Wa man jāhada fa'innamā yujāhidu linafsih(ī), innallāha laganiyyun ‘anil-‘ālamīn(a).
Siapa
yang berusaha dengan sungguh-sungguh (untuk berbuat kebajikan),
sesungguhnya dia sedang berusaha untuk dirinya sendiri (karena
manfaatnya kembali kepada dirinya). Sesungguhnya Allah benar-benar Maha
Kaya (tidak memerlukan suatu apa pun) dari alam semesta.
Wal-lażīna āmanū wa ‘amiluṣ-ṣāliḥāti lanukaffiranna ‘anhum sayyi'ātihim wa lanajziyannahum aḥsanal-lażī kānū ya‘malūn(a).
Orang-orang
yang beriman dan beramal saleh pasti akan Kami hapus dosa-dosanya, dan
mereka pasti akan Kami beri balasan yang terbaik dari apa yang selama
ini mereka kerjakan.
Wa
waṣṣainal-insāna biwālidaihi ḥusnā(n), wa in jāhadāka litusyrika bī mā
laisa laka bihī ‘ilmun falā tuṭi‘humā, ilayya marji‘ukum fa'unabbi'ukum
bimā kuntum ta‘malūn(a).
Kami
telah mewasiatkan (kepada) manusia agar (berbuat) kebaikan kepada kedua
orang tuanya. Jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan-Ku dengan
sesuatu yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, janganlah engkau
patuhi keduanya. Hanya kepada-Ku kamu kembali, lalu Aku beri tahukan
kepadamu apa yang selama ini kamu kerjakan.
Wa
minan-nāsi may yaqūlu āmannā billāhi fa'iżā ūżiya fillāhi ja‘ala
fitnatan-nāsi ka‘ażābillāh(i), wa la'in jā'a naṣrum mir rabbika
layaqūlunna innā kunnā ma‘akum, awa laisallāhu bi'a‘lama bimā fī
ṣudūril-‘ālamīn(a).
Di
antara manusia ada yang berkata, “Kami beriman kepada Allah,” tetapi
apabila dia disakiti karena (dia beriman kepada) Allah, dia menganggap
cobaan manusia itu seperti siksaan Allah.570)
Akan tetapi, jika datang pertolongan dari Tuhanmu, pasti mereka akan
berkata, “Sesungguhnya kami bersama kamu.” Bukankah Allah paling
mengetahui apa yang ada di dalam dada semua manusia?
Catatan Kaki
570) Orang itu menganggap dahsyatnya kezaliman manusia sama seperti dahsyatnya azab Allah Swt. sehingga dia meninggalkan imannya.
Wa
qālal-lażīna kafarū lil-lażīna āmanuttabi‘ū sabīlanā walnaḥmil
khaṭāyākum, wa mā hum biḥāmilīna min khaṭāyāhum min syai'(in), innahum
lakāżibūn(a).
Orang-orang
yang kufur berkata kepada orang-orang yang beriman, “Ikutilah jalan
kami dan kami akan memikul dosa-dosa kamu.” Padahal, mereka tidak
(sanggup) sedikit pun memikul dosa-dosa mereka sendiri. Sesungguhnya
mereka (orang-orang kafir) benar-benar para pendusta.
Wa layaḥmilunna aṡqālahum wa aṡqālam ma‘a aṡqālihim wa layus'alunna yaumal-qiyāmati ‘ammā kānū yaftarūn(a).
Mereka
benar-benar akan memikul dosa-dosa mereka (sendiri) dan dosa-dosa
(orang lain yang mereka perdaya) di samping dosa-dosa mereka. Pada hari
Kiamat mereka pasti akan ditanya tentang kebohongan yang selalu mereka
ada-adakan.
Wa laqad arsalnā nūḥan ilā qaumihī falabiṡa fīhim alfa sanatin illā khamsīna ‘āmā(n), fa'akhażahumuṭ-ṭūfānu wa hum ẓālimūn(a).
Sungguh,
Kami benar-benar telah mengutus Nuh kepada kaumnya, lalu dia tinggal
bersama mereka selama seribu tahun kurang lima puluh tahun. Kemudian,
mereka dilanda banjir besar dalam keadaan sebagai orang-orang zalim.
Wa ibrāhīma iż qāla liqaumihi‘budullāha wattaqūh(u), żālikum khairul lakum in kuntum ta‘lamūn(a).
(Ingatlah)
Ibrahim ketika berkata kepada kaumnya, “Sembahlah Allah dan bertakwalah
kepada-Nya. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.
Innamā
ta‘budūna min dūnillāhi auṡānaw wa takhluqūna ifkā(n), innal-lażīna
ta‘budūna min dūnillāhi lā yamlikūna lakum rizqan fabtagū
‘indallāhir-rizqa wa‘budūhu wasykurū lah(ū), ilaihi turja‘ūn(a).
Sesungguhnya
apa yang kamu sembah selain Allah hanyalah berhala-berhala dan kamu
membuat kebohongan. Sesungguhnya apa yang kamu sembah selain Allah tidak
mampu memberikan rezeki kepadamu. Maka, mintalah rezeki dari sisi
Allah, sembahlah Dia, dan bersyukurlah kepada-Nya. Hanya kepada-Nya kamu
akan dikembalikan.
Wa in tukażżibū faqad każżaba umamum min qablikum, wa mā ‘alar-rasūli illal-balāgul-mubīn(u).
Jika
kamu mendustakan (ajaran Allah), sungguh umat-umat sebelum kamu juga
telah mendustakan (para rasul). Kewajiban rasul itu hanyalah
menyampaikan (agama Allah) dengan jelas.”
Apakah
mereka tidak memperhatikan bagaimana Allah memulai penciptaan
(makhluk), kemudian mengembalikannya (menghidupkannya lagi)?
Sesungguhnya yang demikian itu mudah bagi Allah.
Katakanlah,
“Berjalanlah di (muka) bumi, lalu perhatikanlah bagaimana Allah memulai
penciptaan (semua makhluk). Kemudian, Allah membuat kejadian yang akhir
(setelah mati di akhirat kelak). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas
segala sesuatu.
Wal-lażīna kafarū bi'āyātillāhi wa liqā'ihī ulā'ika ya'isū mir raḥmatī wa ulā'ika lahum ‘ażābun alīm(un).
Orang-orang
yang kufur terhadap ayat-ayat Allah dan pertemuan dengan-Nya, mereka
itu berputus asa dari rahmat-Ku dan mereka itu akan mendapat azab yang
pedih.
Famā
kāna jawāba qaumihī illā an qaluqtulūhu au ḥarriqūhu fa anjāhullāhu
minan-nār(i), inna fī żālika la'āyātil liqaumiy yu'minūn(a).
Maka,
tidak ada jawaban kaumnya (Ibrahim), selain mengatakan, “Bunuhlah atau
bakarlah dia!” Lalu, Allah menyelamatkannya dari api. Sesungguhnya pada
yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah)
bagi kaum yang beriman.
Wa
qāla innamattakhażtum min dūnillāhi auṡānam mawaddata bainikum
fil-ḥayātid-dun-yā, ṡumma yaumal-qiyāmati yakfuru ba‘ḍukum biba‘ḍiw wa
yal‘anu ba‘ḍukum ba‘ḍā(n), wa ma'wākumun nāru wa mā lakum min
nāṣirīn(a).
Dia
(Ibrahim) berkata, “Sesungguhnya apa yang kamu sembah selain Allah
berupa berhala-berhala hanyalah untuk menciptakan hubungan harmonis di
antara kamu dalam kehidupan dunia. Kemudian, pada hari Kiamat sebagian
kamu akan saling mengingkari dan saling mengutuk. Tempat kembalimu
adalah neraka dan sama sekali tidak ada penolong bagimu.”
Fa āmana lahū lūṭ(un), wa qāla innī muhājirun ilā rabbī, innahū huwal-‘azīzul-ḥakīm(u).
Maka,
Lut membenarkan (kenabian Ibrahim). Dia (Ibrahim) pun berkata,
“Sesungguhnya aku berhijrah ke (tempat yang diperintahkan) Tuhanku.
Sesungguhnya Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
Wa
wahabnā lahū isḥāqa wa ya‘qūba wa ja‘alnā fī żurriyyatihin nubuwwata
wal-kitāba wa ātaināhu ajrahū fid-dun-yā, wa innahū fil-ākhirati
laminaṣ-ṣāliḥīn(a).
Kami
anugerahkan kepadanya (Ibrahim) Ishaq dan Ya‘qub. Kami jadikan pada
keturunannya kenabian dan kitab serta Kami berikan kepadanya balasan di
dunia.571) Sesungguhnya di akhirat dia benar-benar termasuk orang-orang saleh.
Catatan Kaki
571) Balasan yang dimaksud pada ayat ini adalah memberikan anak cucu yang baik, kenabian kepada keturunannya, dan pujian.
Wa lūṭan iż qāla liqaumihī innakum lata'tūnal-fāḥisyata mā sabaqakum bihā min aḥadim minal-‘ālamīn(a).
(Ingatlah)
ketika Lut berkata kepada kaumnya, “Sesungguhnya kamu benar-benar
melakukan perbuatan yang sangat keji (homoseksual) yang tidak pernah
dilakukan oleh seorang pun sebelum kamu di alam semesta.
A'innakum
lata'tūnar-rijāla wa taqṭa‘ūnas-sabīl(a), wa ta'tūna fī
nādīkumul-munkar(a), famā kāna jawāba qaumihī illā an qālu'tinā
bi‘ażābillāhi in kunta minaṣ-ṣādiqīn(a).
Pantaskah kamu mendatangi laki-laki (untuk melampiaskan syahwat), menyamun,572)
dan mengerjakan kemungkaran di tempat-tempat pertemuanmu?” Maka,
jawaban kaumnya tidak lain hanyalah mengatakan, “Datangkanlah kepada
kami azab Allah jika engkau termasuk orang-orang benar!”
Catatan Kaki
572) Sebagian mufasir mengartikan taqṭa‘ūnas-sabīl dengan ‘melakukan perbuatan keji terhadap orang-orang yang dalam perjalanan’ karena sebagian besar mereka melakukan homoseks itu dengan tamu-tamu yang datang ke kampung mereka. Ada lagi yang mengartikannya dengan ‘memutus jalur keturunan’ karena mereka berbuat homoseks.
Wa lammā jā'at rusulunā ibrāhīma bil-busyrā, qālū innā muhlikū ahli hāżihil-qaryah(ti), inna ahlahā kānū ẓālimīn(a).
Ketika utusan-utusan Kami (para malaikat) datang kepada Ibrahim membawa kabar gembira,573) mereka berkata, “Sesungguhnya kami akan membinasakan penduduk negeri ini. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang zalim.”
Catatan Kaki
573) Kabar gembira yang dimaksud adalah bahwa Nabi Ibrahim a.s. akan mendapatkan putra.
Dia
(Ibrahim) berkata, “Sesungguhnya di kota itu ada Lut.” Mereka berkata,
“Kami lebih tahu siapa yang ada di kota itu. Kami pasti akan
menyelamatkan dia dan pengikut-pengikutnya, kecuali istrinya. Dia
termasuk (orang-orang kafir) yang tertinggal.”
Wa
lammā an jā'at rusulunā lūṭan sī'a bihim wa ḍāqa bihim żar‘aw wa qālū
lā takhaf wa lā taḥzan, innā munajjūka wa ahlaka illamra'ataka kānat
minal-gābirīn(a).
Ketika para utusan Kami datang kepada Lut, ia sedih karena (kedatangan) mereka574)
dan merasa tidak mempunyai kekuatan untuk melindunginya. Mereka pun
berkata, “Janganlah takut dan jangan sedih. Sesungguhnya kami akan
menyelamatkan kamu dan pengikut-pengikutmu, kecuali istrimu. Dia
termasuk (orang-orang kafir) yang tertinggal.”
Catatan Kaki
574) Nabi Lut a.s. merasa sedih akan kedatangan utusan-utusan Allah Swt. itu karena mereka adalah pemuda yang rupawan, sedangkan kaum Lut sangat menyukai pemuda-pemuda yang rupawan untuk diajak melakukan homoseks. Dia merasa tidak sanggup melindungi mereka jika ada gangguan dari kaumnya.
Wa ilā madyana akhāhum syu‘aibā(n), faqāla yā qaumi‘budullāha warjul-yaumal-ākhira wa lā ta‘ṡau fil-arḍi mufsidīn(a).
Kepada
penduduk Madyan (Kami utus) saudara mereka, (yaitu) Syuʻaib. Dia
berkata, “Wahai kaumku, sembahlah Allah, harapkanlah (pahala) hari
akhir, dan janganlah berkeliaran di bumi untuk berbuat kerusakan.”
Wa
‘ādaw wa ṡamūda wa qat tabayyana lakum mim masākinihim, wa zayyana
lahumusy-syaiṭānu a‘mālahum faṣaddahum ‘anis-sabīli wa kānū
mustabṣirīn(a).
Juga
(ingatlah kaum) ‘Ad dan Samud. Sungguh telah nyata bagi kamu
(kehancuran mereka) dari (puing-puing) tempat tinggal mereka. Setan
menjadikan terasa indah perbuatan (buruk) mereka, sehingga menghalangi
mereka dari jalan (Allah), sedangkan mereka dahulu adalah orang-orang
yang berpandangan tajam,
Wa qārūna wa fir‘auna wa hāmān(a), wa laqad jā'ahum mūsā bil-bayyināti fastakbarū fil-arḍi wa mā kānū sābiqīn(a).
dan
(juga) Qarun, Fir‘aun, dan Haman. Sungguh, benar-benar telah datang
kepada mereka Musa dengan (membawa) keterangan-keterangan yang nyata.
Tetapi mereka berlaku sombong di bumi, dan mereka orang-orang yang tidak
luput (dari azab Allah).
Fakullan
akhażnā biżambih(ī), faminhum man arsalnā ‘alaihi ḥāṣibā(n), wa minhum
man akhażathuṣ-ṣaiḥah(tu), wa minhum man khasafnā bihil-arḍ(a), wa
minhum man agraqnā, wa mā kānallāhu liyaẓlimahum wa lākin kānū anfusahum
yaẓlimūn(a).
Masing-masing
(dari mereka) Kami azab karena dosanya. Di antara mereka ada yang Kami
timpakan angin kencang (yang mengandung) batu kerikil, ada yang ditimpa
suara keras yang mengguntur, ada yang Kami benamkan ke dalam bumi, dan
ada pula yang Kami tenggelamkan. Tidaklah Allah menzalimi mereka, tetapi
merekalah yang menzalimi dirinya sendiri.
Maṡalul-lażīnattakhażū
min dūnillāhi auliyā'a kamaṡalil-‘ankabūt(i), ittakhażat baitā(n), wa
inna auhanal-buyūti labaitul-‘ankabūt(i), lau kānū ya‘lamūn(a).
Perumpamaan orang-orang yang menjadikan selain Allah sebagai pelindung576)
adalah seperti laba-laba betina yang membuat rumah. Sesungguhnya rumah
yang paling lemah ialah rumah laba-laba. Jika mereka tahu, (niscaya
tidak akan menyembahnya).
Allah menciptakan langit dan bumi dengan hak.577) Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang mukmin.
Catatan Kaki
577) Allah Swt. menciptakan semua yang disebutkan itu bukan dengan percuma, melainkan dengan penuh hikmah.
Utlu
mā ūḥiya ilaika minal-kitābi wa aqimiṣ-ṣalāh(ta), innaṣ-ṣalāta tanhā
‘anil-faḥsyā'i wal-munkar(i), wa lażikrullāhi akbar(u), wallāhu ya‘lamu
mā taṣna‘ūn(a).
Bacalah
(Nabi Muhammad) Kitab (Al-Qur’an) yang telah diwahyukan kepadamu dan
tegakkanlah salat. Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan) keji
dan mungkar. Sungguh, mengingat Allah (salat) itu lebih besar
(keutamaannya daripada ibadah yang lain). Allah mengetahui apa yang kamu
kerjakan.
Wa
lā tujādilū ahlal-kitābi illā bil-latī hiya aḥsan(u), illal-lażīna
ẓalamū minhum wa qūlū āmannā bil-lażī unzila ilainā wa unzila ilaikum wa
ilāhunā wa ilāhukum wāḥiduw wa naḥnu lahū muslimūn(a).
Janganlah
kamu mendebat Ahlulkitab melainkan dengan cara yang lebih baik, kecuali
terhadap orang-orang yang berbuat zalim di antara mereka. Katakanlah,
“Kami beriman pada (kitab) yang diturunkan kepada kami dan yang
diturunkan kepadamu. Tuhan kami dan Tuhanmu adalah satu. Hanya
kepada-Nya kami berserah diri.”
Wa
każālika anzalnā ilaikal-kitāb(a), fal-lażīna ātaināhumul-kitāba
yu'minūna bih(ī), wa min hā'ulā'i may yu'minu bih(ī), wa mā yajḥadu
bi'āyātinā illal-kāfirūn(a).
Demikianlah
Kami turunkan Kitab (Al-Qur’an) kepadamu. Adapun orang-orang yang telah
Kami berikan Kitab (Taurat dan Injil), mereka beriman kepadanya
(Al-Qur’an). Di antara mereka (orang-orang kafir Makkah), ada (pula)
yang beriman kepadanya. Tidaklah mengingkari ayat-ayat Kami, kecuali
orang-orang kafir.
Wa mā kunta tatlū min qablihī min kitābiw wa lā takhuṭṭuhū biyamīnika iżal lartābal-mubṭilūn(a).
Engkau
(Nabi Muhammad) tidak pernah membaca suatu kitab pun sebelumnya
(Al-Qur’an) dan tidak (pula) menuliskannya dengan tangan kananmu.
Sekiranya (engkau pernah membaca dan menulis,) niscaya orang-orang yang
mengingkarinya ragu (bahwa ia dari Allah).
Bal huwa āyātum bayyinātun fī ṣudūril-lażīna ūtul-‘ilm(a), wa mā yajḥadu bi'āyātinā illaẓ-ẓālimūn(a).
Sebenarnya,
ia (Al-Qur’an) adalah ayat-ayat yang jelas di dalam dada orang-orang
yang berilmu. Tidaklah mengingkari ayat-ayat Kami, kecuali orang-orang
zalim.
Wa qālū lau lā unzila ‘alaihi āyātum mir rabbih(ī), qul innamal-āyātu ‘indallāh(i), wa innamā ana nażīrum mubīn(un).
Mereka
(orang-orang kafir) berkata, “Mengapa tidak diturunkan kepadanya
bukti-bukti (mukjizat) dari Tuhannya?” Katakanlah (Nabi Muhammad),
“Bukti-bukti (mukjizat) itu hanya ada di sisi Allah, sedangkan aku
hanyalah pemberi peringatan yang jelas.”
Tidak
cukupkah bagi mereka bahwa Kami menurunkan Kitab (Al-Qur’an) kepadamu
yang dibacakan kepada mereka? Sesungguhnya di dalam (Al-Qur’an) itu
benar-benar terdapat rahmat dan pelajaran bagi orang-orang yang beriman.
Qul
kafā billāhi bainī wa bainakum syahīdā(n), ya‘lamu mā fis-samāwāti
wal-arḍ(i), wal-lażīna āmanū bil-bāṭili wa kafarū billāhi ulā'ika
humul-khāsirūn(a).
Katakanlah
(Nabi Muhammad), “Cukuplah Allah menjadi saksi antara aku dan kamu. Dia
mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi. Orang-orang yang
memercayai kebatilan dan kufur kepada Allah, mereka itulah orang-orang
yang rugi.”
Wa
yasta‘jilūnaka bil-‘ażāb(i), wa lau lā ajalum musammal
lajā'ahumul-‘ażāb(u), wa laya'tiyannahum bagtataw wa hum lā
yasy‘urūn(a).
Mereka
minta agar engkau menyegerakan (datangnya) azab. Kalau bukan karena
waktunya telah ditetapkan, niscaya azab datang kepada mereka. (Azab itu)
benar-benar akan datang kepada mereka dengan tiba-tiba, sedangkan
mereka tidak menyadarinya.
Wal-lażīna
āmanū wa ‘amiluṣ-ṣāliḥāti lanubawwi'annahum minal-jannati gurafan tajrī
min taḥtihal-anhāru khālidīna fīhā, ni‘ma ajrul-‘āmilīn(a).
Orang-orang
yang beriman dan beramal saleh benar-benar akan Kami tempatkan mereka
pada tempat tinggal yang mulia di dalam surga. Mengalir di bawahnya
sungai-sungai (dan) mereka kekal di dalamnya. Itulah sebaik-baik balasan
bagi orang-orang yang beramal (saleh).
Wa ka'ayyim min dābbatil lā taḥmilu rizqahā, allāhu yarzuquhā wa iyyākum, wa huwas-samī‘ul-‘alīm(u).
Betapa
banyak hewan bergerak yang tidak dapat mengusahakan rezekinya sendiri.
Allahlah yang memberi rezeki kepadanya dan kepadamu. Dia Maha Mendengar
lagi Maha Mengetahui.
Wa la'in sa'altahum man khalaqas-samāwāti wal-arḍa wa sakhkharasy-syamsa wal-qamara layaqūlunnallāh(u), fa'annā yu'fakūn(a).
Jika
engkau bertanya kepada mereka, “Siapakah yang menciptakan langit dan
bumi serta menundukkan matahari dan bulan,” pasti mereka akan menjawab,
“Allah.” Maka, mengapa mereka bisa dipalingkan?
Allāhu yabsuṭur-rizqa limay yasyā'u min ‘ibādihī wa yaqdiru lah(ū), innallāha bikulli syai'in ‘alīm(un).
Allah
melapangkan rezeki bagi orang yang Dia kehendaki di antara
hamba-hamba-Nya dan Dia (pula) yang menyempitkan (rezeki) baginya.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
Wa
la'in sa'altahum man nazzala minas-samā'i mā'an fa'aḥyā bihil-arḍa mim
ba‘di mautihā layaqūlunnallāh(u), qulil-ḥamdu lillāh(i), bal akṡaruhum
lā ya‘qilūn(a).
Jika
engkau bertanya kepada mereka, “Siapakah yang menurunkan air dari
langit, lalu dengan (air) itu menghidupkan bumi setelah mati,” pasti
mereka akan menjawab, “Allah.” Katakanlah, “Segala puji bagi Allah.”
Akan tetapi, kebanyakan mereka tidak mengerti.
Wa mā hāżihil-ḥayātud-dun-yā illā lahwuw wa la‘ib(un), wa innad-dāral-ākhirata lahiyal-ḥayawān(u), lau kānū ya‘lamūn(a).
Kehidupan
dunia ini tidak lain hanyalah senda gurau dan permainan. Sesungguhnya
negeri akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya seandainya mereka
mengetahui.
Apabila
naik ke dalam bahtera, mereka berdoa kepada Allah dengan penuh rasa
pengabdian (ikhlas) kepada-Nya. Akan tetapi, ketika Dia (Allah)
menyelamatkan mereka sampai ke darat, tiba-tiba mereka (kembali)
mempersekutukan (Allah).
Liyakfurū bimā ātaināhum wa liyatamatta‘ū, fasaufa ya‘lamūn(a).
Biarkanlah
mereka mengingkari nikmat yang telah Kami anugerahkan kepada mereka dan
biarkanlah mereka (hidup) bersenang-senang (dalam kekafiran). Kelak
mereka akan mengetahui (akibat perbuatannya).
Awalam
yarau annā ja‘alnā ḥaraman āminaw wa yutakhaṭṭafun-nāsu min ḥaulihim,
afabil-bāṭili yu'minūna wa bini‘matillāhi yakfurūn(a).
Tidakkah
mereka memperhatikan bahwa Kami telah menjadikan (negeri mereka) tanah
suci yang aman, padahal manusia di sekitarnya sering mengalami
penculikan? Mengapa (setelah nyata kebenaran) mereka masih percaya
kepada yang batil dan ingkar kepada nikmat Allah?
Wa man aẓlamu mimmaniftarā ‘alallāhi każiban au każżaba bil-ḥaqqi lammā jā'ah(ū), alaisa fī jahannama maṡwal lil-kāfirīn(a).
Siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mengada-adakan kebohongan kepada Allah atau orang yang mendustakan kebenaran578) ketika (kebenaran) itu datang kepadanya? Bukankah dalam (neraka) Jahanam ada tempat bagi orang-orang kafir?
Catatan Kaki
578) Salah satu bentuk mendustakan kebenaran adalah mendustakan kenabian Muhammad saw.
Wal-lażīna jāhadū fīnā lanahdiyannahum subulanā, wa innallāha lama‘al-muḥsinīn(a).
Orang-orang
yang berusaha dengan sungguh-sungguh untuk (mencari keridaan) Kami
benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami.
Sesungguhnya Allah benar-benar bersama orang-orang yang berbuat
kebaikan.
Traktir creator minum kopi dengan cara memberi sedikit donasi. Silahkan Pilih Metode Pembayaran