuk menjaga
diri dari sesuatu yang kamu takuti dari mereka. Allah memperingatkan
kamu tentang diri-Nya (siksa-Nya). Hanya kepada Allah tempat kembali.
Catatan Kaki
88) Kata auliyā’ adalah bentuk jamak dari kata waliy. Secara harfiah kata ini berarti ‘dekat’ sehingga menunjukkan makna ‘teman dekat’, ‘teman akrab’, ‘teman setia’, ‘kekasih’, ‘penolong’, ‘sekutu’, ‘pelindung’, ‘pembela’, dan ‘pemimpin’. Kata waliy dan auliyā’ dalam Al-Qur’an diulang 41 kali. Maknanya berbeda-beda sesuai dengan konteks ayat.
Qul
in tukhfū mā fī ṣudūrikum au tubdūhu ya‘lamhullāh(u), wa ya‘lamu mā
fis-samāwāti wa mā fil-arḍ(i), wallāhu ‘alā kulli syai'in qadīr(un).
Katakanlah
(Nabi Muhammad), “Jika kamu menyembunyikan apa yang ada dalam hatimu
atau kamu menampakkannya, Allah pasti mengetahuinya.” Dia mengetahui apa
yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Allah Maha Kuasa atas
segala sesuatu.
Yauma
tajidu kullu nafsim mā ‘amilat min khairim muḥḍarā(n), wa mā ‘amilat
min sū'(in), tawaddu lau anna bainahā wa bainahū amadam ba‘īdā(n), wa
yuḥażżirukumullāhu nafsah(ū), wallāhu ra'ūfum bil-‘ibād(i).
(Ingatlah)
pada hari (ketika) setiap jiwa mendapatkan (balasan) atas kebajikan
yang telah dikerjakannya dihadirkan, (begitu juga balasan) atas
kejahatan yang telah dia kerjakan. Dia berharap seandainya ada jarak
yang jauh antara dia dan hari itu. Allah memperingatkan kamu akan
(siksa)-Nya. Allah Maha Penyayang terhadap hamba-hamba-Nya.
Qul in kuntum tuḥibbūnallāha fattabi‘ūnī yuḥbibkumullāhu wa yagfir lakum żunūbakum, wallāhu gafūrur raḥīm(un).
Katakanlah
(Nabi Muhammad), “Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya
Allah akan mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang.
(Ingatlah) ketika istri Imran89)
berkata, “Wahai Tuhanku, sesungguhnya aku menazarkan kepada-Mu apa yang
ada di dalam kandunganku murni untuk-Mu (berkhidmat di Baitulmaqdis).
Maka, terimalah (nazar itu) dariku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
Catatan Kaki
89) Istri Imran yang merupakan ibunda Maryam adalah Hanna binti Faqud. Nabi Zakaria a.s. menikahi saudari perempuan Hanna sehingga Maryam adalah keponakannya.
Falammā
waḍa‘athā qālat rabbi innī waḍa‘tuhā unṡā, wallāhu a‘lamu bimā waḍa‘at,
wa laisaż-żakaru kal-unṡā, wa innī sammaituhā maryama wa innī u‘īżuhā
bika wa żurriyyatahā minasy-syaiṭānir-rajīm(i).
Ketika
melahirkannya, dia berkata, “Wahai Tuhanku, aku telah melahirkan anak
perempuan.” Padahal, Allah lebih tahu apa yang dia (istri Imran)
lahirkan. “Laki-laki tidak sama dengan perempuan. Aku memberinya nama
Maryam serta memohon perlindungan-Mu untuknya dan anak cucunya dari
setan yang terkutuk.”
Fataqabbalahā
rabbuhā biqabūlin ḥasaniw wa ambatahā nabātan ḥasanā(n), wa kaffalahā
zakariyyā, kullamā dakhala ‘alaihā zakariyyal-miḥrāba wajada ‘indahā
rizqā(n), qāla yā maryama annā laki hāżā, qālat huwa min ‘indillāh(i),
innallāha yarzuqu may yasyā'u bigairi ḥisāb(in).
Dia
(Allah) menerimanya (Maryam) dengan penerimaan yang baik,
membesarkannya dengan pertumbuhan yang baik, dan menyerahkan
pemeliharaannya kepada Zakaria. Setiap kali Zakaria masuk menemui di
mihrabnya, dia mendapati makanan di sisinya. Dia berkata, “Wahai Maryam,
dari mana ini engkau peroleh?” Dia (Maryam) menjawab, “Itu dari Allah.”
Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki tanpa
perhitungan.
Di
sanalah Zakaria berdoa kepada Tuhannya. Dia berkata, “Wahai Tuhanku,
karuniakanlah kepadaku keturunan yang baik dari sisi-Mu. Sesungguhnya
Engkau Maha Mendengar doa.”
Fanādathul-malā'ikatu
wa huwa qā'imuy yuṣallī fil-miḥrāb(i), annallāha yubasysyiruka biyaḥyā
muṣaddiqam bikalimatim minallāhi wa sayyidaw wa ḥaṣūraw wa nabiyyam
minaṣ-ṣāliḥīn(a).
Lalu,
Malaikat (Jibril) memanggilnya ketika dia berdiri melaksanakan salat di
mihrab, “Allah menyampaikan kabar gembira kepadamu dengan (kelahiran)
Yahya yang membenarkan kalimat dari Allah,90) (menjadi) anutan, menahan diri (dari hawa nafsu), dan seorang nabi di antara orang-orang saleh.”
Catatan Kaki
90) Membenarkan kedatangan seorang nabi yang diciptakan dengan kata kun (‘jadilah!’) tanpa ayah, yaitu Nabi Isa a.s.
Qāla rabbi annā yakūnu lī gulāmuw wa qad balaganīyal-kibaru wamra'atī ‘āqir(un), qāla każālikallāhu yaf‘alu mā yasyā'(u).
Dia
(Zakaria) berkata, “Wahai Tuhanku, bagaimana aku bisa mendapat anak,
sedangkan aku sudah sangat tua dan istriku pun mandul?” (Allah)
berfirman, “Demikianlah, Allah melakukan apa yang Dia kehendaki.”
Dia
(Zakaria) berkata, “Wahai Tuhanku, berilah aku suatu tanda (kehamilan
istriku).” Allah berfirman, “Tandanya bagimu adalah engkau tidak (dapat)
berbicara dengan manusia selama tiga hari, kecuali dengan isyarat.
Sebutlah (nama) Tuhanmu sebanyak-banyaknya dan bertasbihlah pada waktu
petang dan pagi hari.”
Wa iż qālatil-malā'ikatu yā maryama innallāhaṣṭafāki wa ṭahharaki waṣṭafāki ‘alā nisā'il-‘ālamīn(a).
(Ingatlah)
ketika Malaikat (Jibril) berkata, “Wahai Maryam, sesungguhnya Allah
telah memilihmu, menyucikanmu, dan melebihkanmu di atas seluruh
perempuan di semesta alam (pada masa itu).
Żālika
min ambā'il-gaibi nūḥīhi ilaik(a), wa mā kunta ladaihim iż yulqūna
aqlāmahum ayyuhum yakfulu maryam(a), wa mā kunta ladaihim iż
yakhtaṣimūn(a).
Itulah
sebagian dari berita-berita gaib yang Kami wahyukan kepadamu (Nabi
Muhammad). Padahal, engkau tidak bersama mereka ketika mereka
melemparkan pena91)
mereka (untuk mengundi) siapa di antara mereka yang akan memelihara
Maryam dan engkau tidak bersama mereka ketika mereka bersengketa.
Catatan Kaki
91) Maksudnya, para tokoh agama di Baitulmaqdis mengundi siapa yang akan mengurus Maryam dengan melemparkan pena yang biasa mereka gunakan untuk menulis Taurat atau dengan melempar anak panah.
Iż
qālatil-malā'ikatu yā maryama innallāha yubasysyiruki bikalimatim
minhusmuhul-masīḥu ‘īsabnu maryama wajīhan fid-dun-yā wal-ākhirati wa
minal-muqarrabīn(a).
(Ingatlah)
ketika Malaikat (Jibril) berkata, “Wahai Maryam, sesungguhnya Allah
menyampaikan kabar gembira kepadamu tentang (kelahiran anak yang
diciptakan) dengan kalimat dari-Nya, namanya Isa Almasih putra Maryam,
seorang terkemuka di dunia dan di akhirat serta termasuk orang-orang
yang didekatkan (kepada Allah).
Dia
(Maryam) berkata, “Wahai Tuhanku, bagaimana mungkin aku akan mempunyai
anak, padahal tidak ada seorang laki-laki pun yang menyentuhku?” Dia
(Allah) berfirman, “Demikianlah, Allah menciptakan apa yang Dia
kehendaki.” Apabila Dia hendak menetapkan sesuatu, Dia hanya berkata
padanya, “Jadilah!” Maka, jadilah sesuatu itu.
Wa
rasūlan ilā banī isrā'īl(a), annī qad ji'tukum bi'āyatim mir rabbikum,
annī akhluqu lakum minaṭ-ṭīni kahai'atiṭ-ṭairi fa'anfukhu fihi fayakūnu
ṭairam bi'iżnillāh(i), wa ubarri'ul-akmaha wal-abraṣa wa uḥyil-mautā
bi'iżnillāh(i), wa unabbi'ukum bimā ta'kulūna wa mā taddakhirūna fī
buyūtikum, inna fī żālika la'āyatal lakum in kuntum mu'minīn(a).
(Allah
akan menjadikannya) sebagai seorang rasul kepada Bani Israil. (Isa
berkata,) “Sesungguhnya aku telah datang kepadamu dengan tanda
(mukjizat) dari Tuhanmu, sesungguhnya aku membuatkan bagimu (sesuatu)
dari tanah yang berbentuk seperti burung. Lalu, aku meniupnya sehingga
menjadi seekor burung dengan izin Allah. Aku menyembuhkan orang yang
buta sejak dari lahir dan orang yang berpenyakit buras (belang) serta
menghidupkan orang-orang mati dengan izin Allah. Aku beri tahukan
kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di rumahmu.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda
(kerasulanku) bagimu jika kamu orang-orang mukmin.
Wa
muṣaddiqal limā baina yadayya minat-taurāti wa li'uḥilla lakum
ba‘ḍal-lażī ḥurrima ‘alaikum wa ji'tukum bi'āyatim mir rabbikum,
fattaqullāha wa aṭī‘ūn(i).
(Aku
diutus untuk) membenarkan Taurat yang (diturunkan) sebelumku dan untuk
menghalalkan bagi kamu sebagian perkara yang telah diharamkan untukmu.
Aku datang kepadamu dengan membawa tanda (mukjizat) dari Tuhanmu. Oleh
karena itu, bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku.
Ketika
Isa merasakan kekufuran mereka (Bani Israil), dia berkata, “Siapakah
yang akan menjadi penolongku untuk (menegakkan agama) Allah?” Para
hawari (sahabat setianya) menjawab, “Kamilah penolong (agama) Allah.
Kami beriman kepada Allah dan saksikanlah sesungguhnya kami adalah
orang-orang muslim.
Wahai
Tuhan kami, kami telah beriman pada apa yang Engkau turunkan dan kami
telah mengikuti Rasul. Oleh karena itu, tetapkanlah kami bersama
orang-orang yang memberikan kesaksian.”
Iż
qālallāhu yā ‘īsā innī mutawaffīka wa rāfi‘uka ilayya wa muṭahhiruka
minal-lażīna kafarū wa jā‘ilul-lażīnattaba‘ūka fauqal-lażīna kafarū ilā
yaumil-qiyāmah(ti), ṡumma ilayya marji‘ukum fa aḥkumu bainakum fīmā
kuntum fīhi takhtalifūn(a).
(Ingatlah)
ketika Allah berfirman, “Wahai Isa, sesungguhnya Aku mengambilmu,
mengangkatmu kepada-Ku, menyucikanmu dari orang-orang yang kufur, dan
menjadikan orang-orang yang mengikutimu lebih unggul daripada
orang-orang yang kufur hingga hari Kiamat. Kemudian, kepada-Kulah kamu
kembali, lalu Aku beri keputusan tentang apa yang selalu kamu
perselisihkan.
Fa ammal-lażīna kafarū fa u‘ażżibuhum ‘ażāban syadīdan fid-dun-yā wal-ākhirah(ti), wa mā lahum min nāṣirīn(a).
Adapun
orang-orang yang kufur akan Aku azab mereka dengan azab yang sangat
keras di dunia dan di akhirat dan sekali-kali tidak ada penolong bagi
mereka.”
Itulah
(kisah Isa) yang Kami bacakan kepadamu (Nabi Muhammad) sebagian
bukti-bukti (kebenaranmu sebagai rasul) dan peringatan yang penuh hikmah
(Al-Qur’an).
Inna maṡala ‘īsā ‘indallāhi kamaṡali ādam(a), khalaqahū min turābin ṡumma qāla lahū kun fayakūn(u).
Sesungguhnya
perumpamaan (penciptaan) Isa bagi Allah adalah seperti (penciptaan)
Adam. Dia menciptakannya dari tanah kemudian berfirman kepadanya,
“Jadilah!” Maka, jadilah sesuatu itu.
Faman
ḥājjaka fīhi mim ba‘di mā jā'aka minal-‘ilmi faqul ta‘ālau nad‘u
abnā'anā wa abnā'akum wa nisā'anā wa nisā'akum wa anfusanā wa anfusakum,
ṡumma nabtahil fanaj‘al la‘natallāhi ‘alal-kāżibīn(a).
Siapa
yang membantahmu dalam hal ini setelah datang ilmu kepadamu, maka
katakanlah (Nabi Muhammad), “Marilah kita panggil anak-anak kami dan
anak-anak kamu, istri-istri kami dan istri-istri kamu, diri kami dan
diri kamu, kemudian marilah kita bermubahalah94) agar laknat Allah ditimpakan kepada para pendusta.”
Catatan Kaki
94) Mubahalah berarti setiap pihak yang berselisih berdoa dengan sungguh-sungguh agar Allah menjatuhkan laknat kepada pihak yang berdusta. Nabi Muhammad saw. mengajak utusan Nasrani Najran bermubahalah, tetapi mereka tidak berani. Hal ini menjadi bukti kebenaran akidah Islam tentang Isa a.s.
Inna hāżā lahuwal-qaṣaṣul-ḥaqq(u), wa mā min ilāhin illallāh(u), wa innallāha lahuwal-‘azīzul-ḥakīm(u).
Sesungguhnya
ini benar-benar kisah yang hak. Tidak ada tuhan selain Allah, dan
sesungguhnya Allahlah yang benar-benar Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Qul
yā ahlal-kitābi ta‘ālau ilā kalimatin sawā'im bainanā wa bainakum allā
na‘buda illallāha wa lā nusyrika bihī syai'aw wa lā yattakhiża ba‘ḍunā
ba‘ḍan arbābam min dūnillāh(i), fa in tawallau fa qūlusyhadū bi'annā
muslimūn(a).
Katakanlah
(Nabi Muhammad), “Wahai Ahlulkitab, marilah (kita) menuju pada satu
kalimat (pegangan) yang sama antara kami dan kamu, (yakni) kita tidak
menyembah selain Allah, kita tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu
apa pun, dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain
sebagai tuhan-tuhan selain Allah.” Jika mereka berpaling, katakanlah
(kepada mereka), “Saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang
muslim.”
Yā ahlal-kitābi lima tuḥājjūna fī ibrāhīma wa mā unzilatit-taurātu wal-injīlu illā mim ba‘dih(ī), afalā ta‘qilūn(a).
Wahai Ahlulkitab, mengapa kamu berbantah-bantahan95) tentang Ibrahim? Padahal, Taurat dan Injil tidak diturunkan, kecuali setelah dia (Ibrahim). Apakah kamu tidak mengerti?
Catatan Kaki
95) Orang Yahudi dan Nasrani masing-masing menganggap bahwa Nabi Ibrahim a.s. itu dari golongannya. Lalu, Allah membantah mereka dengan alasan bahwa Nabi Ibrahim a.s. itu datang sebelum mereka.
Begitulah kamu. Kamu berbantah-bantahan tentang apa yang kamu ketahui,96) tetapi mengapa kamu berbantah-bantahan (juga) tentang apa yang tidak kamu ketahui?97) Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.
Catatan Kaki
96) Perkara yang diketahui oleh Ahlulkitab adalah perihal Nabi Musa a.s., Nabi Isa a.s., dan Nabi Muhammad saw.
97) Perkara yang tidak diketahui oleh Ahlulkitab adalah perihal Nabi Ibrahim a.s.
Wa mā kāna ibrāhīmu yahūdiyyaw wa lā naṣrāniyyaw wa lākin kāna ḥanīfam muslimā(n), wa mā kāna minal-musyrikīn(a).
Ibrahim bukanlah seorang Yahudi dan bukan pula seorang Nasrani, melainkan dia adalah seorang yang hanif98) lagi berserah diri (muslim). Dia bukan pula termasuk (golongan) orang-orang musyrik.
Catatan Kaki
98) Hanif berarti jauh dari syirik (mempersekutukan Allah) dan jauh dari kesesatan.
Inna aulan-nāsi bi'ibrāhīma lal-lażīnattaba‘ūhu wa hāżan-nabiyyu wal-lażīna āmanū, wallāhu waliyyul-mu'minīn(a).
Sesungguhnya
orang yang paling dekat dengan Ibrahim adalah orang-orang yang
mengikutinya, Nabi ini (Nabi Muhammad), dan orang-orang yang beriman.
Allah adalah pelindung orang-orang mukmin.
Waddaṭ-ṭā'ifatum min ahlil-kitābi lau yuḍillūnakum, wa mā yuḍillūna illā anfusahum wa mā yasy‘urūn(a).
Segolongan
Ahlulkitab ingin menyesatkan kamu. Padahal, mereka tidak menyesatkan
(siapa pun), kecuali diri mereka sendiri. Akan tetapi, mereka tidak
sadar.
Yā ahlal-kitābi lima talbisūnal-ḥaqqa bil-bāṭili wa taktumūnal-ḥaqqa wa antum ta‘lamūn.
Wahai Ahlulkitab, mengapa kamu mencampuradukkan yang hak dengan yang batil100) dan kamu menyembunyikan kebenaran,101) padahal kamu mengetahui?
Catatan Kaki
100) Mencampuradukkan antara hak dan batil maksudnya adalah mencampuradukkan antara ayat-ayat Tuhan yang disampaikan oleh para nabi dengan takwilan-takwilan batil yang dikemukakan oleh para pemuka agama mereka.
101) Yang dimaksud dengan menyembunyikan kebenaran adalah menutupi firman Tuhan yang dibawa oleh para nabi, yang berisi ajaran tauhid dan berita gembira tentang kedatangan Nabi Muhammad saw.
Wa
qālaṭ-ṭā'ifatum min ahlil-kitābi āminū bil-lażī unzila ‘alal-lażīna
āmanū wajhan-nahāri wakfurū ākhirahū la‘allahum yarji‘ūn(a).
Segolongan
Ahlulkitab berkata (kepada sesamanya), “Berimanlah kamu pada apa yang
diturunkan kepada orang-orang yang beriman pada awal siang dan ingkarlah
pada akhir (siang) agar mereka kembali (pada kekufuran).
Wa
lā tu'minū illā liman tabi‘a dīnakum, qul innal-hudā hudallāh(i), ay
yu'tā aḥadum miṡla mā ūtītum au yuḥājjūkum ‘inda rabbikum, qul
innal-faḍla biyadillāh(i), yu'tīhi may yasyā'(u), wallāhu wāsi‘un
‘alīm(un).
Janganlah kamu percaya selain kepada orang yang mengikuti agamamu.”102)
Katakanlah (Nabi Muhammad), “Sesungguhnya petunjuk (yang sempurna) itu
hanyalah petunjuk Allah. (Janganlah kamu percaya) bahwa seseorang akan
diberi seperti apa yang diberikan kepada kamu atau mereka akan
menyanggah kamu di hadapan Tuhanmu.” Katakanlah (Nabi Muhammad),
“Sesungguhnya karunia itu di tangan Allah. Dia menganugerahkannya kepada
siapa yang Dia kehendaki. Allah Maha Luas lagi Maha Mengetahui.”
Catatan Kaki
102) Yakni kepada orang yang seagama dengan kamu (Yahudi atau Nasrani) agar mereka tidak masuk Islam atau kepada orang-orang Yahudi atau Nasrani yang sudah telanjur masuk Islam agar iman mereka guncang dan kembali pada agama mereka semula.
Wa
min ahlil-kitābi man in ta'manhu bi qinṭārin yu'addīhi ilaik(a), wa
minhum man in ta'manhu bidīnāril lā yu'addīhi ilaika illā mā dumta
‘alaihi qā'imā(n), żālika bi'annahum qālū laisa ‘alainā fil-ummiyyīna
sabīl(un), wa yaqūlūna ‘alallāhil-każiba wa hum ya‘lamūn(a).
Di
antara Ahlulkitab ada orang yang jika engkau percayakan kepadanya harta
yang banyak, niscaya dia mengembalikannya kepadamu. Akan tetapi, ada
(pula) di antara mereka orang yang jika engkau percayakan kepadanya satu
dinar, dia tidak mengembalikannya kepadamu, kecuali jika engkau selalu
menagihnya. Yang demikian itu disebabkan mereka berkata, “Tidak ada dosa
bagi kami terhadap orang-orang umi.”103) Mereka mengatakan hal yang dusta terhadap Allah, padahal mereka mengetahui.
Catatan Kaki
103) Pengertian umi dapat dilihat pada catatan kaki ayat ke-20. Mereka beranggapan bahwa mereka boleh memperoleh harta dengan cara menipu orang-orang yang tidak seagama dengan mereka. Menurut mereka, Allah Swt. membolehkan cara semacam itu. Hal ini tidak benar karena menipu adalah perbuatan yang dilarang oleh agama.
Innal-lażīna
yasytarūna bi‘ahdillāhi wa aimānihim ṡamanan qalīlan ulā'ika lā khalāqa
lahum fil-ākhirati wa lā yukallimuhumullāhu wa lā yanẓuru ilaihim
yaumal-qiyāmati wa lā yuzakkīhim, wa lahum ‘ażābun alīm(un).
Sesungguhnya
orang-orang yang memperjualbelikan janji Allah dan sumpah-sumpah mereka
dengan harga murah, mereka itu tidak memperoleh bagian di akhirat,
Allah tidak akan menyapa mereka, tidak akan memperhatikan mereka pada
hari Kiamat, dan tidak akan menyucikan mereka. Bagi mereka azab yang
pedih.
Wa
inna minhum lafarīqay yalwūna alsinatahum bil-kitābi litaḥsabūhu
minal-kitābi wa mā huwa minal-kitāb(i), wa yaqūlūna huwa min ‘indillāhi
wa mā huwa min ‘indillāh(i), wa yaqūlūna ‘alallāhil-każiba wa hum
ya‘lamūn(a).
Sesungguhnya
di antara mereka (Bani Israil) ada segolongan yang memutar-mutar
lidahnya (ketika membaca) Alkitab agar kamu menyangka (yang mereka baca)
itu sebagian dari Alkitab. Padahal, itu bukan dari Alkitab. Mereka
berkata, “Itu dari Allah.” Padahal, itu bukan dari Allah. Mereka
mengatakan hal yang dusta terhadap Allah, sedangkan mereka mengetahui.
Mā
kāna libasyarin ay yu'tiyahullāhul-kitāba wal-ḥukma wan-nubuwwata ṡumma
yaqūla lin-nāsi kūnū ‘ibādal lī min dūnillāhi wa lākin kūnū
rabbāniyyīna bimā kuntum tu‘allimūnal-kitāba wa bimā kuntum
tadrusūn(a).
Tidak
sepatutnya seseorang diberi Alkitab, hukum, dan kenabian oleh Allah,
kemudian dia berkata kepada manusia, “Jadilah kamu para penyembahku,
bukan (penyembah) Allah,” tetapi (hendaknya dia berkata), “Jadilah kamu
para pengabdi Allah karena kamu selalu mengajarkan kitab dan
mempelajarinya!”
Wa lā ya'murakum an tattakhiżul-malā'ikata wan-nabiyyīna arbābā(n), aya'murukum bil-kufri ba‘da iż antum muslimūn(a).
Tidak
(sepatutnya) pula dia menyuruh kamu menjadikan para malaikat dan para
nabi sebagai tuhan. Apakah (patut) dia menyuruh kamu (berbuat) kekufuran
setelah kamu menjadi muslim?
Wa
iż akhażallāhu mīṡāqan-nabiyyīna lamā ātaitukum min kitābiw wa ḥikmatin
ṡumma jā'akum rasūlum muṣaddiqul limā ma‘akum latu'minunna bihī wa
latanṣurunnah(ū), qāla a'aqrartum wa akhażtum ‘alā żālikum iṣrī, qālū
aqrarnā, qāla fasyhadū wa ana ma‘akum minasy-syāhidīn(a).
(Ingatlah)
ketika Allah mengambil perjanjian dari para nabi, “Manakala Aku
memberikan kitab dan hikmah kepadamu, lalu datang kepada kamu seorang
rasul yang membenarkan apa yang ada pada kamu, niscaya kamu akan
sungguh-sungguh beriman kepadanya dan menolongnya.”104)
Allah berfirman, “Apakah kamu mengakui dan menerima perjanjian
dengan-Ku atas yang demikian itu?” Mereka menjawab, “Kami mengakui.”
Allah berfirman, “Kalau begitu, bersaksilah kamu (para nabi) dan Aku
menjadi saksi (pula) bersama kamu.”
Catatan Kaki
104) Para nabi berjanji kepada Allah Swt. bahwa apabila datang seorang rasul bernama Muhammad, mereka akan beriman kepadanya dan menolongnya. Perjanjian para nabi ini mengikat pula umatnya.
Afagaira dīnillāhi yabgūna wa lahū aslama man fis-samāwāti wal-arḍi ṭau‘aw wa ilaihi yurja‘ūn(a).
Mengapa
mereka mencari agama selain agama Allah? Padahal, hanya kepada-Nya apa
yang ada di langit dan di bumi berserah diri, baik dengan suka maupun
terpaksa, dan hanya kepada-Nya mereka dikembalikan.
Qul
āmannā billāhi wa mā unzila ‘alainā wa mā unzila ‘alā ibrāhīma wa
ismā‘īla wa isḥāqa wa ya‘qūba wal-asbāṭi wa mā ūtiya mūsā wa ‘īsā
wan-nabiyyūna mir rabbihim, lā nufarriqu baina aḥadim minhum, wa naḥnu
lahū muslimūn(a).
Katakanlah
(Nabi Muhammad), “Kami beriman kepada Allah dan pada apa yang
diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail,
Ishaq, Ya‘qub beserta anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa,
Isa, serta para nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda-bedakan
seorang pun di antara mereka dan hanya kepada-Nya kami berserah diri.”
Kaifa
yahdillāhu qauman kafarū ba‘da īmānihim wa syahidū annar-rasūla ḥaqquw
wa jā'ahumul-bayyināt(u), wallāhu lā yahdil-qaumaẓ-ẓālimīn(a).
Bagaimana
(mungkin) Allah akan memberi petunjuk kepada suatu kaum yang kufur
setelah mereka beriman dan mengakui bahwa Rasul (Muhammad) itu benar dan
bukti-bukti yang jelas telah sampai kepada mereka? Allah tidak memberi
petunjuk kepada kaum yang zalim.
Innal-lażīna kafarū ba‘da īmānihim ṡummazdādū kufral lan tuqbala taubatuhum, wa ulā'ika humuḍ-ḍāllūn(a).
Sesungguhnya
orang-orang yang kufur setelah beriman, kemudian bertambah
kekufurannya, tidak akan diterima tobatnya dan mereka itulah orang-orang
sesat.
Innal-lażīna
kafarū wa mātū wa hum kuffārun falay yuqbala min aḥadihim mil'ul-arḍi
żahabaw wa lawiftadā bih(ī), ulā'ika lahum ‘ażābun alīmuw wa mā lahum
min nāṣirīn(a).
Sesungguhnya
orang-orang yang kufur dan mati sebagai orang-orang kafir tidak akan
diterima (tebusan) dari seseorang di antara mereka sekalipun (berupa)
emas sepenuh bumi, sekiranya dia hendak menebus diri dengannya. Mereka
itulah orang-orang yang mendapat azab yang pedih dan tidak ada penolong
bagi mereka.
Lan tanālul-birra ḥattā tunfiqū mimmā tuḥibbūn(a), wa mā tunfiqū min syai'in fa innallāha bihī ‘alīm(un).
Kamu
sekali-kali tidak akan memperoleh kebajikan (yang sempurna) sebelum
kamu menginfakkan sebagian harta yang kamu cintai. Apa pun yang kamu
infakkan, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui tentangnya.
Kulluṭ-ṭa‘āmi
kāna ḥillal libanī isrā'īla illā mā ḥarrama isrā'īlu ‘alā nafsihī min
qabli an tunazzalat-taurāh(tu), qul fa'tū bit-taurāti fatlūhā in kuntum
ṣādiqīn(a).
Semua
makanan halal bagi Bani Israil, kecuali makanan yang diharamkan oleh
Israil (Ya‘qub) atas dirinya sebelum Taurat diturunkan.105) Katakanlah (Nabi Muhammad), “Bawalah Taurat lalu bacalah, jika kamu orang-orang yang benar.”
Catatan Kaki
105) Setelah Taurat diturunkan, ada beberapa makanan yang diharamkan bagi mereka sebagai hukuman (lihat surah an-Nisā’ [4]: 160 dan al-An‘ām [6]: 146).
Fa maniftarā ‘alallāhil-każiba mim ba‘di żālika fa ulā'ika humuẓ-ẓālimūn(a).
Maka, siapa yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah106) setelah itu, mereka itulah orang-orang zalim.
Catatan Kaki
106) Kebohongan terhadap Allah Swt. ialah pernyataan bahwa sebelum Taurat diturunkan, Allah Swt. telah mengharamkan beberapa makanan kepada Bani Israil.
Qul ṣadaqallāh(u), fattabi‘ū millata ibrāhīma ḥanīfā(n), wa mā kāna minal-musyrikīn(a).
Katakanlah
(Nabi Muhammad), “Maha Benar Allah (dalam firman-Nya).” Maka, ikutilah
agama Ibrahim yang hanif dan dia tidaklah termasuk orang-orang musyrik.
Sesungguhnya rumah (ibadah) pertama yang dibangun untuk manusia adalah (Baitullah) yang (berada) di Bakkah (Makkah)107) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi seluruh alam.
Catatan Kaki
107) Ahlulkitab mengatakan bahwa rumah ibadah yang pertama dibangun adalah yang berada di Baitulmaqdis. Oleh karena itu, Allah Swt. membantahnya karena yang benar adalah yang ada di Makkah.
Fīhi
āyātum bayyinātum maqāmu ibrāhīm(a), wa man dakhalahū kāna āminā(n), wa
lillāhi ‘alan-nāsi ḥijjul-baiti manistaṭā‘a ilaihi sabīlā(n), wa man
kafara fa innallāha ganiyyun ‘anil-‘ālamīn(a).
Di dalamnya terdapat tanda-tanda yang jelas, (di antaranya) Maqam Ibrahim.108)
Siapa yang memasukinya (Baitullah), maka amanlah dia. (Di antara)
kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke
Baitullah, (yaitu bagi) orang yang mampu109)
mengadakan perjalanan ke sana. Siapa yang mengingkari (kewajiban haji),
maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu pun) dari
seluruh alam.
Catatan Kaki
108) Lihat catatan kaki surah al-Baqarah (2): 125.
109) Kriteria mampu adalah sanggup mendapatkan perbekalan, alat transportasi, sehat jasmani, perjalanan aman, dan keluarga yang ditinggalkan terjamin kehidupannya.
Katakanlah
(Nabi Muhammad), “Wahai Ahlulkitab, mengapa kamu terus-menerus
mengingkari ayat-ayat Allah, padahal Allah Maha Menyaksikan apa yang
kamu kerjakan?”
Qul
yā ahlal-kitābi lima taṣuddūna ‘an sabīlillāhi man āmana tabgūnahā
‘iwajaw wa antum syuhadā'(u), wa mallāhu bigāfilin ‘ammā ta‘malūn(a).
Katakanlah
(Nabi Muhammad), “Wahai Ahlulkitab, mengapa kamu terus-menerus
menghalang-halangi orang-orang yang beriman dari jalan Allah? Kamu
(memang) menghendakinya (jalan Allah itu) menjadi bengkok, sedangkan
kamu menyaksikan.110) Allah tidak lengah terhadap apa yang kamu kerjakan.”
Catatan Kaki
110) Maksud menyaksikan adalah mengetahui bahwa agama yang diridai Allah Swt. adalah agama Islam.
Wahai
orang-orang yang beriman, jika kamu mengikuti segolongan dari orang
yang diberi Alkitab, niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi
orang-orang kafir setelah beriman.
Wa
kaifa takfurūna wa antum tutlā ‘alaikum āyātullāhi wa fīkum rasūluh(ū),
wa may ya‘taṣim billāhi faqad hudiya ilā ṣirāṭim mustaqīm(in).
Bagaimana
kamu (sampai) menjadi kafir, padahal ayat-ayat Allah dibacakan kepada
kamu dan Rasul-Nya (Nabi Muhammad) pun berada di tengah-tengah kamu?
Siapa yang berpegang teguh pada (agama) Allah, sungguh dia telah diberi
petunjuk ke jalan yang lurus.
Wa‘taṣimū
biḥablillāhi jamī‘aw wa lā tafarraqū, ważkurū ni‘matallāhi ‘alaikum iż
kuntum a‘dā'an fa allafa baina qulūbikum fa aṣbaḥtum bi ni‘matihī
ikhwānā(n), wa kuntum ‘alā syafā ḥufratim minan-nāri fa anqażakum minhā,
każālika yubayyinullāhu lakum āyātihī la‘allakum tahtadūn(a).
Berpegangteguhlah
kamu semuanya pada tali (agama) Allah, janganlah bercerai berai, dan
ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu bermusuhan, lalu Allah
mempersatukan hatimu sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi
bersaudara. (Ingatlah pula ketika itu) kamu berada di tepi jurang
neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah Allah
menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk.
Waltakum minkum ummatuy yad‘ūna ilal-khairi wa ya'murūna bil-ma‘rūfi wa yanhauna ‘anil-munkar(i), wa ulā'ika humul-mufliḥūn(a).
Hendaklah
ada di antara kamu segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar.111) Mereka itulah orang-orang yang beruntung.
Catatan Kaki
111) Makruf adalah segala kebaikan yang diperintahkan oleh agama serta bermanfaat untuk kebaikan individu dan masyarakat. Mungkar adalah setiap keburukan yang dilarang oleh agama serta merusak kehidupan individu dan masyarakat.
Wa lā takūnū kal-lażīna tafarraqū wakhtalafū mim ba‘di mā jā'ahumul-bayyināt(u), wa ulā'ika lahum ‘ażābun ‘aẓīm(un).
Janganlah
kamu menjadi seperti orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih
setelah sampai kepada mereka keterangan yang jelas. Mereka itulah
orang-orang yang mendapat azab yang sangat berat.
Yauma
tabyaḍḍu wujūhuw wa taswaddu wujūh(un), fa ammal-lażīnaswaddat
wujūhuhum, akafartum ba‘da īmānikum fa żūqul-‘ażāba bimā kuntum
takfurūn(a).
(Azab
itu terjadi) pada hari ketika ada wajah yang putih berseri dan ada pula
wajah yang hitam kusam. Adapun orang-orang yang berwajah hitam kusam
(kepada mereka dikatakan), “Mengapa kamu kafir setelah beriman? Oleh
karena itu, rasakanlah azab yang disebabkan kekafiranmu.”
Kuntum
khaira ummatin ukhrijat lin-nāsi ta'murūna bil-ma‘rūfi wa tanhauna
‘anil-munkari wa tu'minūna billāh(i), wa lau āmana ahlul-kitābi lakāna
khairal lahum, minhumul-mu'minūna wa akṡaruhumul-fāsiqūn(a).
Kamu
(umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia (selama)
kamu menyuruh (berbuat) yang makruf, mencegah dari yang mungkar, dan
beriman kepada Allah. Seandainya Ahlulkitab beriman, tentulah itu lebih
baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman dan kebanyakan
mereka adalah orang-orang fasik.
Mereka
tidak akan membahayakanmu, kecuali gangguan-gangguan kecil saja. Jika
mereka memerangi kamu, niscaya mereka berbalik ke belakang (kalah),
kemudian mereka tidak mendapat pertolongan.
Ḍuribat
‘alaihimuż-żillatu aina mā ṡuqifū illā biḥablim minallāhi wa ḥablim
minan-nāsi wa bā'ū bigaḍabim minallāhi wa ḍuribat
‘alaihimul-maskanah(tu), żālika bi'annahum kānū yakfurūna bi'āyātillāhi
wa yaqtulūnal-ambiyā'a bigairi ḥaqq(in), żālika bimā ‘aṣaw wa kānū
ya‘tadūn(a).
Kehinaan
ditimpakan kepada mereka di mana saja mereka berada, kecuali jika
mereka (berpegang) pada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan
manusia. Mereka pasti mendapat murka dari Allah dan kesengsaraan
ditimpakan kepada mereka. Yang demikian itu karena mereka mengingkari
ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa hak (alasan yang benar).
Yang demikian itu karena mereka durhaka dan melampaui batas.
Yu'minūna
billāhi wal-yaumil-ākhiri wa ya'murūna bil-ma‘rūfi wa yanhauna
‘anil-munkari wa yusāri‘ūna fil-khairāt(i), wa ulā'ika minaṣ-ṣāliḥīn(a).
Mereka
beriman kepada Allah dan hari Akhir, menyuruh (berbuat) yang makruf,
mencegah dari yang mungkar, dan bersegera (mengerjakan) berbagai
kebajikan. Mereka itu termasuk orang-orang saleh.
Innal-lażīna
kafarū lan tugniya ‘anhum amwāluhum wa lā aulāduhum minallāhi
syai'ā(n), wa ulā'ika aṣḥābun-nār(i), hum fīhā khālidūn(a).
Sesungguhnya
orang-orang yang kufur, baik harta maupun anak-anaknya, sedikit pun
tidak dapat menolak (azab) Allah. Mereka itu penghuni neraka. Mereka
kekal di dalamnya.
Maṡalu
mā yunfiqūna fī hāżihil-ḥayātid-dun-yā kamaṡali rīḥin fihā ṣirrun
aṣābat ḥarṡa qaumin ẓalamū anfusahum fa ahlakath(u), wa mā
ẓalamahumullāhu wa lākin anfusahum yaẓlimūn(a).
Perumpamaan
harta yang mereka infakkan di dalam kehidupan dunia ini adalah ibarat
angin yang mengandung hawa sangat dingin yang menimpa tanaman (milik)
suatu kaum yang menzalimi diri sendiri, lalu (angin itu) merusaknya.
Allah tidak menzalimi mereka, tetapi mereka yang menzalimi diri sendiri.
Yā
ayyuhal-lażīna āmanū lā tattakhiżū biṭānatam min dūnikum lā ya'lūnakum
khabālā(n), waddū mā ‘anittum, qad badatil-bagḍā'u min afwāhihim, wa mā
tukhfī ṣudūruhum akbar(u), qad bayyannā lakumul-āyāti in kuntum
ta‘qilūn(a).
Wahai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil teman kepercayaan
dari orang-orang di luar kalangan (agama)-mu (karena) mereka tidak
henti-hentinya (mendatangkan) kemudaratan bagimu. Mereka menginginkan
apa yang menyusahkanmu. Sungguh, telah nyata kebencian dari mulut mereka
dan apa yang mereka sembunyikan dalam hati lebih besar. Sungguh, Kami
telah menerangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu berpikir.
Hā
antum ulā'i tuḥibbūnahum wa lā yuḥibbūnakum wa tu'minūna bil-kitābi
kullih(ī), wa iżā laqūkum qālū āmannā, wa iżā khalau ‘aḍḍū
‘alaikumul-anāmila minal-gaiẓ(i), qul mūtū bigaiẓikum, innallāha
‘alīmum biżātiṣ-ṣudūr(i).
Begitulah
kamu. Kamu menyukai mereka, padahal mereka tidak menyukaimu, dan kamu
beriman pada semua kitab. Apabila mereka berjumpa denganmu, mereka
berkata, “Kami beriman.” Apabila mereka menyendiri, mereka menggigit
ujung jari karena murka kepadamu. Katakanlah, “Matilah kamu karena
kemurkaanmu itu!” Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala isi hati.
In
tamsaskum ḥasanatun tasu'hum, wa in tuṣibkum sayyi'atuy yafraḥū bihā,
wa in taṣbirū wa tattaqū lā yaḍurrukum kaiduhum syai'ā(n), innallāha
bimā ya‘malūna muḥīṭ(un).
Jika
kamu memperoleh kebaikan, (niscaya) mereka bersedih hati. Adapun jika
kamu tertimpa bencana, mereka bergembira karenanya. Jika kamu bersabar
dan bertakwa, tidaklah tipu daya mereka akan menyusahkan kamu sedikit
pun. Sesungguhnya Allah Maha Meliputi segala yang mereka kerjakan.
Wa iż gadauka min ahlika tubawwi'ul-mu'minīna maqā‘ida lil-qitāl(i), wallāhu samī‘un ‘alīm(un).
(Ingatlah)
ketika engkau (Nabi Muhammad) berangkat pada pagi hari meninggalkan
keluargamu untuk mengatur orang-orang mukmin pada pos-pos pertempuran.113) Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Catatan Kaki
113) Peristiwa ini terjadi pada Perang Uhud pada tahun ke-3 H.
Iż hammat-ṭā'ifatāni minkum an tafsyalā, wallāhu waliyyuhumā, wa ‘alallāhi falyatawakkalil-mu'minūn(a).
(Ingatlah) ketika dua golongan dari pihak kamu114)
ingin (mundur) karena takut, padahal Allah adalah penolong mereka. Oleh
karena itu, hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakal.
Catatan Kaki
114) Kedua golongan itu adalah Bani Salamah dari suku Khazraj dan Bani Harisah dari suku Aus yang sama-sama menjadi bagian dari barisan kaum muslim.
Wa laqad naṣarakumullāhu bibadriw wa antum ażillah(tun), fattaqullāha la‘allakum tasykurūn(a).
Sungguh, Allah benar-benar telah menolong kamu dalam Perang Badar, padahal kamu (pada saat itu) adalah orang-orang lemah.115) Oleh karena itu, bertakwalah kepada Allah agar kamu bersyukur.
Catatan Kaki
115) Perang Badar terjadi ketika umat Islam jumlahnya sedikit dan perlengkapan perangnya kurang.
Iż taqūlu lil-mu'minīna alay yakfiyakum ay yumiddakum rabbukum biṡalāṡati ālāfim minal-malā'ikati munzalīn(a).
(Ingatlah)
ketika engkau (Nabi Muhammad) mengatakan kepada orang-orang mukmin,
“Apakah tidak cukup bagimu bahwa Tuhanmu membantumu dengan tiga ribu
malaikat yang diturunkan (dari langit)?”
Balā, in taṣbirū wa tattaqū wa ya'tūkum min faurihim hāżā yumdidkum rabbukum bikhamsati ālāfim minal-malā'ikati musawwimīn(a).
“Ya
(cukup).” Jika kamu bersabar dan bertakwa, lalu mereka datang menyerang
kamu dengan tiba-tiba, niscaya Allah menolongmu dengan lima ribu
malaikat yang memakai tanda.
Wa mā ja‘alahullāhu illā busyrā lakum wa litaṭma'inna qulūbukum bih(ī), wa man-naṣru illā min ‘indillāhil-‘azīzil-ḥakīm(i).
Allah
tidak menjadikannya (pertolongan itu) kecuali hanya sebagai kabar
gembira bagi (kemenangan)-mu dan agar hatimu tenang karenanya. Tidak ada
kemenangan selain dari Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Liyaqṭa‘a ṭarafam minal-lażīna kafarū au yakbitahum fa yanqalibū khā'ibīn(a).
(Hal itu dilakukan) untuk membinasakan segolongan orang yang kufur116) atau untuk menjadikan mereka hina sehingga mereka kembali tanpa memperoleh apa pun.
Catatan Kaki
116) Maksudnya adalah bahwa tujuh puluh pemimpin kafir terbunuh dan tujuh puluh orang lainnya ditawan.
Laisa laka minal-amri syai'un au yatūba ‘alaihim au yu‘ażżibahum fa innahum ẓālimūn(a).
Hal itu sama sekali bukan menjadi urusanmu (Nabi Muhammad),117) apakah Allah menerima tobat mereka atau mengazabnya karena sesungguhnya mereka orang-orang zalim.
Catatan Kaki
117) Menurut riwayat al-Bukhari, ayat ini turun karena Nabi Muhammad saw. berdoa kepada Allah Swt. agar menyelamatkan sebagian pemuka kaum musyrik dan membinasakan sebagian lainnya.
Wa lillāhi mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍ(i), yagfiru limay yasyā'u wa yu‘ażżibu may yasyā'(u), wallāhu gafūrur raḥīm(un).
Milik
Allahlah segala yang ada di langit dan segala yang ada di bumi. Dia
mengampuni siapa yang Dia kehendaki dan mengazab siapa yang Dia
kehendaki. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda118) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung.
Catatan Kaki
118) Riba dalam ayat ini dimaksudkan sebagai utang-piutang yang ketika tidak bisa dibayar pada waktu jatuh tempo, pengutang diberi tambahan waktu, tetapi dengan ganti berupa penambahan jumlah yang harus dilunasinya. Menurut para ulama, riba nasiah ini haram, walaupun jumlah penambahannya tidak berlipat ganda.
(yaitu)
orang-orang yang selalu berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit,
orang-orang yang mengendalikan kemurkaannya, dan orang-orang yang
memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah mencintai orang-orang yang
berbuat kebaikan.
Wal-lażīna
iżā fa‘alū fāḥisyatan au ẓalamū anfusahum żakarullāha fastagfarū
liżunūbihim, wa may yagfiruż-żunūba illallāh(u), wa lam yuṣirrū ‘alā mā
fa‘alū wa hum ya‘lamūn(a).
Demikian (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzalimi diri sendiri,119)
mereka (segera) mengingat Allah lalu memohon ampunan atas dosa-dosanya.
Siapa (lagi) yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Allah? Mereka pun
tidak meneruskan apa yang mereka kerjakan (perbuatan dosa itu) sedangkan
mereka mengetahui(-nya).
Catatan Kaki
119) Perbuatan keji (fāḥisyah) adalah dosa besar yang akibatnya tidak hanya menimpa diri sendiri, tetapi juga menimpa orang lain, seperti zina dan riba. Adapun yang dimaksud dengan menzalimi diri sendiri adalah perbuatan dosa yang akibatnya hanya menimpa diri sendiri, baik besar maupun kecil.
Ulā'ika jazā'uhum magfiratum mir rabbihim wa jannātun tajrī min taḥtihal-anhāru khālidīna fīhā, wa ni‘ma ajrul-‘āmilīn(a).
Mereka
itu balasannya adalah ampunan dari Tuhan mereka dan surga-surga yang
mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya. (Itulah)
sebaik-baik pahala bagi orang-orang yang mengerjakan (amal-amal saleh).
Qad khalat min qablikum sunan(un), fa sīrū fil-arḍi fanẓurū kaifa kāna ‘āqibatul-mukażżibīn(a).
Sungguh, telah berlalu sebelum kamu sunah-sunah (Allah).120) Oleh karena itu, berjalanlah di (segenap penjuru) bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan para pendusta (rasul-rasul).
Catatan Kaki
120) Yang dimaksud dengan sunah Allah di sini adalah kehendak dan hukum Allah yang berlaku dalam kehidupan manusia.
Iy
yamsaskum qarḥun faqad massal-qauma qarḥum miṡluh(ū), wa tilkal-ayyāmu
nudāwiluhā binan-nās(i), wa liya‘lamallāhul-lażīna āmanū wa yattakhiża
minkum syuhadā'(u), wallāhu lā yuḥibbuẓ-ẓālimīn(a).
Jika
kamu (pada Perang Uhud) mendapat luka, maka mereka pun (pada Perang
Badar) mendapat luka yang serupa. Masa (kejayaan dan kehancuran) itu
Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran) dan
Allah mengetahui orang-orang beriman (yang sejati) dan sebagian kamu
dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada. Allah tidak menyukai orang-orang
zalim.
Am ḥasibtum an tadkhulul-jannata wa lammā ya‘lamillāhul-lażīna jāhadū minkum wa ya‘lamaṣ-ṣābirīn(a).
Apakah kamu mengira akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad121) di antara kamu dan belum nyata pula orang-orang yang sabar.
Catatan Kaki
121) Lihat catatan kaki surah al-Baqarah (2): 218.
Wa laqad kuntum tamannaunal-mauta min qabli an talqauh(u), faqad ra'aitumūhu wa antum tanẓurūn(a).
Sungguh,
kamu benar-benar mengharapkan mati (syahid) sebelum kamu menghadapinya
(peperangan). Maka, (sekarang) kamu sungguh telah melihat (peperangan
itu) dan menyaksikan (kematian).
Wa
mā muḥammadun illā rasūl(un), qad khalat min qablihir-rusul(u), afa'im
māta au qutilanqalabtum ‘alā a‘qābikum, wa may yanqalib ‘alā ‘aqibaihi
falay yaḍurrallāha syai'ā(n), wa sayajzillāhusy-syākirīn(a).
(Nabi) Muhammad hanyalah seorang rasul. Sebelumnya telah berlalu beberapa rasul.122)
Apakah jika dia wafat atau dibunuh, kamu berbalik ke belakang (murtad)?
Siapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak akan mendatangkan
mudarat kepada Allah sedikit pun. Allah akan memberi balasan kepada
orang-orang yang bersyukur.
Catatan Kaki
122) Nabi Muhammad saw. adalah utusan Allah Swt. Para rasul sebelumnya telah wafat. Oleh karena itu, Nabi Muhammad saw. juga akan wafat seperti halnya para rasul terdahulu. Pada waktu perang Uhud berkecamuk, tersiar berita bahwa Nabi Muhammad saw. wafat terbunuh. Berita ini mengacaukan umat Islam sehingga ada yang ingin meminta pelindungan Abu Sufyan (pemimpin kaum Quraisy). Sementara itu, orang-orang munafik mengatakan bahwa kalau Nabi Muhammad saw. itu betul seorang Nabi, tentu tidak akan wafat terbunuh. Maka, Allah Swt. menurunkan ayat ini untuk menenteramkan kaum muslim dan membantah perkataan orang munafik.
Wa
mā kāna linafsin an tamūta illā bi'iżnillāhi kitābam mu'ajjalā(n), wa
may yurid ṡawābad-dun-yā nu'tihī minhā, wa may yurid ṡawābal-ākhirati
nu'tihī minhā, wa sanajzisy-syākirīn(a).
Setiap
yang bernyawa tidak akan mati, kecuali dengan izin Allah sebagai
ketetapan yang telah ditentukan waktunya. Siapa yang menghendaki pahala
dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala (dunia) itu dan siapa yang
menghendaki pahala akhirat, niscaya Kami berikan (pula) kepadanya pahala
(akhirat) itu. Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang
bersyukur.
Wa
ka'ayyim min nabiyyin qātal(a), ma‘ahū ribbiyyūna kaṡīr(un), famā
wahanū limā aṣābahum fī sabīlillāhi wa mā ḍa‘ufū wa mastakānū, wallāhu
yuḥibbuṣ-ṣābirīn(a).
Betapa
banyak nabi yang berperang didampingi sejumlah besar dari
pengikut(-nya) yang bertakwa. Mereka tidak (menjadi) lemah karena
bencana yang menimpanya di jalan Allah, tidak patah semangat, dan tidak
(pula) menyerah (kepada musuh). Allah mencintai orang-orang yang sabar.
Wa
mā kāna qauluhum illā an qālū rabbanagfir lanā żunūbanā wa isrāfanā fī
amrinā wa ṡabbit aqdāmanā wanṣurnā ‘alal-qaumil-kāfirīn(a).
Tidak
lain ucapan mereka kecuali doa, “Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa
kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebihan dalam urusan kami,123) tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.”
Catatan Kaki
123) Tindakan yang berlebihan adalah sikap melampaui batas-batas hukum yang telah ditetapkan Allah Swt.
Yā ayyuhal-lażīna āmanū in tuṭī‘ul-lażīna kafarū yaruddūkum ‘alā a‘qābikum fa tanqalibū khāsirīn(a).
Wahai
orang-orang yang beriman, jika kamu menaati orang-orang yang kufur,
niscaya mereka akan mengembalikan kamu ke belakang (murtad). Akibatnya,
kamu akan kembali dalam keadaan merugi.
Sanulqī
fī qulūbil-lażīna kafarur-ru‘ba bimā asyrakū billāhi mā lam yunazzil
bihī sulṭānā(n), wa ma'wāhumun nār(u), wa bi'sa maṡwaẓ-ẓālimīn(a).
Kami
akan memasukkan rasa takut ke dalam hati orang-orang yang kufur karena
mereka mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan
keterangan tentangnya. Tempat kembali mereka adalah neraka. (Itulah)
seburuk-buruk tempat tinggal (bagi) orang-orang zalim.
Wa
laqad ṣadaqakumullāhu wa‘dahū iż taḥussūnahum bi'iżnih(ī), ḥattā iżā
fasyiltum wa tanāza‘tum fil-amri wa ‘aṣaitum mim ba‘di mā arākum mā
tuḥibbūn(a), minkum may yurīdud-dun-yā wa minkum may
yurīdul-ākhirah(ta), ṡumma ṣarafakum ‘anhum liyabtaliyakum, wa laqad
‘afā ‘ankum, wallāhu żū faḍlin ‘alal-mu'minīn(a).
Sungguh,
Allah benar-benar telah memenuhi janji-Nya kepadamu ketika kamu
membunuh mereka dengan izin-Nya sampai pada saat kamu (dalam keadaan)
lemah, berselisih dalam urusan itu,125) dan mengabaikan (perintah Rasul) setelah Allah memperlihatkan kepadamu apa yang kamu sukai.126)
Di antara kamu ada orang yang menghendaki dunia dan di antara kamu ada
(pula) orang yang menghendaki akhirat. Kemudian, Allah memalingkan kamu
dari mereka127) untuk
mengujimu. Sungguh, Dia benar-benar telah memaafkan kamu. Allah
mempunyai karunia (yang diberikan) kepada orang-orang mukmin.
Catatan Kaki
125) Berselisih dalam urusan Nabi berarti melaksanakan perintah Nabi Muhammad saw. agar regu pemanah tetap bertahan pada tempat yang telah ditetapkan dalam keadaan bagaimanapun.
126) Yakni kemenangan dan harta rampasan.
127) Maksudnya adalah bahwa kaum muslim tidak berhasil mengalahkan mereka.
Iż
tuṣ‘idūna wa lā talwūna ‘alā aḥadiw war-rasūlu yad‘ūkum fī ukhrākum fa
aṡābakum gammam bigammil likailā taḥzanū ‘alā mā fātakum wa lā mā
aṣābakum, wallāhu khabīrum bimā ta‘malūn(a).
(Ingatlah)
ketika kamu lari dan tidak menoleh kepada siapa pun, sedangkan Rasul
(Muhammad) memanggilmu dari belakang. Oleh karena itu, Allah menimpakan
kepadamu kesedihan demi kesedihan128)
agar kamu tidak bersedih hati (lagi) terhadap apa yang luput dari kamu
dan terhadap apa yang menimpamu. Allah Maha Teliti terhadap apa yang
kamu kerjakan.
Catatan Kaki
128) Kesedihan kaum muslim disebabkan ketidaktaatan mereka terhadap perintah Rasul yang berujung kekalahan pada Perang Uhud.
Ṡumma
anzala ‘alaikum mim ba‘dil-gammi amanatan nu‘āsay yagsyā ṭā'ifatam
minkum, wa ṭā'ifatun qad ahammathum anfusuhum yaẓunnūna billāhi
gairal-ḥaqqi ẓanal-jāhiliyyah(ti), yaqūlūna hal lanā minal-amri min
syai'(in), qul innal-amra kullahū lillāh(i), yukhfūna fī anfusihim mā lā
yubdūna lak(a), yaqūlūna lau kāna lanā minal-amri syai'um mā qutilnā
hāhunā, qul lau kuntum fī buyūtikum labarazal-lażīna kutiba
‘alaihimul-qatlu ilā maḍāji‘ihim, wa liyabtaliyallāhu mā fī ṣudūrikum wa
liyumaḥḥiṣa mā fī qulūbikum, wallāhu ‘alīmum biżātiṣ-ṣudūr(i).
Setelah kamu ditimpa kesedihan, kemudian Dia menurunkan rasa aman kepadamu (berupa) kantuk yang meliputi segolongan dari kamu,129) sedangkan segolongan lagi130) telah mencemaskan diri mereka sendiri. Mereka berprasangka yang tidak benar terhadap Allah seperti sangkaan jahiliah.131)
Mereka berkata, “Adakah sesuatu yang dapat kita perbuat dalam urusan
ini?” Katakanlah (Nabi Muhammad), “Sesungguhnya segala urusan itu di
tangan Allah.” Mereka menyembunyikan dalam hatinya apa yang tidak mereka
terangkan kepadamu. Mereka berkata, “Seandainya ada sesuatu yang dapat
kami perbuat dalam urusan ini, niscaya kami tidak akan dibunuh
(dikalahkan) di sini.” Katakanlah (Nabi Muhammad), “Seandainya kamu ada
di rumahmu, niscaya orang-orang yang telah ditetapkan akan mati terbunuh
itu keluar (juga) ke tempat mereka terbunuh.” Allah (berbuat demikian)
untuk menguji yang ada dalam dadamu dan untuk membersihkan yang ada
dalam hatimu. Allah Maha Mengetahui segala isi hati.
Catatan Kaki
129) Yakni orang-orang Islam yang kuat keyakinannya.
130) Yakni orang-orang Islam yang masih ragu-ragu.
131) Yang dimaksud dengan sangkaan jahiliah adalah menganggap bahwa apabila Nabi Muhammad saw. itu benar-benar utusan Allah Swt., tentu tidak akan terkalahkan atau terbunuh dalam peperangan.
Sesungguhnya orang-orang yang berpaling di antara kamu pada hari ketika dua pasukan bertemu,132)
sesungguhnya mereka hanyalah digelincirkan oleh setan disebabkan
sebagian kesalahan (dosa) yang telah mereka perbuat. Allah benar-benar
telah memaafkan mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyantun.
Catatan Kaki
132) Yaitu pasukan kaum muslim dan pasukan kaum musyrik dalam Perang Uhud.
Yā
ayyuhal-lażīna āmanū lā takūnū kal-lażīna kafarū wa qālū li'ikhwānihim
iżā ḍarabū fil-arḍi au kānū guzzal lau kānū ‘indanā mā mātū wa mā
qutilū, liyaj‘alallāhu żālika ḥasratan fī qulūbihim, wallāhu yuḥyī wa
yumīt(u), wallāhu bimā ta‘malūna baṣīr(un).
Wahai
orang-orang yang beriman, janganlah seperti orang-orang yang kufur dan
berbicara tentang saudara-saudaranya, apabila mereka mengadakan
perjalanan di bumi atau berperang, “Seandainya mereka tetap bersama
kami, tentulah mereka tidak mati dan tidak terbunuh.” (Allah membiarkan
mereka bersikap demikian) karena Allah hendak menjadikan itu (kelak)
sebagai penyesalan di hati mereka. Allah menghidupkan dan mematikan.
Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.
Wa la'in qutiltum fī sabīlillāhi au muttum lamagfiratum minallāhi wa raḥmatun khairum mimmā yajma‘ūn(a).
Sungguh, jika kamu gugur di jalan Allah atau mati,133) pastilah ampunan Allah dan rahmat-Nya lebih baik (bagimu) daripada apa (harta rampasan) yang mereka kumpulkan.
Catatan Kaki
133) Maksudnya adalah meninggal di jalan Allah Swt. bukan karena peperangan.
Fabimā
raḥmatim minallāhi linta lahum, wa lau kunta faẓẓan galīẓal-qalbi
lanfaḍḍū min ḥaulik(a), fa‘fu ‘anhum wastagfir lahum wa syāwirhum
fil-amr(i), fa iżā ‘azamta fa tawakkal ‘alallāh(i), innallāha
yuḥibbul-mutawakkilīn(a).
Maka,
berkat rahmat Allah engkau (Nabi Muhammad) berlaku lemah lembut
terhadap mereka. Seandainya engkau bersikap keras dan berhati kasar,
tentulah mereka akan menjauh dari sekitarmu. Oleh karena itu, maafkanlah
mereka, mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan
mereka dalam segala urusan (penting). Kemudian, apabila engkau telah
membulatkan tekad, bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah
mencintai orang-orang yang bertawakal.
Iy
yanṣurkumullāhu falā gāliba lakum, wa iy yakhżulkum faman żal-lażī
yanṣurukum mim ba‘dih(ī), wa ‘alallāhi falyatawakkalil-mu'minūn(a).
Jika
Allah menolongmu, tidak ada yang (dapat) mengalahkanmu dan jika Dia
membiarkanmu (tidak memberimu pertolongan), siapa yang (dapat)
menolongmu setelah itu? Oleh karena itu, hendaklah kepada Allah saja
orang-orang mukmin bertawakal.
Wa
mā kāna linabiyyin ay yagull(a), wa may yaglul ya'ti bimā galla
yaumal-qiyāmah(ti), ṡumma tuwaffā kullu nafsim mā kasabat wa hum lā
yuẓlamūn(a).
Tidak
layak seorang nabi menyelewengkan (harta rampasan perang). Siapa yang
menyelewengkan (-nya), niscaya pada hari Kiamat dia akan datang membawa
apa yang diselewengkannya itu. Kemudian, setiap orang akan diberi
balasan secara sempurna sesuai apa yang mereka lakukan dan mereka tidak
dizalimi.
Afamanittaba‘a riḍwānallāhi kamam bā'a bisakhaṭim minallāhi wa ma'wāhu jahannam(u), wa bi'sal-maṣīr(u),
Apakah
orang yang mengikuti (jalan) rida Allah sama dengan orang yang kembali
dengan membawa kemurkaan dari Allah dan tempatnya adalah (neraka)
Jahanam? Itulah seburuk-buruk tempat kembali.
Laqad
mannallāhu ‘alal-mu'minīna iż ba‘aṡa fīhim rasūlam min anfusihim yatlū
‘alaihim āyātihī wa yuzakkīhim wa yu‘allimuhumul-kitāba wal-ḥikmah(ta),
wa in kānū min qablu lafī ḍalālim mubīn(in).
Sungguh,
Allah benar-benar telah memberi karunia kepada orang-orang mukmin
ketika (Dia) mengutus di tengah-tengah mereka seorang Rasul (Muhammad)
dari kalangan mereka sendiri yang membacakan kepada mereka
ayat-ayat-Nya, menyucikan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka
Kitab Suci (Al-Qur’an) dan hikmah. Sesungguhnya mereka sebelum itu
benar-benar dalam kesesatan yang nyata.
Awa
lammā aṣābatkum muṣībatun qad aṣabtum miṡlaihā, qultum annā hāżā, qul
huwa min ‘indi anfusikum, innallāha ‘alā kulli syai'in qadīr(un).
Apakah
ketika kamu ditimpa musibah (kekalahan pada Perang Uhud), padahal kamu
telah memperoleh (kenikmatan) dua kali lipatnya (pada Perang Badar),
kamu berkata, “Dari mana datangnya (kekalahan) ini?” Katakanlah, “Itu
dari (kesalahan) dirimu sendiri.” Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas
segala sesuatu.
dan
mengetahui orang-orang yang munafik. Dikatakan kepada mereka, “Marilah
berperang di jalan Allah atau pertahankanlah (dirimu).” Mereka menjawab,
“Seandainya kami mengetahui (bagaimana cara) berperang, tentulah kami
mengikutimu.” Mereka pada hari itu lebih dekat pada kekufuran daripada
keimanan. Mereka mengatakan dengan mulutnya sesuatu yang tidak ada dalam
hatinya. Allah lebih mengetahui segala sesuatu yang mereka sembunyikan.
Al-lażīna qālū li'ikhwānihim wa qa‘adū lau aṭā‘ūnā mā qutilū, qul fadra'ū ‘an anfusikumul-mauta in kuntum ṣādiqīn(a).
(Mereka
itu adalah) orang-orang yang berbicara tentang saudara-saudaranya (yang
ikut berperang dan terbunuh), sedangkan mereka sendiri tidak turut
berperang, “Seandainya mereka mengikuti kami, tentulah mereka tidak
terbunuh.” Katakanlah, “Cegahlah kematian itu dari dirimu jika kamu
orang-orang benar.”
Wa lā taḥsabannal-lażīna qutilū fī sabīlillāhi amwātā(n), bal aḥyā'un 'inda rabbihim yurzaqūn(a).
Jangan
sekali-kali kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah
itu mati. Sebenarnya, mereka itu hidup dan dianugerahi rezeki di sisi
Tuhannya.134)
Catatan Kaki
134) Maksudnya adalah hidup di alam yang lain, bukan di alam dunia. Mereka mendapatkan berbagai kenikmatan di sisi Allah Swt. Hanya Allahlah yang mengetahui bagaimana keadaan hidup di alam lain itu.
Fariḥīna
bimā ātāhumullāhu min faḍlih(ī), wa yastabsyirūna bil-lażīna lam
yalḥaqū bihim min khalfihim, allā khaufun ‘alaihim wa lā hum
yaḥzanūn(a).
Mereka
bergembira dengan karunia yang Allah anugerahkan kepadanya dan
bergirang hati atas (keadaan) orang-orang yang berada di belakang yang
belum menyusul mereka,135) yaitu bahwa tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati.
Catatan Kaki
135) Maksudnya adalah teman-temannya yang masih hidup dan tetap berjihad di jalan Allah.
(yaitu)
orang-orang yang memenuhi (seruan) Allah dan Rasul setelah mereka
menderita luka-luka (dalam Perang Uhud). Orang-orang yang berbuat
kebaikan dan bertakwa di antara mereka akan mendapat pahala yang sangat
besar,
Al-lażīna
qāla lahumun-nāsu innan-nāsa qad jama‘ū lakum fakhsyauhum fa zādahum
īmānā(n), wa qālū ḥasbunallāhu wa ni‘mal-wakīl(u).
(yaitu)
mereka yang (ketika ada) orang-orang mengatakan kepadanya,
“Sesungguhnya orang-orang (Quraisy) telah mengumpulkan (pasukan) untuk
(menyerang) kamu. Oleh karena itu, takutlah kepada mereka,” ternyata
(ucapan) itu menambah (kuat) iman mereka dan mereka menjawab, “Cukuplah
Allah (menjadi penolong) bagi kami dan Dia sebaik-baik pelindung.”
Fanqalabū bi ni‘matim minallāhi wa faḍlil lam yamsashum sū'(un), wattaba‘ū riḍwānallāh(i), wallahu żū faḍlin ‘aẓīm(in).
Mereka
kembali dengan nikmat dan karunia dari Allah. Mereka tidak ditimpa
suatu bencana dan mereka mengikuti (jalan) rida Allah. Allah mempunyai
karunia yang besar.
Innamā żālikumusy-syaiṭānu yukhawwifu auliyā'ah(ū), falā takhāfūhum wa khāfūni in kuntum mu'minīn(a).
Sesungguhnya mereka hanyalah setan yang menakut-nakuti (kamu) dengan teman-teman setianya.136) Oleh karena itu, janganlah takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, jika kamu orang-orang mukmin.
Wa
lā yaḥzunkal-lażīna yusāri‘ūna fil-kufr(i), innahum lay yaḍurrullāha
syai'ā(n), yurīdullāhu allā yaj‘ala lahum ḥaẓẓan fil-ākhirati wa lahum
‘ażābun ‘aẓīm(un).
Janganlah
engkau (Nabi Muhammad) dirisaukan oleh orang-orang yang dengan cepat
melakukan kekufuran. Sesungguhnya sedikit pun mereka tidak merugikan
Allah. Allah tidak akan memberi bagian (pahala) kepada mereka di akhirat
dan mereka akan mendapat azab yang sangat besar.
Wa
lā yaḥsabannal-lażīna kafarū annamā numlī lahum khairul li'anfusihim,
innamā numlī lahum liyazdādū iṡmā(n), wa lahum ‘ażābum muhīn(un).
Jangan sekali-kali orang-orang kafir mengira bahwa sesungguhnya tenggang waktu yang Kami berikan kepadanya137)
baik bagi dirinya. Sesungguhnya Kami memberinya tenggang waktu hanya
agar dosa mereka makin bertambah dan mereka akan mendapat azab yang
menghinakan.
Catatan Kaki
137) Maksudnya adalah jangan mengira bahwa usia yang panjang bagi orang kafir itu baik. Jika tidak digunakan untuk beramal saleh, makin panjang usia, makin buruk baginya.
Mā
kānallāhu liyażaral-mu'minīna ‘alā mā antum ‘alaihi ḥattā
yamīzal-khabīṡa minaṭ-ṭayyib(i), wa mā kānallāhu liyuṭli‘akum
‘alal-gaibi wa lākinnallāha yajtabī mir rusulihī may yasyā'(u), fa āminū
billāhi wa rusulih(ī), wa in tu'minū wa tattaqū fa lakum ajrun
‘aẓīm(un).
Allah tidak akan membiarkan orang-orang mukmin dalam keadaan sebagaimana kamu sekarang ini,138) (tetapi Allah akan mengujinya) sehingga Dia membedakan yang buruk dari yang baik.139) Allah tidak akan memperlihatkan kepadamu hal-hal yang gaib,140) tetapi Allah memilih siapa yang Dia kehendaki di antara rasul-rasul-Nya.141)
Oleh karena itu, berimanlah kepada Allah dan rasul-rasul-Nya. Jika kamu
beriman dan bertakwa, kamu akan mendapat pahala yang sangat besar.
Catatan Kaki
138) Maksudnya adalah campur baurnya kaum muslim dengan kaum munafik.
139) Dalam Perang Uhud, Allah Swt. membedakan antara orang baik (umat Islam) dan orang yang buruk (kaum munafik).
140) Di antara yang gaib adalah pengetahuan tentang keimanan dan kemunafikan seseorang.
141) Di antara orang yang Allah Swt. kehendaki untuk dapat mengetahui kemunafikan dalam hati seseorang adalah Nabi Muhammad saw.
Wa
lā yaḥsabannal-lażīna yabkhalūna bimā ātāhumullāhu min faḍlihī huwa
khairal lahum, bal huwa syarrul lahum, sayuṭawwaqūna mā bakhilū bihī
yaumal-qiyāmah(ti), wa lillāhi mīrāṡus-samāwāti wal-arḍ(i), wallāhu bimā
ta‘malūna khabīr(un).
Jangan
sekali-kali orang-orang yang kikir dengan karunia yang Allah
anugerahkan kepadanya mengira bahwa (kekikiran) itu baik bagi mereka.
Sebaliknya, (kekikiran) itu buruk bagi mereka. Pada hari Kiamat, mereka
akan dikalungi dengan sesuatu yang dengannya mereka berbuat kikir. Milik
Allahlah warisan (yang ada di) langit dan di bumi. Allah Maha Teliti
terhadap apa yang kamu kerjakan.
Laqad
sami‘allāhu qaulal-lażīna qālū innallāha faqīruw wa naḥnu agniyā'(u),
sanaktubu mā qālū wa qatlahumul-ambiyā'a bigairi ḥaqq(in), wa naqūlu
żūqū ‘ażābal-ḥarīq(i).
Sungguh,
Allah benar-benar telah mendengar perkataan orang-orang (Yahudi) yang
mengatakan, “Sesungguhnya Allah itu miskin dan kami kaya.” Kami akan
mencatat perkataan mereka dan pembunuhan terhadap nabi-nabi yang mereka
lakukan tanpa hak (alasan yang benar). Kami akan mengatakan (kepada
mereka pada hari Kiamat), “Rasakanlah azab yang membakar!”
Al-lażīna
qālū innallāha ‘ahida ilainā allā nu'mina lirasūlin ḥattā ya'tiyanā
biqurbānin ta'kuluhun-nār(u), qul qad jā'akum rusulum min qablī
bil-bayyināti wa bil-lażī qultum falima qataltumūhum in kuntum
ṣādiqīn(a).
(Mereka
adalah) orang-orang (Yahudi) yang mengatakan, “Sesungguhnya Allah telah
memerintahkan kepada kami agar kami tidak beriman kepada seorang rasul
sebelum dia mendatangkan kepada kami kurban yang dimakan api (yang
datang dari langit).” Katakanlah (Nabi Muhammad), “Sungguh, beberapa
rasul sebelumku telah datang kepadamu dengan (membawa) bukti-bukti yang
nyata dan membawa apa yang kamu sebutkan. Akan tetapi, mengapa kamu
membunuh mereka jika kamu orang-orang yang benar?”
Fa in każżabūka faqad kużżiba rusulum min qablika jā'ū bil-bayyināti waz-zuburi wal-kitābil-munīr(i).
Maka,
jika mereka mendustakanmu (Nabi Muhammad), sungguh rasul-rasul
sebelummu pun telah didustakan. Mereka datang dengan (membawa)
mukjizat-mukjizat yang nyata, zubur,142) dan Alkitab yang memberi penjelasan yang sempurna.
Catatan Kaki
142) Zubur adalah lembaran-lembaran kalam suci, seperti suhuf Nabi Ibrahim a.s. dan Nabi Musa a.s.
Kullu
nafsin żā'iqatul-maut(i), wa innamā tuwaffauna ujūrakum
yaumal-qiyāmah(ti), faman zuḥziḥa ‘anin-nāri wa udkhilal-jannata faqad
fāz(a), wa mal-ḥayātud-dun-yā illā matā‘ul-gurūr(i).
Setiap
yang bernyawa akan merasakan mati. Hanya pada hari Kiamat sajalah
diberikan dengan sempurna balasanmu. Siapa yang dijauhkan dari neraka
dan dimasukkan ke dalam surga, sungguh dia memperoleh kemenangan.
Kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya.
Latublawunna
fī amwālikum wa anfusikum, wa latasma‘unna minal-lażīna ūtul-kitāba min
qablikum wa minal-lażīna asyrakū ażan kaṡīrā(n), wa in taṣbirū wa
tattaqū fa inna żālika min ‘azmil-umūr(i).
Kamu
pasti akan diuji dalam (urusan) hartamu dan dirimu. Kamu pun pasti akan
mendengar banyak hal yang sangat menyakitkan hati dari orang-orang yang
diberi Alkitab sebelum kamu dan dari orang-orang musyrik. Jika kamu
bersabar dan bertakwa, sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan
yang (patut) diutamakan.
Wa
iż akhażallāhu mīṡāqal-lażīna ūtul-kitāba latubayyinunnahū lin-nāsi wa
lā taktumūnah(ū), fa nabażūhu warā'a ẓuhūrihim wasytarau bihī ṡamanan
qalīlā(n), fa bi'sa mā yasytarūn(a).
(Ingatlah)
ketika Allah membuat perjanjian dengan orang-orang yang telah diberi
Alkitab (dengan berfirman), “Hendaklah kamu benar-benar menerangkan (isi
Alkitab itu) kepada manusia dan janganlah kamu menyembunyikannya.”
Lalu, mereka melemparkannya (janji itu) ke belakang punggung mereka
(mengabaikannya) dan menukarnya dengan harga yang murah. Maka, itulah
seburuk-buruk jual beli yang mereka lakukan.
Lā
taḥsabannal-lażīna yafraḥūna bimā atau wa yuḥibbūna ay yuḥmadū bimā
lam yaf‘alū falā taḥsabannahum bimafāzatim minal-‘ażāb(i), wa lahum
‘ażābun alīm(un).
Jangan
sekali-kali kamu mengira bahwa orang yang gembira dengan apa (perbuatan
buruk) yang telah mereka kerjakan dan suka dipuji atas perbuatan (yang
mereka anggap baik) yang tidak mereka lakukan, kamu jangan sekali-kali
mengira bahwa mereka akan lolos dari azab. Mereka akan mendapat azab
yang sangat pedih.
Al-lażīna
yażkurūnallāha qiyāmaw wa qu‘ūdaw wa ‘alā junūbihim wa yatafakkarūna fi
khalqis-samāwāti wal-arḍ(i), rabbanā mā khalaqta hāżā bāṭilā(n),
subḥānaka fa qinā ‘ażāban-nār(i).
(yaitu)
orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam
keadaan berbaring, dan memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi
(seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini
sia-sia. Maha Suci Engkau. Lindungilah kami dari azab neraka.
Rabbanā innaka man tudkhilin-nāra faqad akhzaitah(ū), wa mā liẓ-ẓālimīna min anṣār(in).
Ya
Tuhan kami, sesungguhnya orang yang Engkau masukkan ke dalam neraka,
maka Engkau benar-benar telah menghinakannya dan tidak ada seorang
penolong pun bagi orang yang zalim.
Rabbanā
innanā sami‘nā munādiyay yunādī lil-īmāni an āminū birabbikum fa
āmannā, rabbanā fagfir lanā żunūbanā wa kaffir ‘annā sayyi'ātinā wa
tawaffanā ma‘al-abrār(i).
Ya
Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar orang yang menyeru pada
keimanan, yaitu ‘Berimanlah kamu kepada Tuhanmu,’ maka kami pun beriman.
Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami, hapuskanlah
kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang
selalu berbuat kebaikan.
Rabbanā wa ātinā mā wa‘attanā ‘alā rusulika wa lā tukhzinā yaumal-qiyāmah(ti), innaka lā tukhliful-mī‘ād(a).
Ya
Tuhan kami, anugerahilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada
kami melalui rasul-rasul-Mu dan janganlah Engkau hinakan kami pada hari
Kiamat. Sesungguhnya Engkau tidak pernah mengingkari janji.”
Fastajāba
lahum rabbuhum annī lā uḍī‘u ‘amala ‘āmilim minkum min żakarin au unṡā,
ba‘ḍukum mim ba‘ḍ(in), fal-lażīna hājarū wa ukhrijū min diyārihim wa
ūżū fī sabīlī wa qātalū wa qutilū la'ukaffiranna ‘anhum sayyi'ātihim wa
la udkhilannahum jannātin tajrī min taḥtihal-anhār(u), ṡawābam min
‘indillāh(i), wallāhu ‘indahū ḥusnuṡ-ṡawāb(i).
Maka,
Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman),
“Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan perbuatan orang yang beramal di
antara kamu, baik laki-laki maupun perempuan, (karena) sebagian kamu
adalah (keturunan) dari sebagian yang lain. Maka, orang-orang yang
berhijrah, diusir dari kampung halamannya, disakiti pada jalan-Ku,
berperang, dan terbunuh, pasti akan Aku hapus kesalahan mereka dan pasti
Aku masukkan mereka ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya
sungai-sungai sebagai pahala dari Allah. Di sisi Allahlah ada pahala
yang baik.”
Lākinil-lażīnattaqau
rabbahum lahum jannātun tajrī min taḥtihal-anhāru khālidīna fīhā
nuzulam min ‘indillāh(i), wa mā ‘indallāhi khairul lil-abrār(i).
Akan
tetapi, orang-orang yang bertakwa kepada Tuhannya, mereka akan mendapat
surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai dan mereka kekal di
dalamnya sebagai karunia dari Allah. Apa yang di sisi Allah itu lebih
baik bagi orang-orang yang selalu berbuat baik.
Wa
inna min ahlil-kitābi lamay yu'minu billāhi wa mā unzila ilaikum wa mā
unzila ilaihim khāsyi‘īna lillāh(i), lā yasytarūna bi'āyātillāhi ṡamanan
qalīlā(n), ulā'ika lahum ajruhum ‘inda rabbihim, innallāha
sarī‘ul-ḥisāb(i).
Sesungguhnya
di antara Ahlulkitab ada yang beriman kepada Allah dan pada apa yang
diturunkan kepada kamu dan yang diturunkan kepada mereka. Mereka
berendah hati kepada Allah dan tidak menukarkan ayat-ayat Allah dengan
harga murah. Mereka itu memperoleh pahala di sisi Tuhannya. Sesungguhnya
Allah Maha Cepat perhitungan-Nya.
Yā ayyuhal-lażīna āmanuṣbirū wa ṣābirū wa rabiṭū, wattaqullāha la‘allakum tufliḥūn(a).
Wahai
orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu, kuatkanlah kesabaranmu,
tetaplah bersiap siaga di perbatasan (negerimu), dan bertakwalah kepada
Allah agar kamu beruntung.
Traktir creator minum kopi dengan cara memberi sedikit donasi. Silahkan Pilih Metode Pembayaran